Bab 7

12 2 0
                                    

"Hush, kenapa takdir ku seperti ini. Tidak seberuntung orang lain," lirih rubby tapi dapat terdengar sama varo.

"Lo tidak boleh berkata seperti itu, kata bunda kalau kita tidak seberuntung orang lain, belum tentu orang lain sekuat kita," usul varo dengan melihat ke arah depan dengan tatapan senduh.

"Tuhan tidak mungkin mengasih cobaan ke hamba di luar kemampuan nya. Percaya deh, semua akan baik - baik saja kedepan nya," sambung varo dengan menatap ke arah rubby.

Rubby yang mendengar itu hanya menganggukan kepala nya saja, lalu melihat ke arah varo.

"Lo ke sini berarti ada masalah?" Tanya rubby pada varo, karena tadi katakan kalau dia di sini pasti ada masalah.

"Iya, gue ada masalah maka nya gue kesini," jawab varo dengan sejujurnya.

"Manusia mana yang tidak ada masalah, setiap manusia pasti mempunyai masalah. Kalau ada orang  yang terlihat seperti orang yang ngak punya masalah, percaya deh, mereka hanya  tidak mempunyai tempat curhat, maka nya mereka lebih memilih memedam itu semua," ujar varo dengan menahan sesak, dengan mata berkaca-kaca.

Rubby yang melihat itu, langsung mengelus-elus punggung varo, agar varo lebih tenang.

"Lo yang sabar," ucap rubby dengan kata-kata penenang.

Varo yang mendengar itu hanya menganggukan kepala, lalu melihat ke arah rubby, terus tersenyum pada rubby.

"Kalau lo mau ungkapin semua, silahkan. Nanti gue akan mendengar nya," ujar rubby dengan polos pada varo.

"Begitu banyak hal yang gue pendam, membuat gue bingung gimana cara buat mengungkapin," kata varo dengan tatapan senduh, dan mengalihkan pandangan ke arah depan.

"Tapi ada orang yang berkata tidak memiliki masalah hidup," celetuk rubby yang menginggat kalau ada orang yang berkata tidak memiliki masalah hidup.

"Apa yang dia katakan mesti boong, mana mungkin ada manusia yang tidak memiliki masalah hidup, ya minimal ada lah walaupun sak upil," ucap varo dengan menatap ke arah depan, tanpa menatap ke arah rubby.

Rubby yang mendengar itu langsung berpikir, keras sampai melupakan dunia nyata nya.

Danau begitu sunyi, karena dua orang itu fokus dengan pikiran masing-masing.

"Btw tampang ku kayak gak punya masalah ya?" Tanya varo kemudian menatap ke arah rubby.

"Iyaa," jawab rubby dengan polos nya.

"Btw lo yang semangatt ya," saran rubby dengan polos nya.

"Kenapa lo ngasih semangat ke gue?" Tanya varo dengan polos nya menatap ke arah rubby.

"Itu hanya kata-kata penenang," ujar rubby dengan polos nya, membuat varo menghembuskan nafas dengan kasar.

"Biar lo semangatt hidup, soal nya lo kayak mayat hidup tau gak," sambung rubby dengan polos nya.

"Lo juga, kayak mayat hidup," kata varo yang menatap ke arah rubby kayak mayat hidup.

"Lo tau gak?, cerita yang berjudul: dia matahariku?" Sambung varo dengan menatap ke arah rubby, sontak rubby menatap ke arah varo.

"Tau,"

"Gue suka sama cerita itu, bahkan gue udah membaca nya berulang-ulang, namun tidak membuat ku bosan," ungkap varo yang mengalihkan topik pembicaraan.

Rubby yang mendengar itu langsung tersenyum, serta mendengarkan dengan sesamak.

"Bagus, gue salut sama penulis nya. Dan gue berharap bisa menemui sang penulis itu," sambung varo yang belum mengetahui siapa penulis itu.

"Lo udah tau belum?, siapa penulis cerita itu?" Tanya rubby pada varo dengan tatapan dalam.

"Belum," jawab varo dengan polos nya.

