Dokter Hwang memperhatikan Yoona yang tampak melamun di sisi ranjang. Mata wanita itu terlihat fokus pada aktivitas di luar jendela. Tapi Dokter Hwang tak yakin Yoona benar-benar melihat ke arah tersebut.
Ini sudah satu bulan sejak Yoona mulai mengingat trauma masa lalunya. Karena itu, Yoona sudah melakukan banyak terapi selama beberapa minggu ini untuk mengurangi depresi, DPDR dan halusinasinya yang semakin parah. Meski belum ada progres yang signifikan, tapi Dokter Hwang merasa keinginan Yoona untuk sembuh cukup terlihat.
Dokter Hwang mengetuk pintu kamar rawat Yoona dan seketika wanita itu menoleh sedikit kaget. Yoona langsung berdiri dan membungkukan badan.
“Apa saya mengganggu Anda?”
Yoona menggeleng saat pria itu masuk ke ruang rawatnya. Kemudian Dokter Hwang melihat sesuatu di genggaman tangan Yoona.
“Sepertinya itu barang yang berharga.”
Yoona melirik dua gelang dalam tangannya. Itu adalah gelang yang dibuat Jena dan Junho sempat mengirimkannya beberapa waktu lalu melalui seorang perawat. Lalu Yoona menatap Dokter Hwang dan mengangguk pelan.
Dokter Hwang duduk di sebuah kursi yang menghadap langsung ke sebuah jendela. Ia termenung sesaat tanpa berkata apapun. Yoona yang melihatnya sedikit heran dan bingung.
“Apa… Ada sesuatu yang ingin Anda sampaikan?” Yoona bertanya ragu.
Dokter Hwang menoleh sekilas dan tersenyum tipis. “Santai saja.”
Yoona ikut duduk di sisi ranjang tanpa mengatakan apapun. Mereka diam selama beberapa menit dan tampak fokus pada pikiran masing-masing.
“Yoona-nim, bukankah sudah cukup lama Anda tidak keluar ruangan dan melihat alam secara langsung?”
Yoona menoleh ke arah Dokter Hwang. “Iya, lebih dari 3 bulan.”
“Setiap hari memang saya selalu menyarankan agar Anda berjemur dan menerima sinar matahari pagi. Tapi lebih sering ditemani oleh perawat.” Dokter Hwang terdiam sejenak. “Bukankah akan lebih nyaman jika Anda bisa menikmati sinar matahari tanpa ditemani oleh mereka?”
Yoona termenung. Sebelum dia masuk Rumah Sakit, bisa dihitung jari kapan dia berjemur. Hidupnya terlalu sibuk untuk mengejar sesuatu atau bahkan dia terlalu sibuk untuk menghilangkan rasa kesepian hingga tidak menyadari anugerah alam yang selama ini didapatkannya. Sesuatu yang sederhana, tapi Yoona benar-benar lupa akan hal itu.
“Terkadang manusia terlalu fokus mengejar sesuatu. Mereka sering buru-buru dan ingin mencapai tujuannya dengan cepat. Mereka kadang tidak menghargai proses dan hanya terpaku pada tujuan akhir.” Dokter Hwang menoleh ke arah Yoona. “Padahal menikmati waktu yang ada, menerima keberadaan diri dan orang-orang tersayang, menerima segala ketidaksempurnaan… Itu jauh lebih bermakna.”
Yoona tidak menjawab. Sesekali matanya terpaku pada gelang di tangannya. Berbicara tentang waktu, ia memang lebih banyak menyesali apa yang sudah terjadi dan mencemaskan sesuatu yang belum terjadi. Padahal dia hidup di masa sekarang, bukan di masa lalu atau masa depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DILUTED HORIZONS [COMPLETE] ✓
Romance[DRAMA-FAMILY ROMANCE-PSYCHOLOGICAL] Mereka bilang, hidup Lee Junho dan Lim Yoona adalah keinginan setiap orang yang melihatnya. Karir yang mapan, keluarga kecil yang sempurna dan terjaminnya kehidupan. Siapa yang tidak menginginkannya? Tapi itulah...