Jidan menunjuk pada Robi, "Dan lo. Bilangin sama si Devan itu, stop campurin urusan rumah tangga gue!"
Robi segera pergi dari sana. Ia tak mau kena amuk dari Jidan, biar Lea saja yang merasakannya.
"Jidan, aku minta maaf. Aku gak ada maksud buat lakuin itu." Lea memohon-mohon pada Jidan.
"Aku lakuin ini semua karena aku gak mau Rangga hidup tanpa ayah."
"Itu salah lo sendiri! Lo yang salah karena lo gak bisa jaga diri lo sendiri, dan lo dengan mudah kasih kehormatan lo sama cowok yang gak bener!" bentak Jidan dengan lantang membuat tidur Shella terusik.
"Jidan ngapain lagi sih dia?" kesal Shella. Ia bangun dan pergi ke arah suara dari Jidan.
"Jidan!" pekik Shella membuat kedua orang itu menoleh. Shella berjalan ke arah mereka.
"Kamu kenapa sih bentak-bentak Lea terus?" tanya Shella.
"Tanya aja sendiri sama orangnya," ketus Jidan.
"Lea, kamu lakuin apa? Coba, bilang sama aku, jangan takut. Kalo Jidan nyakitin kamu, bilang aja sama aku, biar aku yang marahin dia nanti," kata Shella dengan lembut.
"Bukan Jidan yang udah sakitin aku, tapi aku yang udah sakitin kamu, Shella." Lea meraih kedua tangan Shella.
"Maksud kamu?"
"Dia sengaja sekongkol sama seseorang buat fitnah gue," sahut Jidan.
"Sekongkol?"
"Iya. Aku sekongkol sama temen aku. Dia bilang, ketuanya itu pengen hancurin hubungan kalian. Mereka minta aku buat tuduh Jidan kalo Rangga itu anaknya dan nikahin aku, dengan begitu kamu bakal kecewa dan pergi ninggalin dia."
"Tapi... cinta kamu terlalu besar untuk Jidan, dan gak akan ada yang bisa pisahin kalian berdua. Cinta kalian berdua sama-sama besar," kata Lea.
"Harusnya dari dulu lo ngakunya, sebelum gue nikahin lo. Kalo kayak gini 'kan gue nikah dua kali seumur hidup," sahut Jidan lagi.
"Aku minta maaf sama kalian berdua, aku udah jadi duri diantara hubungan kalian. Aku bakalan pergi dari sini," ujar Lea.
"Tapi, ini udah malem, Lea. Kamu mau pergi ke mana?" tanya Shella khawatir.
"Aku ada rumah kok, kamu tenang aja."
Shella memeluk Lea dengan erat, meskipun Lea itu sudah menyakitinya. Tetapi, ia juga bisa merasakan bagaimana jadi Lea, dan ia bisa memaafkan itu.
Satu persatu masalah yang datang pada hubungan antara Jidan dan Shella kian terselesaikan.
Bruk!
Jidan dan Shella menjatuhkan tubuh mereka di atas kasur.
"Akhirnya, masalah ini selesai juga. Capek banget gue ngadepin masalah yang terus dateng," tutur Jidan dengan membaringkan tubuhnya di atas kasur.
"Mungkin itu si masalah udah bestian sama kamu, makanya terus aja dateng," kelakar Shella.
Jidan menghadap Shella dan menatapnya, "Shella, lo harus janji sama gue."
"Janji apa?" Shella ikut menghadap padanya.
"Janji, kalo lo bakalan selalu ada disaat gue ada masalah, dan selalu selesainnya bareng-bareng."
"Lho, itu 'kan tugas aku. Nemenin kamu disaat suka maupun duka," balas Shella.
"Jadi... disaat duka pun, lo bakalan ada disisi gue?" Shella mengangguk dengan mantap. Jidan langsung tersenyum senang.
Keesokan harinya...
KAMU SEDANG MEMBACA
Dijodohkan dengan Ketua Geng [END]
Teen FictionFOLLOW SEBELUM BACA, KALO UDAH BACA, JANGAN LUPA VOTE, ANGGAP AJA SEBAGAI PENGHARGAAN BUAT HASIL MIKIR, MAKASIH! Shella, seorang gadis yang pintar, mandiri, jauh dari pergaulan bebas. Tiba-tiba saja, ia dijodohkan oleh Ibunya dengan lelaki yang suka...