Apa yang dia laluin, sampai tatapan nya kosong, kasihan juga ya nih anak, batin varo yang merasa iba melihat rubby.
Rubby merasa bahwa ada yang menatap dirinya langsung melihat ke arah varo, dan yap varo menatap nya dengan tatapan aneh.
"Lo kenapa natap gue?" Tanya rubby yang sedikit tidak nyaman.
"Lo sekolah di SMA gamon ya?" Kata varo yang tidak menjawab pertanyaan dari rubby.
"Iya, kenapa emang nya?" Tanya rubby dengan santai nya.
"Pantes kayak gak asing, ternyata kita satu sekolahan," jawab varo dengan santai nya melihat ke arah langit-langit.
"Kira-kira kenapa sekolah kita di namain sekolah gamon ya?" Kata rubby yang ingin mengajak varo berpikir keras.
"Karena pemilik sekolah itu lagi gamon mungkin?" Jawab varo dengan seadanya.
Tanpa mereka sadari bawah matahari sudah mulai tenggelam, sontak rubby memoto memandangan ini lalu tersenyum.
Varo yang melihat itu hanya diam saja, lalu berdiri dan tak lupa membawa bola itu.
"Ayo pulang," ajak varo pada rubby yang masih duduk di danau itu.
"Tidak, lo duluan saja," tolak rubby yang masih mau ada di danau ini.
"Tidak baik anak cewek masih ada di sini, mana ini mau malam lagi," ujar varo yang berusaha membujuk rubby untuk pulang.
"Gue sering di sini sendirian, pas saat seperti ini," tolak rubby dengan alasan 'sering disini sendiri'.
"Lo jangan ngeyel deh, cepat bangun," ucap varo yang berusaha membujuk rubby untuk pulang.
"Tidak, gue ingin menenangkan diri ku disini, lo jangan syok perhatian!" Kata rubby dengan sedikit gak jelas, dan tak lupa menolak permintaan dari varo.
"Jadi cewek kok ngeyel," cibir varo dengan melihat ke arah rubby yang masih duduk di situ.
Varo tetep menemani rubby di sana selama 30 menit dengan berdiri, varo tidak masalah kalau dirinya harus berdiri di sana.
Karena bunda pernah berkata kalau ada seorang cewek sendiri di tempat sepi disertai dengan langit- langit udah malam, apalagi dengan kondisi si cewek tidak memungkin kan/ lagi bersedih. Dirinya di suruh jaga cewek itu dengan jarak agak jauh, dan memantau nya. Takut si cewek terjadi sesuatu.
Maka varo melaksanakan apa yang di katakan sama sang bunda, dengan sepenuh hati.
Rubby yang merasa bahwa varo masih ada di samping nya, langsung menoleh ke arah varo.
"Kenapa di sini?" Tanya rubby dengan mata berkaca-kaca, dan menetes di pipi nya.
Varo yang melihat itu tidak tega, langsung mendekat dan menghapus air mata itu.
"Kata bunda boleh nangis tapi jangan berlebihan, karena nangis berlebihan itu tidak baik bagi kesehatan," nasehat varo dengan senyuman manis pada rubby.
"Ternyata lo anak bunda," kata rubby dengan sepontan.
"Ya iya lah, emangnya kenapa kalau gue anak bunda?" Kata varo dengan muka masam.
"Gak papa," sahut rubby lalu bangkit dari duduk nya, dan meninggalkan varo sendiri.
Varo yang di tinggal sama rubby hanya bisa diam saja, lalu berjalan
meninggalkan danau itu.Keesokan harinya dimana, rubby langsung meletakan kepala nya di bangku dan menutup mata nya berhadapan dengan tembok.
Suasana di kelas sangatlah berisik, tentu saja rubby agak terganggu, tetapi karena dirinya sudah terbiasa hanya diam saja.
Rubby hanya menghabiskan waktu dengan menutup mata, kalau ngak ya main game.
Rasanya rubby ingin sekali cepat-cepat lulus dan bekerja agar bisa meninggalkan rumahnya, yang terasa seperti neraka baginya.
