🪶 48. Only Love

485 61 37
                                    

Para perawat di Poli Jiwa Seodaemun Hospital tampak sibuk dengan tugasnya masing-masing saat pergantian shift di pagi hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Para perawat di Poli Jiwa Seodaemun Hospital tampak sibuk dengan tugasnya masing-masing saat pergantian shift di pagi hari. Beberapa di antaranya memeriksa pasien ke kamar rawat inap dan perawat lainnya menyiapkan sejumlah administrasi, dokumentasi dan pengecekan obat. Sementara sebagian perawat mulai menyiapkan kegiatan di hari itu, seperti olahraga, berjemur, atau terapi kelompok.

Sepertinya Junho datang terlalu pagi saat melihat aktivitas tersebut. Ia hendak berbalik keluar poli ketika seseorang memanggil namanya. Itu adalah perawat yang biasa menangani Yoona selama 4 bulan terakhir.

“Anda datang terlalu pagi.” Perawat tersebut menyapa dengan ramah kedatangan Junho di pagi ini.

Junho tersenyum sungkan. “Sepertinya begitu. Dokter Hwang juga belum datang, ya?”

Perawat itu mengangguk seraya tersenyum cerah. “Dokter Hwang mungkin datang sekitar 2 jam lagi. Anda ingin menemui Yoona-nim?”

Junho mengangguk ragu. “Iya, kalau dia bisa.”

“Tentu saja Anda bisa menemuinya.”

Junho menaikan alisnya bingung sekaligus kaget. Pasalnya lebih dari 3 bulan ini, Yoona selalu menolak kunjungan siapapun, termasuk dari suaminya. Junho juga tidak terlalu banyak berharap tapi dia rutin mengunjungi Rumah Sakit ini setidaknya seminggu sekali, meski hanya mendapat kabar dari Dokter Hwang dan para perawat saja.

“Kemarin sore Yoona-nim mengatakan bahwa dia sudah siap menemui orang-orang yang mengunjunginya, termasuk Anda.” Perawat itu tersenyum lebar. “Setengah jam lalu juga saya melihat Yoona-nim sudah sarapan dan ia sudah banyak berbicara dengan pasien lain disini.”

“Benarkah? Itu berita bagus.” Junho merasa hatinya begitu lega.

Perawat tersebut mengangguk lalu menunjuk kursi tunggu. “Anda bisa tunggu dulu disana. Saya akan memeriksa Yoona-nim sebelum mengatur pertemuan.”

Junho membungkuk terima kasih yang dibalas perawat tersebut dengan sikap yang sama. Sementara perawat pergi ke kamar rawat istrinya, Junho menunggu di kursi tunggu dengan tidak sabar. Kalau seperti ini, mungkin dia akan membeli buket bunga atau makanan kesukaan Yoona.

Beberapa menit kemudian, perawat tersebut keluar dengan langkah kaki yang panik. Ia seperti berbicara serius dengan Kepala Perawat dan tak lama dari itu beberapa perawat menyebar ke berbagai arah. Junho yang melihat dari kejauhan memperhatikan itu semua. Ia heran sekaligus cemas.

Kemudian, perawat yang menangani Yoona itu mendekatinya dengan perasaan bersalah. “Dokter Lee, mohon maaf. Yoona-nim tidak ada di kamarnya.”

Junho membulatkan mata. “Apa maksudmu?”

“Yoona-nim menghilang dan kami belum menemukannya.”

Seketika jantung Junho berdebar dengan sangat cepat. Pikiran positifnya berubah menjadi negatif. Dan ia merasa takut jika sesuatu terjadi pada istrinya.

DILUTED HORIZONS [COMPLETE] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang