🪶 Flashback 01: A Hope

329 40 30
                                    

Pertengahan Musim Gugur, 2008

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pertengahan Musim Gugur, 2008.

Angin musim gugur berhembus kencang siang itu, menerbangkan spanduk dan baliho besar di depan Seoul University Hospital. Spanduk bertuliskan “희망을 가져오다: 선량한 수술” itu tercetak besar untuk memancing masyarakat sekitar agar mengunjungi acara mereka. Itu adalah acara amal bertemakan peran bedah dalam membawa harapan dan pemulihan bagi pasien yang mengalami masalah kesehatan yang memerlukan intervensi bedah. Acara ini memang diselenggarakan oleh Departemen Bedah di SUH dan sering dilaksanakan setiap tahunnya.

Di sekitar lapangan dekat Departemen Bedah, paramedis dan mahasiswa kesehatan saling bantu untuk mensukseskan acara amal ini. Beberapa diantara mereka membagikan brosur mengenai acara amal tersebut serta edukasi pentingnya peran bedah dalam pemulihan pasien.

Sementara tenaga medis sedang melakukan tugas mereka, ada juga sekelompok mahasiswa tingkat akhir dari jurusan Jurnalistik tengah duduk berkumpul di sebuah minimarket. Kebetulan minimarket itu berdekatan dengan lokasi diadakannya acara amal tersebut. Mereka terus mendiskusikan, sekiranya bagaimana cara mereka membagi tugas agar kedatangan mereka ke tempat itu tidak sia-sia.

“Bagaimana? Kalian setuju dengan tugas ini?” Seorang gadis dengan rambut keriting yang sedikit mengembangnya bertanya ke arah tiga gadis lainnya.

“Setuju!” Seorang gadis lain bernama Miyeon menyambut dengan baik pertanyaan dari Bora, gadis dengan rambut keriting tadi.

“Ya!” Tapi sepertinya usulan itu tidak disetujui oleh seseorang. Dia menggebrak meja kecil di tengah mereka dengan sedikit keras, membuat gadis lainnya terlonjak kaget. “Kalian gila ya membagi tugas seperti itu? Bagaimana mungkin aku dan Yoona mendapat tugas lebih berat daripada kalian?”

“Ya! Choi Sooyoung! Apanya yang lebih berat? Kita sama-sama mengerjakan tugas!” Bora berdiri dari tempat duduknya.

Sooyoung yang kesal ikut berdiri. “Dimana-mana tugas itu dibagi secara adil! Kau hanya melakukan dokumentasi dan keliling, sementara aku dan Yoona harus melakukan wawancara?!”

“Kau!”

“Sooyoung-a~” Gadis di samping Sooyoung yang tak lain adalah Yoona menarik pelan lengan gadis itu. “Tidak perlu memperbesar masalah.”

“APA? Aku tidak memperbesar masalah!” Sooyoung semakin menggebu-gebu. Jika saja bisa, dia mungkin akan membalikkan meja kecil di hadapannya.

“Bukan begitu..” Rasanya Yoona hampir menyerah jika harus meredakan emosi sahabatnya itu.

“Lihat! Yoona saja tidak keberatan.” Bora tersenyum penuh kemenangan. Ia mengambil tas punggungnya dan mengkode Miyeon untuk ikut berdiri. “Yoona-ya.. Aku tau kau sangat kompeten di bidang ini. Jadi aku mohon kerjasamanya ya!”

Setelahnya, Bora dan Miyeon langsung pergi dari tempat mereka. Meninggalkan Sooyoung yang masih sangat kesal dan Yoona yang harus menenangkan gadis itu.

DILUTED HORIZONS [COMPLETE] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang