🪶 35. Pandemonium

463 53 30
                                    

Awalnya Junho dan Jongsuk hanya fokus pada percakapan mereka bersama salah seorang pejabat di Kantor Imigrasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Awalnya Junho dan Jongsuk hanya fokus pada percakapan mereka bersama salah seorang pejabat di Kantor Imigrasi. Mereka membicarakan banyak hal, salah satunya mengenai rasa terima kasih pemerintah Eldoria pada relawan dari Korea Selatan selama setahun terakhir ini. Namun, pembicaraan itu terhenti karena seseorang masuk dan berbicara dalam bahasa Arab kepada pejabat itu.

Hal yang membuat Junho dan Jongsuk heran adalah raut wajah sang pejabat yang berubah drastis. Ia tampak terkejut dengan informasi yang dibawa. Kemudian pejabat itu mendapat panggilan telepon darurat dan perubahan ekspresinya semakin terlihat takut.

Tentu saja itu membuat Junho dan Jongsuk heran sekaligus bingung. Namun sebelum itu terjadi, ponsel milik Jongsuk berbunyi dan pria itu mengangkatnya. Di saat yang bersamaan, Junho mendapatkan sebuah pesan singkat dari Jaewan. Ia mengernyitkan dahi saat sahabatnya itu mengirim sebuah link berita padanya.

"Ledakan Beruntun dan Pengeboman Massal Menghancurkan Al-Badia, Ash-Sha'ar, dan Bahr: Jumlah Korban Terus Bertambah.."

Seketika Junho terdiam kaku saat membaca headline berita tersebut. Pengeboman massal di Al-Badia? Itu artinya sesuatu yang buruk terjadi di kota tersebut. Kemudian ia langsung menatap Jongsuk yang ternyata menampilkan raut wajah yang sama. Dan pada saat itu, Junho merasa ini bagaikan sebuah mimpi buruk yang datang untuk kesekian kalinya.

***

Yoona perlahan mulai sadar setelah 15 menit berlalu dengan cepat. Telinganya menangkap suara sirine yang memekakkan telinga dan teriakan orang-orang di sekitarnya. Suara gemuruh puing-puing yang bergeser dan suara-suara cemas bercampur dalam kesadarannya yang perlahan kembali.

Saat mata Yoona terbuka, pandangannya buram dan kepalanya terasa berdenyut sakit. Ia mencoba menggerakkan tubuhnya yang terasa kaku, tetapi segera merasakan nyeri di kepala. Ia baru menyadari ada darah yang mengalir dari luka di area tersebut.

Dengan usaha yang lebih besar, Yoona mengangkat kepalanya dan menatap sekitar dengan bingung. Bangunan yang awalnya berdiri kokoh dan rapi kini berubah drastis. Puing-puing berserakan di mana-mana dan asap tebal masih mengepul dari tempatnya sekarang. Pandangan Yoona kabur dan berputar, tetapi ia bisa melihat tubuh-tubuh tergeletak dan beberapa orang yang berusaha bangkit dari puing-puing. Kakinya pun terasa berat dan terjepit di bawah reruntuhan beton, meskipun tidak terlalu parah.

Yoona terdiam dengan kebingungan yang terasa aneh. Apa yang terjadi? Beberapa menit lalu semuanya tampak baik-baik saja. Semua orang bahkan mengantri dengan baik di area depan, sementara Yoona berjalan ke gedung belakang untuk mencari tangga menuju lantai dua. Tapi kenapa sekarang berubah dengan sangat cepat dan menjadi kacau sekali? Terlebih kenapa bangunan ini menjadi luluh lantak dan semua orang tergeletak dengan tidak berdaya.

Kemudian Yoona mencoba meraih ponselnya untuk meminta bantuan, tetapi ia menyadari bahwa ponselnya hilang entah kemana. Rasa panik mulai menyeruak, tetapi ia berusaha tetap tenang. Dengan tangan yang gemetar hebat, Yoona meraba-raba di sekelilingnya, berharap menemukan sesuatu yang bisa membantunya melepaskan diri dari reruntuhan.

DILUTED HORIZONS [COMPLETE] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang