🪶 31. Courting #1

294 50 31
                                    

Chapter ini kebanyakan, jadi dibagi 2 ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter ini kebanyakan, jadi dibagi 2 ya.
Part 31 dan 32.

***

Mendengar kata berkencan setelah sekian tahun menciptakan jarak, rasanya terdengar aneh. Yoona hampir saja terkesiap saat itu, tapi dia mencoba untuk tenang. Menurutnya, kencan tidak lagi berlaku untuk mereka yang sudah bertahun-tahun menikah dan nyaris berpisah. Apalagi terakhir mereka kencan sekitar 4 tahun lalu atau lebih, entahlah. Yang jelas, kesibukan keduanya membuat waktu yang diberikan untuk pasangan semakin berkurang.

Tadinya, Yoona tidak akan mengiyakan ajakan Junho itu. Dimana pula mereka akan berkencan? Ini bukan saatnya mereka bersenang-senang sementara ada banyak orang yang sedang menderita. Rasanya tidak etis melakukan hal itu di negara konflik seperti ini.

Ya. Tadinya. Tapi niat itu berubah saat Junho sudah menjemputnya di depan apartemen sebelum matahari terbit. Memaksanya untuk bersiap-siap dan tidak menerima alasan apapun. Karena itulah, disini dia berada. Di sebuah mobil SUV yang dikendarai Junho. Entah kemana suaminya itu akan membawanya, dia tidak ingin tau.

Satu lagi. Yoona merasa jantungnya berdebar keras hari ini. Dia merasa sedikit gugup dan canggung, padahal tidak seharusnya dia merasakan itu kan? Kalau dilihat-lihat, Junho justru tampak santai menyetir di sampingnya.

“Sudah sampai.”

“Ye?”

Junho menunjuk kaca di hadapannya. “Mobilnya sudah berhenti, Yoona-ya.”

Yoona baru sadar bahwa mobil mereka sudah terparkir rapi. “Ini dimana?”

“Aswad.”

Yoona mengernyitkan dahi. “Itu kota pertama yang kita kunjungi 3 bulan lalu, kan?”

“Persis! Tapi ini di desanya. Lihat itu!” Junho menunjuk samping jendela Yoona. “Kau bisa melihat tebing dan gunung yang berjajar dari sini dengan lebih jelas.”

Yoona ikut melihat ke arah yang dimaksud Junho dan berdecak kagum. Bisa-bisanya Yoona melamun sepanjang perjalanan hingga tidak menyadari keindahan alam ini.

Kemudian terdengar suara ponsel yang berbunyi. Itu milik Junho. Jadi Yoona tidak terlalu memperdulikannya.

“Ya Junsoo-ya?” Rupanya itu adik ipar Yoona yang menelpon.

“Oh? Kau membutuhkannya?” Hening beberapa saat.

“Ambillah di apartemen. Ada draft berisi jurnal yang sempat ku buat.” Sepertinya Junsoo akan datang ke apartemen mereka.

“Sebentar.” Lalu Junho menepuk lengan Yoona dengan pelan. “Bolehkah aku memberikan passcode apartemen kita? Junsoo ingin mengambil jurnal milikku.”

Yoona hanya mengangguk, memberikan izin itu pada suaminya. Kemudian percakapan sedikit berlanjut dengan Junho mengakhirinya dengan suara yang menekan. “Jangan hubungi lagi! Aku sedang sibuk.”

DILUTED HORIZONS [COMPLETE] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang