‘Dear J.L,
Sebetulnya aku sangat tersentuh oleh semua surat yang telah kau kirimkan. Mendalami kehidupanmu melalui surat-surat tersebut membuatku merasa dekat denganmu. Namun, ada banyak ketakutan dan keraguan dalam diriku yang membuatku sulit untuk membalas. Meskipun aku menyukaimu, aku merasa ragu dan takut untuk membuka diri karena banyak hal.
Menerima orang baru dalam hidupku bukanlah hal yang mudah. Setiap kali aku mencoba untuk menerima orang lain yang masuk dalam kehidupanku, selalu ada rasa takut yang muncul, takut akan ditolak, takut akan disakiti, dan takut akan kehilangan. Ketakutan itu memang tak pernah menjadi dasar yang jelas, tapi terkadang aku sangat kesulitan mengendalikannya. Perasaan itu kerap menghantui setiap kali aku ingin mengenal orang baru dalam hidupku.
Aku sangat menghargai ketulusanmu dalam menceritakan tentang kehidupanmu, pekerjaanmu, teman-temanmu, dan keluargamu. Itu semua membuatku semakin mengenalmu, meskipun aku belum pernah berani membalas surat-surat itu. Ada kalanya aku ingin sekali menuliskan jawaban, tetapi rasa takut dan keraguan selalu menghentikanku.
Aku berharap kau bisa mengerti bahwa ini bukan tentang dirimu, melainkan tentang diriku yang masih berjuang dengan ketakutan dan keraguan. Terima kasih atas pengertianmu dan kesabaranmu. Mungkin suatu hari nanti, ketika aku sudah lebih siap, ada kesempatan untuk kita bisa berbicara tentang ini secara langsung.
Sincerely,
Y.L’***
Bahkan dalam mimpinya, Junho masih ingat kata demi kata yang sempat dibacanya seminggu lalu itu. Surat balasan yang sangat diharapkan Junho nyatanya memang ada, tapi tidak pernah sampai ke tangannya karena sang pemilik lebih memilih untuk menyembunyikannya. Jika saja Junho tidak datang ke apartemen studio Yoona, akankah dia mengetahui ini? Atau mungkin surat itu akan terkubur hingga dia tidak akan pernah tau tentang isi suratnya.
Junho semakin termenung saat menyadari isi surat tersebut. Ternyata Yoona sudah sejak lama memiliki ketakutan seperti ini, tapi sayangnya dia tidak menyadarinya. Itulah kenapa Yoona lebih sering memilih sendiri dibanding bersama orang lain dan lebih baik menghindar daripada memaksakan diri untuk selalu bersama orang lain. Ada ketakutan besar yang menyelimuti pikiran dan perasaannya, meski dia sendiri tidak tau itu apa.
Saat Yoona mulai menerima orang baru dalam kehidupannya, wanita itu akan memberikan segalanya pada orang tersebut. Dia akan selalu menjadi sahabat bagi Sooyoung. Dia akan selalu menjadi istri dan ibu bagi Junho dan Jena. Dia akan berusaha menjadi menantu bagi mertuanya. Yoona benar-benar mengorbankan hidupnya selama ini untuk orang sekitar. Ia berusaha keras tetap tersenyum agar orang lain nyaman, padahal hatinya meronta dalam ketidaknyamanan. Ia sibuk menjadi pendengar bagi sakitnya orang, tapi dia kesulitan menyampaikan sakitnya sendiri.
Junho semakin sadar. Apa yang diberikan Yoona pada orang sekitarnya, itu adalah hal yang ingin didapatkannya juga. Hanya saja, selama ini Yoona tidak pernah mengatakan itu. Dia terlalu sibuk memberikan kenyamanan untuk orang sekitar, padahal dirinya juga butuh pertolongan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DILUTED HORIZONS [COMPLETE] ✓
Romance[DRAMA-FAMILY ROMANCE-PSYCHOLOGICAL] Mereka bilang, hidup Lee Junho dan Lim Yoona adalah keinginan setiap orang yang melihatnya. Karir yang mapan, keluarga kecil yang sempurna dan terjaminnya kehidupan. Siapa yang tidak menginginkannya? Tapi itulah...