🪶 50. To Make Peace

426 56 19
                                    

Di sebuah kantin rumah sakit yang cukup sibuk, dua orang dokter sesekali menatap satu sama lain sambil menyuapkan makanan ke mulut mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di sebuah kantin rumah sakit yang cukup sibuk, dua orang dokter sesekali menatap satu sama lain sambil menyuapkan makanan ke mulut mereka. Tak henti-hentinya mereka saling melemparkan kode saat melihat Junho yang lebih fokus pada ponselnya dibandingkan makanan yang ada di meja. Padahal waktu istirahat tinggal beberapa menit lagi, tapi makanan milik Junho masih sangat banyak.

Dua orang dokter yang dimaksud adalah Jaewan dan Minjae. Mereka saling menyikut di bawah meja untuk menegur Junho yang seperti tidak menganggap keberadaan mereka. Tapi pada akhirnya, Jaewan yang berani bicara disaat Minjae hanya menatapnya dengan sorot minta maaf.

"Matamu akan lepas jika melihat ponsel terus."

Kalimat dari Jaewan rupanya tidak membuat Junho menanggapi pria itu. Junho tetap fokus mengetik pesan untuk Yoona di ponselnya.

"5 menit lagi kita harus segera ke ruang operasi, Dokter Lee." Minjae ikut berbicara sambil mengingatkan.

Junho meletakan ponselnya di meja dan mulai mengambil sumpit kembali. "Begitukah?" Katanya bertanya sekilas.

Jaewan hanya berdecak ketika Junho mulai menyuapkan nasi ke mulut. "Nasinya bahkan sudah dingin."

Mendengar kalimat sahabatnya membuat Junho terkekeh. "Kau perhatian sekali."

"Tidak ada lagi sahabat seperhatian aku saat kau pindah nanti." Jaewan mengatakan itu dengan sedikit murung.

Tanpa sadar kalimat Jaewan itu membuat meja mereka diliputi keheningan. Mereka sudah mengetahui bahwa Junho memutuskan untuk pindah negara di pertengahan tahun depan.

"Anda mengatakan itu, saya jadi sedih." Minjae ikut berbicara dengan nada lemas.

"Tenanglah." Junho berucap santai. "Aku bukan mau pindah planet, cuma pindah negara."

"Iya, pindah negara sekaligus lintas benua." Jaewan bersungut-sungut. "Perlu melewati 7.500 km untuk bisa menemuimu lagi."

"Aku masih ada keluarga disini. Dan aku hanya menetap di sana beberapa tahun saja. Selepas Yoona membaik."

Jaewan mengangguk paham. "Aku sangat berharap untuk kesembuhan Yoona."

"Saya juga." Minjae ikut menanggapi. "Tapi sebelum Anda pergi, kita akan melakukan perpisahan dulu kan?"

Junho tampak berpikir. "Haruskah?"

"Ya! Kau seperti tinggal di Korea satu dua tahun saja. Tentu saja kita perlu melakukan perpisahan. Makan malam di luar sepertinya cocok."

Junho tertawa pelan. "Tentu, kita bisa melakukannya. Tapi jangan sekarang. Aku masih disini setidaknya sampai 5 bulan ke depan."

"Good! Jangan pergi tanpa pamit!"

***

Pintu apartemen ditutup dengan pelan saat Junho baru saja sampai di apartemennya menjelang malam. Ia tidak langsung memanggil nama istrinya karena tau Yoona pasti sedang berada di kamar mereka. Junho hanya mengintipnya dari sela pintu kamar dan benar saja Yoona sedang duduk di dekat meja rias berhadapan langsung dengan laptop.

DILUTED HORIZONS [COMPLETE] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang