🪶 41. Exasperation

354 48 64
                                    

Keesokan paginya, Junho kembali mengunjungi Seodaemun Hospital untuk menjenguk Yoona

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keesokan paginya, Junho kembali mengunjungi Seodaemun Hospital untuk menjenguk Yoona. Ia mendengar dari Dokter Hwang kemarin malam bahwa wanita itu sudah sadarkan diri dan menjalani perawatan di poli kejiwaan. Junho yang mendengar itu merasa lega, itu artinya kondisi sang istri semakin stabil dibanding sebelumnya. Ia baru bisa mengunjungi Yoona lagi pagi ini karena semalaman dia harus melakukan operasi dan memantau kondisi pasien sampai pasien tersebut stabil.

Memang beginilah dilema terbesar Junho. Ketika dia berada diantara dua keadaan. Harus memenuhi tanggung jawabnya sebagai dokter dan tanggung jawabnya sebagai suami. Bagaimanapun dia sudah bersumpah mengenai profesinya. Disisi lain dia juga sudah bersumpah dengan pernikahannya.

Seandainya memang Yoona memiliki orang lain dalam hidupnya, entah saudara, orang tua atau keluarga lain, mungkin dia tidak akan setakut ini meninggalkan istrinya sendirian. Hanya saja kondisi Yoona berbeda. Dia hanya memiliki Junho sebagai orang terdekat dan tidak mungkin Junho sebagai suami tidak memprioritaskannya. Bahkan untuk sekarang, Junho hanya bisa mengusahakan sebaik mungkin untuk tetap mengutamakan Yoona di tengah pekerjaannya yang super padat.

Junho keluar dari lift dan berjalan cepat menuju poli kejiwaan. Setelah menyampaikan maksudnya pada satpam di sana, Junho diarahkan ke bagian administrasi untuk menemui seorang perawat.

“Mohon maaf, tapi Yoona-nim berpesan untuk tidak menerima kunjungan dari siapapun dulu hari ini.”

Junho tertegun saat seorang perawat perempuan menyampaikan hal tersebut dengan sopan. Ia bingung kenapa Yoona menghindarinya lagi dan malah semakin mengurung diri.

“Kenapa saya tidak bisa menemuinya? Dia masih dalam perawatan dokter UGD bukan? Lagipula saya suaminya.” Junho berusaha menjelaskan pada perawat itu. Hanya saja sang perawat tidak mengubah keputusannya. Ia hanya membungkuk hormat sebagai permintaan maaf.

Kemudian Dokter Hwang muncul dari salah satu ruangan dan pria itu langsung menghampiri Junho. “Dokter Lee, Anda sudah datang.”

Junho menatap Dokter Hwang dengan bingung. “Kenapa Yoona tidak mau menerima kunjungan hari ini?”

Dokter Hwang memandang Junho sejenak sebelum tersenyum tipis. “Anda ada waktu sekarang? Kebetulan saya ingin berdiskusi beberapa hal dengan Anda, Dokter Lee.”

Junho terdiam. Sekali lagi ia melihat lorong menuju ruang rawat inap untuk melihat kemungkinan Yoona ada disana, meskipun rasanya sangat tidak mungkin. Lalu pria itu menatap Dokter Hwang. Sepertinya memang ada hal penting yang sangat ingin disampaikan psikiater tersebut.

“Baiklah. Sekarang?”

***

Junho duduk di salah satu kursi yang menghadap ke arah meja Dokter Hwang. Itu adalah ruangan yang biasa dijadikan tempat untuk pasien atau wali pasien yang ingin melakukan konsultasi dengan sang dokter.

“Dokter Hwang, apa Yoona memang benar baik-baik saja?”

Dokter Hwang melirik ke arah Junho dan tersenyum tipis. “Setidaknya fisiknya jauh lebih baik dari kemarin meski harus dipantau dengan ketat.”

DILUTED HORIZONS [COMPLETE] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang