Part 30

3.6K 70 1
                                    

Shella hendak membalasnya, tiba-tiba kakinya tersangkut oleh selang yang sedang digunakan Jidan membasuh motornya.

"Aaa!" teriak Shella saat dirinya hampir jatuh. Segera Jidan bangkit, melempar selang ditangannya dan menangkap tubuh Shella yang hampir terjatuh ke tanah.

***

"Kalo menurut GPS di hpnya, ini rumahnya," gumam Devan saat baru saja sampai didepan rumah besar.

"Kira-kira, Shella ada disini nggak, ya?"

Devan langsung masuk kedalam, karena gerbangnya juga sudah terbuka dan tak ada satpam disana.

Napas Shella memburu seketika, kala wajah Jidan begitu dekat dengannya, jantungnya terombang-ambing saat ini, bahkan matanya tak berkedip karena tak ingin melewatkan pemandangan indah dari wajah tampan milik Jidan.

Tentu saja, perempuan itu memanfaatkan kesempatan bagus ini. Ia dengan sengaja menguatkan pegangannya pada leher Jidan dan tersenyum.

"Jangan dilepas ya, muka kamu terlalu ganteng buat aku lewatin," ujarnya.

Jidan tak meresponnya, namun satu yang pasti, ia tak bisa lagi mengontrol perasaannya. Lelaki itu mendekatkan wajahnya membuat ekspresi wajah Shella yang awalnya ceria menjadi ketakutan.

"Oh... jadi kamu selingkuh sama anak badung ini?" ucap Devan dengan lantang saat Jidan hampir mencapai tujuannya itu.

"Devan?" kaget Shella. Segera mengatur posisinya dengan benar, karena terkejut akan kedatangan Devan.

Devan menghampiri mereka berdua dengan emosi yang meluap-luap.

"D-devan, kok kamu bisa kesini?" tanya Shella terbata-bata.

"Kenapa, kamu kaget liat aku pergokin kamu selingkuh sama anak badung ini?" sungut Devan.

"Siapa yang lo panggil badung?" sahut Jidan.

"Lo!"

"Kenapa? Gak suka?" timpal Devan melihat Jidan menatapnya dengan tatapan tajam.

"Jidan, Devan, udah-udah," lerai Shella saat melihat ekspresi wajah kedua lelaki itu yang terlihat akan bertengkar.

Devan menoleh pada Shella, "Shella, kamu murahan banget ya, jadi cewek. Mau kok sama anak berandalan kayak dia?"

"Apa untungnya coba, kamu selingkuh sama anak ini? Lebih baik juga, aku." Devan terus menghina Jidan, karena ia merupakan anak motor, berbeda dengannya yang menjadi pekerja kantoran.

"Anak sama ibunya ternyata gak jauh beda, sama-sama tukang selingkuh." Devan kali ini menghina Shella.

Plak!

Shella menampar pipi Devan dengan keras, ia tak terima saat ibunya itu dihina-hina olehnya.

"Jaga ya, omongan kamu!"

"Devan, kamu bisa aja hina-hina aku, tapi aku gak terima kamu hina-hina Mama aku!" marah Shella.

"Emang faktanya kok, nyokap lo itu tukang selingkuh, dan bokap gue aja dia embat," timpal Devan.

Lalu Devan pergi setelah menghina-hina keluarga itu. Shella mengepalkan tangannya, menatap punggung Devan yang hampir menghilang.

"Lo gak papa?" tanya Jidan melihat wajah Shella yang memerah, karena menahan emosi.

"Enggak," jawab Shella kembali ceria. Dari sorot matanya terlihat sekali, jika ia sedang terluka saat ini.

Gadis itu segera pergi, masuk kedalam rumah, menahan air mata yang sudah terbendung di pelupuk mata.

Dijodohkan dengan Ketua Geng [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang