Beberapa puluh tahun lalu, Yoona pernah mendengar ungkapan "In three words I can sum up everything I've learned about life: it goes on." dari Robert Frost. Dia mendengar kalimat itu saat usianya masih sangat muda. Mungkin sekitar 15 tahun atau kurang dari itu.
Saat pertama kali mendengar kalimatnya, Yoona merasa tidak mempercayai ungkapan tersebut. Ia berpikir bahwa itu hanyalah omong kosong tanpa ada makna yang jelas. Justru kalimat Robert Frost membuat dirinya semakin khawatir dan cemas dengan ketidakpastian akan dunia yang dijalaninya. Ditinggalkan seorang diri oleh orang tua, hidup di kota tanpa keluarga dan tidak memiliki tujuan hidup. Bukankah wajar jika Yoona merasa hidupnya tidak berguna? Meski dia ingin melanjutkan hidup, tetap saja tidak ada gairah untuk menjalaninya. Saat itu dia berpikir, mungkin hidupnya tidak akan pernah lama dan dia akan menyerah lebih cepat.
Tapi itu pemikirannya dulu. Saat dia masih remaja dan belum memaknai perjalanan hidup seutuhnya. Sekarang semua perspektif itu berubah. Apalagi saat usianya menginjak 71 tahun.
Selama puluhan tahun hidup di dunia, ada banyak peristiwa yang telah membentuk pandangannya tentang kehidupan. Ia telah mengalami berbagai perubahan signifikan dalam kehidupannya, seperti pernikahan, kelahiran anak cucu, kehilangan orang yang dicintai, ataupun transisi karier. Yoona menyadari bahwa hidup tidak pernah berhenti untuk berubah dan berkembang. Pada kenyataannya, hidup terus berlanjut meskipun melewati banyak tantangan dan perubahan.
"Mrs. Lee, bisakah Anda ceritakan buku pertama yang Anda buat? Ada banyak kisah menarik saat saya pertama kali membacanya." Seorang mahasiswa perempuan yang duduk di bagian kursi tengah mengacungkan tangan, membuat Yoona seketika sadar dari lamunan sesaatnya.
Saat ini, Yoona memang sedang melakukan workshop di Friedrich Schiller University untuk mahasiswa Faculty of Social and Behavioural Sciences. Sebetulnya ini adalah workshop dengan tema "Navigating the Future of Journalism in 2056: Ethics, Technology, and Human Stories" dan ada beberapa judul pembahasan. Kebetulan, Yoona mengisi untuk pembahasan Resilience and Mental Health for Journalists, Global Perspectives in Reporting dan Community and Collaborative Journalism. Meski usianya sudah tidak muda lagi, bukan berarti ia berhenti sharing ilmunya kepada orang lain. Dia tetap melakukannya, meski saat ini dia sedang keliling dunia bersama Junho. Sesekali mereka akan ikut berkontribusi dengan organisasi lokal agar bisa menjadi relawan. Termasuk ketika mereka pergi ke kota Jena ini.
Yoona tampak berpikir sejenak sebelum menjawab. Siapapun yang melihatnya sekarang, pasti tidak akan mengira bahwa wanita yang sedang duduk di kursinya itu sudah berusia 71 tahun. Ia terlihat lebih muda dari usia sebenarnya. Yoona juga mengenakan dress anggun dengan potongan sederhana. Rambut panjangnya dicat warna grey alami dan digelung dengan rapi, memberikan kesan modern dan chic. Belum lagi tambahan lain, seperti kalung desain minimalis, anting mutiara kecil, cincin pernikahan dan sepatu hak rendah semakin melengkapi penampilannya saat ini. Meskipun ada beberapa perubahan alami akibat penuaan seperti kerutan dan kulit yang lebih kendur, tapi ia tetap memiliki tubuh yang bugar dan ramping. Matanya tetap mencerminkan kebijaksanaan dan kilauan yang menawan setiap kali orang melihatnya. Senyumannya juga terlihat sangat tulus dan hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
DILUTED HORIZONS [COMPLETE] ✓
Romance[DRAMA-FAMILY ROMANCE-PSYCHOLOGICAL] Mereka bilang, hidup Lee Junho dan Lim Yoona adalah keinginan setiap orang yang melihatnya. Karir yang mapan, keluarga kecil yang sempurna dan terjaminnya kehidupan. Siapa yang tidak menginginkannya? Tapi itulah...