Bab 28

3 1 0
                                    

Pagi hari telah tiba, dimana varo berjalan melewati kamar kakak nya. Dan tak sengaja mendengar teriakan yang menurutnya tak asing di telinga nya.

Tak hanya varo yang mendengarkan teriakan itu, bunda, ayah. Juga mendengarkan teriakan itu, dan lebih syok nya ada orang tua rubby yang datang ke rumah nya.

Lalu mereka mencoba mengechek ada apa yang terjadi di kamar kakak laki- laki varo.

Setelah mengechek, mereka syok dengan apa yang mereka lihat kecuali satu orang yang ada di sana.

Flashback off.

Walaupun mereka masih menggunakan baju yang mereka pakai kemaren, tapi apakah mereka pantas untuk tidur sekeranjang berdua, mana kagak mahrom.

Sekarang mereka semua tengah duduk di ruang tamu, dan menyelesaikan masalah ini dengan kepala dingin.

Suasana di sana cukup panas dan tengang, bahkan sekarang rubby hanya menundukan kepala. Karena rubby takut terhadap varo yang terus- terusan menatap nya seakan mau di bunuh.

"Tapi bun, tan, yah, om. Kita tidak ngapa- ngapain, kita juga baru bangun dari pingsan," protes laki- laki itu dengan kesal.

"Kalau baru bangun dari pingsan, kenapa kalian berdua tidur di ranjang yang sama," ucap bapak rubby dengan marah.

"Karena kita di jebak. Kalau saja kita tidak di jebak, mana mungkin kita bangun dengan pakaian yang sama. Pasti kita akan bangun tanpa sehelai pakaian," protes laki- laki itu dengan brutal tanpa rem, membuat bunda nya malu dengan apa yang di katakan sama laki- laki itu.

Ini anak kalau ngomong, selalu blak- blakan tanpa rem. Bikin aku malu saja, batin bunda dengan memegang kepala nya.

Mereka yang mendengar itu tentu saja, setuju dengan apa yang di katakan oleh laki- laki itu. Namun mereka tak bisa terpungkiri rasa kecewa, karena melihat  mereka berdua tidur di ranjang yang sama.

"Gimana kalau kita jodohin saja," usul bunda dengan tersenyum. Mampu membuat mereka syok, terutama varo, laki- laki itu dan rubby.

"BUN!" Protes varo/ laki- laki itu.

"Kenapa gak terima?, mereka tidur di ranjang yang sama," kata bunda dengan apa ada nya.

"Kita emang tidur di ranjang yang sama, tapi kita tidak ngapa- ngapain. Kita cuman di jebak saja tan, tante jangan seperti itu," bela rubby terhadap dirinya, karena suasana di sini sudah mulai rumit.

"Masa depan kita masih panjang tan," sambung rubby yang menatap ke arah varo.

Varo yang di tatap oleh rubby, tentu saja menatap balik ke arah rubby dengan tatapan kecewa, dan datar.

"Saya setuju dengan rubby, masa depan kita masih panjang. Lagi pula nikah bukan hal yang mudah buat kita lakuin apalagi kita masih kecil bun," ungkap laki- laki itu dengan bersikeras untuk menolak ucapan dari sang bunda.

"Kita juga gak ngapa-ngapain, kenapa kita harus nikah bun?. Kita hanya di jebak saja," sambung laki- laki itu dengan berulang kali menjelaskan hal itu.

"Betul yang di ucapan oleh mereka berdua sayang," kata ayah terhadap bunda nya.

"Saya rasa betul dengan apa yang mereka katakan," ujar ibu dengan terus terang.

"Saya juga setuju," ucap bapak dengan terus terang.

Varo yang mendengar itu tentu saja muak, lalu varo beranjak dari sana dan berjalan menuju ke arah taman belakang rumah nya.

Rubby yang nelihat itu langsung menyusul varo dengan cepat, karena rubby tau kalau varo kecewa dengan nya.

Sedangkan orang yang berada di ruang tamu, hanya melihat tingkah mereka saja. Dan melanjutkan buat debat.

Di taman varo tengah duduk di kursi taman, sedangkan rubby berdiri di samping varo.

"Var, lo percayakan dengan apa yang gue katakan?" Tanya rubby dengan deg- deg kan.

"Mau percaya juga sulit untuk di lakukan by, gue lihat sendiri di depan mata gue," jawab varo dengan berkaca- kaca.

"Tapi gue beneran di jebak var, seandai nya gue tidak di jebak. Pasti gue tidak akan melakukan seperti itu var," bujuk rubby dengan meneteskan air mata.

Dunia terlalu shiball untuk rubby yang lemah ini. Rubby tidak menyangka dengan takdir ini.

"Tapi ini taruhan nya dengan perasaan by, gue mau bilang tidak percaya sekali pun, tapi kalau masalah perasaan gimana?" Ujar varo dengan menahan tangis.

Rubby yang mendengar itu hanya bisa terdiam saja, dirinya tak menyangka kalau varo menaruh perasaan terhadap nya.

"Oh, berarti ini yang bunda maksud dari dulu. Dan bodo nya gue tak percaya dengan apa yang di katakan bunda. Gue melanggar apa yang di katakan oleh bunda untuk tidak menaruh perasaan terhadap dirimu by," sambung varo dengan menatap ke arah rubby.

Rubby yang mendengar itu hanya diam saja, dan membiarkan varo mengungkapkan isi hatinya.

"Andai saja dulu gue tak menaruh perasaan pada lo by, mungkin gue tidak akan merasakan sakit seperti ini!" Lanjut varo dengan meneteskan air mata.

"Lo orang pertama yang bikin gue jatuh cinta, dan lo juga mematahkan cinta ini," ungkap varo dengan jujur nya. Jatuh cinta adalah hal baru yang  pernah ia rasakan.

"Lo jatuh cintakan sama gue?, ayo kita berjuang buat mempertahankan cinta ini," ujar rubby dengan meneteskan air mata, ia tak menyangka kalau varo jatuh cinta kepada nya.

"Tapi ini percuma, karena saingan gue kakak gue sendiri rubby!" Tolak varo yang memikirkan perasaan kakak nya sendiri.

"Kakak lo gak mungkin jatuh cinta sama gue var, kita hanya di jebak. Bukan saling mencintai," bujuk rubby terhadap varo agar mau memperjuangkan cinta nya.

"Masalah ini bakalan selesai kalau kita berjuang bersama, lo jangan seperti ini. Kalau lo seperti ini terus yang ada lo bakalan terluka akan perasaan lo sendiri var," sambung rubby dengan menyoba menyakinkan varo.

Kemudian varo mendekat memeluk rubby dengan erat, tentu saja itu di lihat oleh bunda varo.

Malam harinya rubby tengah berada di meja belajar, dan menulis sesuatu di diary.

GUE BENCI TAKDIR INI.

Gue di jebak sama seseorang, dan di buat pingsan. Terus di taroh di kamar kakak laki- laki varo. Dan parah nya gue dan kakak varo tidur seranjang.

Anjing bukan?. Heran sekali gue. Siapa yang melakukan hal sekejam ini.

Buat gue yang hati nya lemah- lembut.
Selembut tisu.

Fakta yang gue terima ternyata varo mencintai gue. Hah, kaget doang gue. Siapa yang gak kaget orang sejelek gue, jelek fisik dan jelek sikap, anjay bukan.

Di pikiran gue ingin bertanya- tanya kenapa varo menyintai dirinya yang banyak kekurangan.

Andainya saja gue tau dari awal mungkin gue kagak ingin datang ke acara itu. Lagi anjing.

aku dan bumi (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang