🪶 13. No Doubt

515 47 28
                                    

Perpisahan tak pernah menjadi pilihan bagi siapapun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perpisahan tak pernah menjadi pilihan bagi siapapun. Apalagi setelah seseorang berjanji untuk hidup selamanya bersama orang yang dia cintai dengan adanya ikatan pernikahan. Tapi terkadang, seiring berjalannya waktu situasi yang dilalui tak pernah sama. Mungkin ada seseorang yang bertahan karena satu alasan. Tapi ada juga yang ingin mengakhiri segala sesuatu yang telah dimulai. Semua akan berbeda jika situasi dan kondisi berubah dari awal hubungan.

Yoona pernah membaca suatu kutipan yang masih diingatnya dengan jelas. Perceraian bukanlah suatu kejadian mendadak, melainkan sebuah proses panjang. Mungkin selama ini, dia dan suaminya terlihat tidak pernah memiliki masalah yang begitu besar. Meski ibu mertuanya tak pernah menyetujui hubungan mereka dan sangat membenci Yoona, tapi itu bukanlah masalah besar. Ia masih bisa menahannya dan tetap yakin ada seseorang yang bersamanya hingga sekarang. Tapi ternyata, permasalahan utama dalam sebuah pernikahan bukan hanya faktor eksternal.

Yoona sadar perpisahan hati sudah jauh terjadi sebelum perpisahan fisik. 3 tahun terakhir dalam pernikahan, mereka tak pernah meluangkan waktu satu sama lain dan prioritas kebersamaan semakin bias. Kesibukan yang sulit ditoleransi membuat mereka tidak bisa menghargai pasangan masing-masing. Dibandingkan rasa senang dan bahagia, justru rasa kecewa dan ketegangan selalu muncul setiap kali mereka bertemu.

Bertahun-tahun ini ia terus berpikir, apa yang membuat keduanya mantap menikah 5 tahun lalu? Rasa cinta? Komitmen? Atau hal lain? Rasanya Yoona tidak lupa dengan janji keduanya dulu. Menikah karena cinta dan komitmen. Tapi sekarang… Ketika rasa cinta itu tergerus dan komitmen tak lagi menjadi prioritas. Apalagi yang harus dipertahankan?

Saat Jena masih ada di tengah mereka, Yoona menganggap anak itu sebagai alasan untuk mereka tetap bertahan. Meski hubungan berubah menjadi dingin, kehadiran Jena memberikan kehangatan untuk orang tuanya. Yoona tak pernah berpikir untuk mengambil pilihan perpisahan selama ini. Tapi semua berubah ketika peristiwa itu terjadi.

Sejujurnya Yoona tidak menyalahkan suaminya dalam situasi ini. Ia tau keduanya merasa kehilangan yang tak berujung. Dan tidak sepantasnya Yoona bersikap menyalahkan pasangannya sendiri.

Hubungan yang sudah lama dingin semakin kompleks dengan adanya trauma ini. Peristiwa tragis tersebut telah mengubah dinamika hubungan keduanya secara signifikan. Jika Yoona memaksakan diri dalam hubungan seperti ini, ia tidak yakin dirinya akan baik-baik saja. Perasaan takut dan cemas selalu menghantuinya. Dan ia semakin takut dengan ini semua.

Mungkin ini terdengar konyol karena Yoona mengajukan cerai secara tiba-tiba. Tapi memang keputusan ini sudah dia pertimbangkan sejak lama. Ada berbagai faktor yang melatarbelakanginya dan tidak setiap orang bisa memahami keputusan besar ini. Tapi yang jelas, ia sudah siap dengan konsekuensi dan beberapa kemungkinan lainnya.

Yoona menghela napas sesaat setelah memikirkan itu. Lalu ia menatap kamar tidurnya yang terasa dingin. Sejak pengajuan cerai itu, tepatnya seminggu yang lalu, Yoona tak pernah lagi melihat Junho pulang. Ia tidak tau kemana perginya pria itu. Yoona juga belum tau apa jawaban Junho karena pria itu sulit sekali dihubungi.

DILUTED HORIZONS [COMPLETE] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang