Bab 19

7 1 0
                                    

"ARGG!" Teriak rubby yang mengema di kamar nya.

Keesokan hari nya telah tiba, dimana rubby tengah mengemasin mainan yang bakalan ia mainkan sama varo.

Mainan yang ia bawa sekarang adalah masak- masakan, aneh tapi nyata. Semoga saja varo mau main masak- masakan.

Selesai nya rubby mengemasin mainan nya, kemudian rubby merebahkan tubuhnya di kasur. Tak lama ibu rubby datang lalu berdiri di depan rubby.

Baru juga mau bersantai. Eh malah ibu datang, bukan nya gak suka, tapi gue takut di tanya mana calon suami ku, padahal gue masih sekolah, batin rubby dengan sedikit kesal.

"Rubby, lo tau gak?, tetangga kita yang seumuran lo udah lamaran. Sedangkan lo masih halu yang gak jelas," ucap ibu rubby yang sesuai dengan dugaan rubby.

Rubby yang mendengar itu hanya bisa diam saja, namun diam- diam mengumpat di dalam hatinya.

Udah ku duga, padahal gue saja kagak berniat buat menikah, kenapa ibu yang ngebet banget ingin menikahin gue sih, batin rubby lalu di lanjut dengan mengumpat.

"Calon nya saja belum pulang bu, dari korea," ucap rubby dengan bercandaa.

Tapi emang dasarnya ibunya tidak bisa di ajak bercanda nya say, maka nya ibu akan menguluarkan kata- kata yang bikin diri nya tersadar akan kenyataan ini.

"Suka kok sendirian!. Emangnya mereka kenal sama lo, lo jangan berharap sama mereka,karena yang pasti selera mereka belum tentu lo," cibir ibu rubby yang membuat nya tersadar.

Udah ku duga, pasti ibu gak bakalan bisa di ajak bercandakan, batin rubby dengan tertekan. Dan tersadarkan oleh ibu nya.

"Ibu cuman mau ngomong itu doang?" Tanya rubby dengan memutar bola mata.

"Sebenarnya sih enggak, ibu cuman mau nyuruh lo buat anter sesuatu ke tetangga kita," balas ibu membuat rubby makin males.

"Emangnya ke siapa?" Ucap rubby pada ibu.

"Yang lo ajak ngomong beberapa hari yang lalu," ujar ibu dengan senyuman manis.

Yap, kalian ingat pas rubby menutup gerbang, terus mengobrol dikit sama tetangga. Ibu rubby saat itu melihat interaksi mereka sampai selesai.

Sontak rubby duduk di kasur dengan melotot, memgarah ke arah ibu nya.

"Jadi ibu dulu mengintip!" Pekik rubby dengan menahan malu.

"Dikit,"

Shiball, sekkiya, batin rubby yang menahan malu.

"Udah sana anter," ucap ibu yang tak ingin di bantah.

Di jalan rubby hanya bisa cemberut saja, karena ia malu sama ibu nya karena kepergok tengah berbicang sama cowok.

"Ihh, malu kali loh," ucap rubby dengan gelisah.

Tanpa sadar rubby sampai di depan rumah tetangga nya, lalu rubby berteriak memanggil orang pemiliki rumah tersebut.

"Misi, mass yuhuii rubby datang," teriak rubby dengan tak sopan.

Tak lama tetangga nya datang dengan baju lengan pendek, dan celana putih. Dengan muka khas bangun tidur.

"Eh rubby, kenapa by?" Tanya tetangga nya dengan senyum terhadap rubby.

"Ini di suruh sama ibu, buat mengantar ini pada keluarga mass," balas rubby dengan sebisa mungkin untuk ramah.

Lalu rubby memberikan kantong tersebut pada tetangga nya, dengan senang hati tetangga nya menerima kantong itu.

"Makasih rubby," kata tetangga itu dengan senyuman manis.

"Iya, kalau gitu...." pamit rubby yang terpotong oleh tetangga nya.

"Mampir dulu lah, btw maaf gak sengaja memotong ucapan lo," ucap tetangga itu dengan tulus.

"Iya gak papa mas," sahut rubby dengan senyum.

"Ayo mampir dulu by," kata tetangga itu pada rubby.

"Tidak usah mass, takut ngerepotin mas nya dan keluarga," tolak rubby dengan gak enak sama tetangga nya.

"Gak sama sekali, btw lo udah tau nama gue apa belom?" Tanya tetangga itu dengan sok akrab pada rubby.

"Ya belum lah mass, btw maaf nya," balas rubby dengan sejujurnya membuat tetangga itu mengelengkan kepala.

"Gak papa, kenalin gue noah," kata tetangga itu dengan ramah terhadap rubby.

"Iya mas noah, saya pergi dulu ya mas noah," pamit rubby lalu berlari kecil meninggalkan rumah tetangga nya.

Di pertengahan jalan pulang rubby merasakan bahwa jantung berdetak dengan kencang, rubby langsung terdiam. Dan memegang meletakan tangan di tengah, ia merasakan detak jantung yang sangat kencang.

"G-gue, kenapa ege?, kenapa jantung gue berdetak dengan kencang!, apa yang terjadi?," gumam rubby yang belum mengerti dengan keadaan nya.

Apa jangan- jangan gue jatuh cintong lagi?, mana mungkin gue jatuh cinta sama tetangga sendiri. Kalau iya mah, te rill pesona tetangga sendiri inimah, batin  rubby dengan pipi nya merona, karena ia tengah salting.

Lalu rubby lari meninggalkan tempat itu, dengan menahan salting.

Di sisi lain, ada seorang gadis yang telah memeluk lutut nya dengan rasa ketakutan terhadap sang papa.

Kondisi gadis itu yang sangat jauh dari kata baik, karena mata nya bengkak, rambut berantakan, baju kusut, di tangan nya ada luka lebam, pipi, dan kaki.

Gadis itu hanya bisa menatap ke arah depan dengan tatapan kosong.

"Mah, papa jahat pada ku," lirih gadis itu dengan perasaan kecewa sama papa.

Bagi anak perempuan lain, papa adalah cinta pertama nya. Namun berbeda dengan gadis ini, karena papa adalah sumber luka yang pernah ia temukan.

Gadis ini sering sekali mendapatkan kekerasan fisik yang ia dapatkan dari sang papa.

"Elena kangen mamah," gumam gadis itu dengan lemas, kemudian menutup mata nya.

Dan terbaring di lantai, tanpa alas apapun.

Di ruangan putih terdapat seorang gadis yang tengah menulis sesuatu di buku diary nya sambil mendengarkan musik, gadis itu nampak menikmati lagu tersebut.

JUDUL NYA GABUT AJA SIH.

tadi gue di suruh sama ibu buat mengantar sesuatu pada tetangga..

Pas disana gue ketemu sama anak nya tetangga itu, ciri² anak nya sangatlah tampan, tinggi, putih dan manis.

Tapi entah kenapa gue, merasa perasaan yang cukup aneh!!.

Kita mengobrol dengan tenang, walaupun gitu gue kagak tau nama nya, anjay aneh sekali bukan?.

Inti nya di obrolan itu dia mengenalkan nama pada gue, nama nya noah.

Noah anak nya gimana nya?, gue kagak tau sebab gue kagak bisa menjelaskan nya anjay.

Tapi jiwa² gue ingin memiliki cowok seperti noah, gue nyaman sama dia.

R

ubby setelah menulis itu langsung melihat ke arah depan, dengan muka kebingungan.

Karena ia bingung harus jadi manusia seperti apa, sebab banyak mulut yang terdengar di telinga nya. Yang harus membuat diri nya ingin menjadi apa.

Ia takut salah di mata masyarakat, ia harus bisa memenuhi pandangan masyarakat. Sebenarnya diri nya belum benar- benar berubah.

Karena berubah adalah hal tersulit yang pernah ia lakukan.

aku dan bumi (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang