Keramaian di kamp pengungsian anak-anak begitu terasa saat Junho dan Seyoung serta dua perawat lainnya sampai di sana. Baru melangkah melewati gerbang kamp saja, anak-anak itu sudah menyambut mereka dengan gembira. Beberapa diantaranya memanggil para dokter dan perawat dengan antusias yang tinggi. Tak lupa, Junho dan timnya juga ikut menyambut dan menyapa mereka dengan hangat. Inilah salah satu alasan kenapa Junho menyukai anak kecil. Tingkah mereka selalu memberikan hal yang positif untuk suasana hatinya.
Sebenarnya paramedis datang ke Bahr dengan tim yang lengkap. Hanya saja mereka membagi tim itu menjadi 3 sub-tim yang lebih kecil. Tim Junho bertugas di kamp pengungsian anak-anak karena mereka memiliki pengetahuan dasar di bidang pediatri. Sedangkan 2 tim lainnya ditugaskan di beberapa kamp lain di wilayah Bahr.
Tak hanya kunjungan biasa, kali ini Junho juga memberikan beberapa bingkisan untuk anak-anak itu sebagai hadiah perpisahan yang diberikan timnya untuk mereka. Ada paket makanan sehat, vitamin dan suplemen bergizi serta cemilan lokal yang populer. Setiap anak mendapatkan haknya masing-masing dan tidak perlu khawatir mereka akan berebut.
“Wah dokter juga membawa hadiah?” Seruan anak laki-laki berusia 8 tahun membuat Junho dan tim lainnya mengerutkan dahi. Juga? Berarti ada orang lain yang memberikan hadiah pada mereka?
“Para wartawan memberikannya juga pada kami.” Remaja perempuan berusia 15 tahun yang menjawabnya sambil menunjuk salah satu selasar di ujung kamp.
Junho dan yang lainnya menoleh ke arah tersebut. Mereka baru menyadari bahwa disana ada Jongsuk dan Yoona yang lebih dulu datang. Keduanya sudah membagikan beberapa paket snack sehat, pakaian baru, alat tulis dan beberapa buku untuk berbagai usia.
Jongsuk dan Yoona yang menyadari adanya tim medis langsung mengangguk sebagai rasa hormat akan kedatangan mereka. Begitupun tim Junho yang melakukan hal yang sama.
Junho menghela napas lega saat mengetahui istrinya ada disana juga. Kemudian ia menatap anak-anak yang tengah berkumpul di dekatnya.
“Sebelum mendapatkan hadiah lagi, kalian harus diperiksa dulu ya!”
***
Junho menatap anak perempuan berusia 5 tahun dengan senyum tipis. Anak itu seperti ketakutan dan berusaha menghindarinya, tapi sayangnya tidak bisa. Dia lebih banyak diam dengan sorot mata yang terlihat gelisah.
“Halo, Fateema!” Junho menyambut anak itu dengan ramah, kemudian membawa Fateema untuk lebih dekat padanya. Sekarang waktunya pemeriksaan rutin dan Fateema adalah anak terakhir yang akan diperiksanya. “Bagaimana kabarmu? Sehat?” Junho berbicara lembut pada gadis kecil yang duduk di kursi sampingnya.
Fateema menggelengkan kepala tapi tidak bersuara.
Junho tampak berpikir. “Kau sedang tidak sehat? Mana yang sakit?”
“Perut.”
Junho mengangguk paham. Sedikitnya ia merasa lega karena Fateema menjawab pertanyaannya. Tidak seperti pemeriksaan sebelumnya yang cenderung pasif.
KAMU SEDANG MEMBACA
DILUTED HORIZONS [COMPLETE] ✓
Romance[DRAMA-FAMILY ROMANCE-PSYCHOLOGICAL] Mereka bilang, hidup Lee Junho dan Lim Yoona adalah keinginan setiap orang yang melihatnya. Karir yang mapan, keluarga kecil yang sempurna dan terjaminnya kehidupan. Siapa yang tidak menginginkannya? Tapi itulah...