Berita mengenai ledakan besar dan pengeboman massal di tiga kota besar provinsi Pasir Marikh telah menyebar hampir ke seluruh penjuru dunia. Pasalnya insiden ini merupakan insiden pengeboman terbesar yang terjadi sepanjang sejarah terorisme di Eldoria. Tidak hanya itu, pelaku dalam insiden ini juga bukan dari internal. Melainkan dari wilayah luar yang disinyalir sebagai kelompok lain yang ingin merebut pemerintahan Eldoria. Karena itulah, jumlah korban meninggal dunia mencapai ratusan orang dan korban luka berat ataupun ringan mencapai lebih dari 1.000 orang.
Saat mendengar berita tersebut, keluarga Junho di Korea Selatan terus menghubungi anak tengah mereka itu untuk mencari tahu kabar terbarunya. Karena sampai saat ini, tepatnya H+10 sejak peristiwa mengerikan itu terjadi Junho masih tinggal di Eldoria. Ia menemani Yoona yang sedang melewati masa pemulihan fisik dan psikis. Begitupun Sejoon, Jongsuk dan ketiga timnya masih di negara yang sama. Mereka menunda kepulangan karena tidak memungkinkan untuk kembali ke ibu kota saat peristiwa itu terjadi. Sementara timnya yang lain, termasuk sebagian tim Jongsuk sudah kembali ke Korea Selatan sesuai jadwal yang sudah dibuat.
Tapi setidaknya, Junho dan beberapa orang yang tersisa tinggal di ibu kota selama seminggu terakhir ini. Tentu saja, insiden mengerikan itu memberikan dampak fisik dan mental pada para korban. Mungkin mereka tidak dapat fasilitas yang terlalu mendukung, tapi di ibu kota mereka bisa fokus pada pemulihan pasca pengeboman itu sebelum nantinya melakukan perjalanan pulang ke Korea Selatan.
“David!” Junho berseru tertahan saat panggilan teleponnya akhirnya dijawab oleh pria itu. “Kau gila menghilang begitu saja?!”
Dari seberang telepon terdengar suara David yang serak. “Santai. Aku sedang perawatan pasca insiden itu.”
Junho mengernyitkan dahi. Bisa-bisanya David masih bisa santai saat kondisinya sedang tidak baik-baik saja seperti ini. Meski Junho tidak bisa menghubungi David, tapi dia mendapat informasi dari beberapa rekan dokternya bahwa David memang mengalami luka cukup serius dan sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Al-Badia.
“Sekarang aku sudah membaik dan bisa duduk tanpa dibantu.” David menambahkan dengan sedikit terkekeh.
Junho menghela napas lega. “Maaf, aku belum bisa menemuimu.”
“Tidak masalah. Aku mengalami luka di bagian kepala dan lengan, tapi semuanya sudah mulai membaik.” David menenangkan temannya itu.
“Bagaimana denganmu sekarang? Kau tidak mungkin tinggal di sana terus dalam keadaan seperti itu, bukan? Kau harus dirawat oleh keluargamu sendiri.”
“Begitulah. Setelah membaik, mungkin aku akan kembali pulang.” Terdengar helaan napas David di telinga Junho. “Sepertinya aku terkena ASD atau PTSD dan membutuhkan terapi lanjutan selepas dari sini. Kejadian kemarin begitu buruk hingga aku tidak bisa tidur dengan tenang.”
Junho terdiam sambil menatap jendela hotel yang dihuninya selama seminggu terakhir ini. Benar. Insiden kemarin memberikan trauma besar bagi para korbannya. Bahkan Sejoon kemungkinan didiagnosa ASD dan akan menjalani perawatan setelah sampai di Korea, begitupun tiga orang timnya yang lain. Ledakan bom yang silih berganti membuat siapapun merasakan ketakutan yang besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
DILUTED HORIZONS [COMPLETE] ✓
Romance[DRAMA-FAMILY ROMANCE-PSYCHOLOGICAL] Mereka bilang, hidup Lee Junho dan Lim Yoona adalah keinginan setiap orang yang melihatnya. Karir yang mapan, keluarga kecil yang sempurna dan terjaminnya kehidupan. Siapa yang tidak menginginkannya? Tapi itulah...