Hidup rubby penuh dengan kesepian, itu udah makanan sehari-hari dirinya.
Tak lama datanglah circle sebelah datang masuk di kelas, tanpa aba-aba langsung menghibahin rubby, tentu saja suara ny dapat di dengar sama rubby.
Namun rubby hanya diam saja, bahkan mereka menilai rubby seakan tau kehidupan rubby.
Rubby saja tidak tau sikapnya asli nya seperti apa, kalau boleh jujur dirinya sakit hati mendengar itu, apalagi meragukan kesukses nya.
Karena dirinya tidak pintar dalam pelajaran apapun, rubby hanya bisa meneteskan air mata saja.
"Rubby hanya gitu- gitu saja," ucap teman kelas rubby dengan keras, tanpa berperasaaan.
"Hooh, apa dia bakalan sukses kalau gitu terus," remeh teman kelas rubby yang lain.
"Iya, betul tu mana sekarang dia sendiri lagi," ucap teman kelas rubby yang ketua dari circle itu.
"Gak kayak kita, hahahhaha," sambung ketua circle itu dengan santai.
Rubby yang mendengar itu hanya bisa diam saja, dan tak lupa meneteskan air mata.
Tak lama datanglah guru, sontak semua murid teriak dan balik ke bangku masing- masing.
Rubby sontak menghapus air mata itu, lalu melihat ke arah guru itu yang tengah duduk di kursi guru.
"Assalamualaikum anak- anak," salam guru itu dengan melihat ke arah rubby.
"Waalaikum salam bu," balas murid- murid dengan semangat.
"Hari ini kita tidak pelajaran, tapi ibu bakalan membacakan novel, jadi kalian nyimak ya," perintah guru itu dengan melihat ke arah rubby yang tengah menatap dirinya.
Guru itu mulai membaca novel itu di hp nya, sedangkan anak- anak lain fokus dengan apa yang di baca oleh guru nya, kecuali rubby.
Bentar,kok gak asing sama alur awalnya, batin rubby yang merasa tidak asing dengan awalan dari novel tersebut.
Lama kelamaan guru itu membaca novel yang menurut rubby mirip dengan novel yang.......
Anjittr malu banget, tolong siapa pun yang ada di sini bawa gue, gue malu njitrr, batin rubby yang merasa malu karena guru nya membaca novel yang ia buat.
Emang rubby menulis novel, tapi entah kenapa guru nya tau kalau dirinya menulis novel, sungguh hal yang sangat malu dan bangga.
Malu karena ada beberapa kalimat yang sedikit alay menurut rubby, dan bangga karena novel nya bisa di baca sama gurunya.
Rubby menulis novel itu, karena rubby selalu melampiaskan semuanya yang ia rasakan di dalam novel itu, dan rubby sedikit mengabadikan seseorang di dalam novel itu.
Karena rubby tidak bisa mendapatkan orang itu, dan setidaknya rubby bisa memiliki orang itu di dalam novel yang ia buat.
Singkat cerita rubby hanya bisa menunduk karena guru itu terus melihat ke arahnya, kalau tau bakalan seperti ini rubby mending tidak masuk saja.
Kadang-kadang rubby melihat ke depan, namun saat gurunya melihat nya, membuat rubby menundukan kepala nya, karena malu.
Setelah sekian lama akhirnya guru itu telah menamatkan cerita rubby, rubby yang ada di keadaan itu hanya bisa menghelakan nafas.
"Oke, saya menurut saya ada beberapa kesalahan di dalam novel ini, perlu di perbaiki ya. Dan ibu bangga karena dia sudah berani mempublik sebuah cerita ini," ucap guru dengan senyum, bahkan guru itu juga mengfollow akun rubby.
KAMU SEDANG MEMBACA
aku dan bumi (END)
Teen FictionSeorang gadis yang bernasib malang, ia dipaksa kuat oleh keadaan. Gadis itu bernama rubby, ia memiliki banyak trauma yang selalu mendampingin nya. Ayo simak!!. Penulisannya masih berantakan. Cover dari pinterest. Cerita ini murni dari pemikiran saya...