Membuat rubby menghembuskan nafas kasar.

Pantas, batin rubby yang melihat ke arah varo.

"Kan ada sudah di beritau dimana akun ig dan tiktok," kata rubby dengan keceplosan, dengan cepat-cepat rubby menutup mulutnya.

Varo yang mendengar itu,tersenyum mengarah ke rubby, yang tengah menutup mulutnya.

"Hehehe, anuu itu, hehehhe," jawab varo yang gak jelas, membuat rubby memutar bola mata nya.

Sesampainya di rumah, rubby pun berjalan menuju ke kamar, saat di kamar, rubby pun  mengangkat telpon dari aletta.

"Lama banget ege," ketus aletta yang kesel karena rubby lama sekali buat mengangkat telpon.

"Maaf tadi lagi sibuk," kata rubby yang lagi berjalan menuju ke meja belajar.

"Besok pelajaran mat, sejarah, agama dan ekonomi," kata aletta yang sudah membuka buku mat.

"Tau, btw yang ini gue kagak paham?" Tanya rubby dengan membuka buku mat.

"Yang mana?" Kata aletta dengan penasaran.

Kemudian aletta vc sama rubby, dan rubby memperlihatkan yang mana dirinya belum paham.

Lalu aletta menjelaskan, setelah selesai menjelaskan, kemudian aletta memberikan soal pada rubby dan di suruh mengerjakan sendiri.

Rubby mengerjakan soal itu dengan hati-hati, setelah mendapatkan jawaban itu, kemudian rubby mengerjakan ulang takut salah.

Karena dirinya sudah merasa pede dengan jawaban itu, kemudian rubby menulis jawaban itu.

Dan memberitau pada aletta, sontak aletta melihat dan ternyata jawaban nya benar.

"Oke benar, tapi jangan di lupakan lagi," kata aletta yang tau bahkan rubby selalu melupakan apapun tentang pelajaran.

Rubby yang mendengar itu hanya menganggukan saja, dengan senang hati.

"Ih, makasih loh aletta," kata rubby dengan senyuman manis pada aletta.

"Okey, btw gue boleh nanyak gak?" Tanya aletta dengan ceriaa pada rubby.

"Boleh, silahkan," balas rubby pada aletta, dengan senang hati.

"Aku buat cerita, tapi takut salah," ujar aletta yang sudah membuat cerita.

"Serius?, mana aku ingin baca nya," ucap rubby dengan gembiraa terhadap aletta.

"Bentar ku kirim link nya," kata aletta yang lagi, mengirim link tersebut.

"Wih, makasih," ucap rubby pada aletta.

"Btw lo jangan takut untuk membuat cerita, gue bakalan dukung lo kok," sambung rubby pada aletta, dengan senyuman manis.

"Bye, aku mau membaca cerita mu," kata rubby dengan semangat 45.

"Eh, jangan lupa buat berbuat baik," ucap aletta dengan mengingatkan rubby.

"Oke,"

Tanpa merasa berdosa rubby menutup telpon tersebut, karena ingin membaca cerita yang di buat oleh aletta.

Keesokan hari nya telah tiba, dimana rubby berada di dalam kelas dengan melamun.

Rubby sangat menyesal berbuat jahat pada orang tua nya, ia takut kena karma. Dan rasa menyesal rubby sangatlah tinggi pada orang tua nya.

Tak lama aletta datang duduk di samping rubby, namun rubby tidak menyadari nya. Lalu aletta menepuk pundak rubby.

Membuat rubby terkejut, lalu melihat ke arah aletta yang baru saja datang.

"Loh, ngapain lo kesini?" Tanya rubby pada alettta.

"Ya mau belajar lah, gue mau pindah tempat. Hehehe," jawab aletta dengan simpel. Dan tak melupakan ketawa nya.

"Melamun baek lo?" Kata aletta yang melihat rubby melamun terus.

"Gue habis berbuat jahat pada orang tua, saat orang tuaa gue omong selalu gue potong mulu," ungkap rubby pada aletta, dengan rasa menyesal.

aku dan bumi (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang