Beberapa minggu telah berlalu sejak perdebatan terakhir antara Yoona dan Junho. Selama itu pula mereka tidak berkomunikasi, baik langsung maupun melalui telepon. Mereka sama-sama merenungi pertengkaran malam itu, menimbang baik buruknya dan mengambil keputusan akhir yang sekiranya baik untuk masa depan mereka.
Yoona sendiri masih tetap fokus pada pekerjaan karena kurang dari 2 minggu lagi mereka akan kembali ke Korea Selatan. Bohong sekali jika beberapa minggu ini ia baik-baik saja dan melupakan pertengkaran mereka. Justru dia merasa kebingungan dan takut dalam waktu yang bersamaan. Ia juga kerap mengalami gejala cemas lebih sering dibanding biasanya. Tapi Yoona tidak ingin masalah pribadinya itu mempengaruhi pekerjaannya disini.
"Kenapa Eunha lama sekali..." Seungwoo mengeluh untuk kesekian kalinya saat dirinya dan tim yang lain menunggu di dalam mobil.
Jongsuk melirik jam di pergelangan tangannya. Mereka sudah telat hampir 10 menit karena menunggu Eunha yang katanya ingin ke kamar mandi dulu.
"Aku akan menyusulnya." Yoona bersiap untuk keluar dari mobil, tapi dicegah oleh Jongsuk.
"Aku telpon dia dulu." Kemudian Jongsuk menelpon Eunha, tapi tidak ada jawaban sama sekali.
"Tidak apa-apa. Aku akan menyusul Eunha."
Tanpa menunggu jawaban dari rekannya yang lain, Yoona keluar dari pintu mobil bagian belakang. Ia mengambil tangga darurat menuju lantai 3 karena lift masih tidak bisa digunakan.
Saat di depan apartemen, Yoona mengernyitkan dahi karena pintunya tidak tertutup dengan rapat. Mungkin Eunha lupa menutupnya karena buru-buru ingin ke kamar mandi. Kemudian Yoona masuk ke apartemen itu dan menutup pintu.
"Eunha, kau dimana?" Yoona sedikit berteriak untuk mencari keberadaan gadis itu. "Mungkin dia masih di kamar mandi kali ya."
Yoona mencoba untuk mengetuk pintu kamar mandi, tapi hal itu tidak jadi dilakukan. Ia melihat pintu kamar yang biasa ditempati olehnya dan Eunha sedikit terbuka.
"Apa dia di kamar ya?" Yoona bergumam pelan lalu mendekati pintu kamarnya itu. "Eunha, kau disini?"
Tepat saat Yoona membuka pintu dengan lebar, ia langsung tertegun melihatnya. Bukan Eunha yang dia lihat. Melainkan sebuah ruangan gelap tanpa ada cahaya sama sekali. Yoona mengernyitkan dahi. Tempat apa ini?
Yoona mencoba masuk ke ruangan itu dan dia melihat seorang gadis kecil berambut panjang tengah berdiri menghadap sudut ruangan. Gadis itu tampak bergeming dan memunggungi Yoona, sehingga ia tidak bisa melihat wajah anak tersebut.
Yoona terdiam kaku di posisinya sekarang. Apa yang terjadi dengan kamar ini? Seharusnya disini ada ranjang, lemari pakaian dan cermin rias yang biasa digunakan. Tapi sekarang kenapa tiba-tiba kosong dan gelap?
Kemudian cahaya masuk ke ruangan itu dan dia melihat sebuah bayangan muncul di sudut ruangan. Yoona menatap gadis kecil tersebut dan bayangan yang tidak jelas itu secara bergantian. Tiba-tiba jantungnya berdebar sangat keras. Kenapa situasi sekarang seperti mimpi yang setiap malam datang padanya? Padahal ini bukan mimpi kan? Tapi... ini apa?
KAMU SEDANG MEMBACA
DILUTED HORIZONS [COMPLETE] ✓
Romance[DRAMA-FAMILY ROMANCE-PSYCHOLOGICAL] Mereka bilang, hidup Lee Junho dan Lim Yoona adalah keinginan setiap orang yang melihatnya. Karir yang mapan, keluarga kecil yang sempurna dan terjaminnya kehidupan. Siapa yang tidak menginginkannya? Tapi itulah...