Bab 4

19 2 0
                                    

Di toilet rubby tengah mencuci tangan, lalu tiba-tiba ada ketua circle itu dan circle nya.

"Puas lo!" Ketus ketua circle itu dengan emosi.

"Puas kenapa gue?, gue tidak menang undian apapun tu," kata rubby yang sudah selesai mencuci tangan nya.

"Puas telah menghasut dia ( siswi tadi yang berantem sama ketua circle), gara- gara lo, kita berantem anjing," ujar ketua circle itu dengan emosi.

"Kalian yang berantem kenapa........" kata rubby yang belum selesai berbicara namun di potong sama mereka.

"Dia kayak gitu gara- gara lo!" Ketus teman ketua itu, yang berani pada rubby.

Alasan kenapa rubby males berdebat sama mereka, merekka bakalan memotong percakapanya. Dan tidak memberikan kesempatan untuk berbicara.

"Udah goblok hidup lagi," hina ketua circle itu dengan sombong nya.

Rubby yang mendengar itu tentu saja tidak terima, namun apa yang dirinya perbuat dirinya hanya bisa diam saja, karena dirinya sendiri. Tidak mungkin melawan mereka yang hampir satu kelas.

"Goblok kok ngatain goblok," ucap siswi itu yang keluar dari salah satu kamar mandi yang ada di sana.

Rubby dan ketua circle yang mendengar itu langsung menoleh ke arah siswi itu.

Kemudian siswi itu mendekat kearah rubby dan menatap tajam ke arah ketua circle itu dengan tatapan benci.

"Lo jangan menindas orang!, karena orang yang lo nindas itu jauh lebih berharga dari pada lo sendiri yang main bawa geng," tegur siswi itu dengan santai, namun kata- kata itu menusuk hati si ketua circle.

"Ini bukan menindas, tapi ini fakta dia emang goblok dalam pelajaran!" Hina ketua circle itu dengan mulut pedas.

"Emang nya kenapa kalau dia goblok di dalam pelajaran?. dia memang tidak pintar di dalam pelajaran, tapi dia mesti punya kelebihan yang tidak ada di pelajaran," ketus siswi itu dengan menatap sinis ke arah ketua circle itu.

Rubby yang muak mendengar itu, langsung meninggalkan toilet itu, dan meninggalkan mereka yang lagi berantem.

Bell pulang sekolah pun telah tiba dimana rubby, lagi duduk di bangku sambil menunggu semua murid yang ada di kelas nya.

Siswi itu yang melihat rubby hanya diam saja, lalu menatap ke arah luar yang masih ada murid di kelas nya yang masih ada di sana.

"Hush, kenapa sekolahan ini di namain sekolah gamon?,sebab orang isi nya saja gamon semua," sindir siswi itu dengan menatap ke arah hp.

Rubby yang mendengar itu langsung menoleh ke arah siswi tersebut, dengan tatapan heran.

"Apa lihat-lihat?" Tanya siswi itu yang melihat ke arah rubby yang melihat dirinya.

"Lo...... aneh," hina rubby tanpa berperasaaan.

"Pe, maksud!" Ketus siswi itu dengan kesal.

"Lo juga tingkah kayak bocil, jahilin bocil sampai nangis. dih," sindirr siswi itu pada rubby, dan itu fakta nya.

Kenapa siswi itu bisa tau, karena siswi itu pernah melihat saat rubby menjahili bocil sampai nangis bahkan sampai tantrum, sungguh kelakuan kekanak- kanak kan.

Rubby yang mendengar itu langsung melotot pada siswi itu, kenapa dia tau anjitr.

"Bangsat!" Umpat rubby kemudian meninggalkan kelasnya.

Siswi yang melihat itu langsung tersenyum miring, lalu menatap rubby dengan tatapan dalam.

Gue,lo dan dia emang munafik, tapi gue tertarik dengan sikap buruk mu itu rubby, batin siswi itu dengan tatapan dalam ke arah rubby.

Sesampainya di rumah, rubby langsung masuk kamar saja. Karena dia males berbuat ulah lagi.

Rubby mengambil jaket, dan hp untuk ia bawa ke danau. Kemudian rubby berjalan meninggalkan kamarnya.

Sesampainya di danau rubby melihat ada cowok yang ia temuin kemaren malam.

Lalu rubby berjalanan mendekati varo, kemudian menepuk pundaknya, sontak varo menoleh ke arah rubby yang baru saja datang.

"Melamun wae bang?" Tanya rubby yang melihat varo melamun mulu.

"Hehehehe,"

"Di tanya bukan nya menjawab, malah menjawab kayak gitu anying," ketus rubby pada varo yang merasa bahwa dia terkena masalah.

"Mau cerita, tapi gue kagak bisa jelasin," kata varo dengan tatapan senduh, rubby yang melihat itu langsung merasa iba.

"Entah kenapa ada beban yang membuat aku ingin hindari," sambung varo dengan tatapan mengarah ke atas untuk menahan air mata.

"Gue hanya bisa bilang sabar saja," ujar rubby dengan mengelus-elus tangan varo, agar varo bisa lebih tenang.

"Kata bunda varo, boleh nangis tapi jangan berlebihan. Tidak baik buat kesehatan kalau nangis berlebihan," ucap rubby yang sedikit mengubah kata -kata yang di ucapkan sama varo.

"Kok kata-kata nya agak beda ya," kata varo dengan senyum menatap ke arah rubby.

"Ayo pulang," ajak varo pada rubby karena matahari mulai tenggelam.

"Padahal baru datang loh," gumam rubby dengan tidak relaa.

"Udah ayo pulang," kata varo yang memaksa rubby untuk pulang.

Tau gini mending gue kagak kesini, batin rubby yang di paksa untuk pulang sama varo.

Keesokan harinya, dimana rubby harus bersekolah untuk bertemu sama para bangsat itu. Masa sekolah ada masa yang paling menguras emosi, otak dan tenaga untuk meladeni para bangsat itu.

Tapi itu menurut rubby, yang pernah di jadikan bahan bully, bahan candaan, dan lain-lain. sebab kebanyakan luka di sekolah membuat rubby bingung gimana mau jelasin.

"Sekarang mah ada yang belain si ono," nyindirr ketua circle itu yang selalu mengurusi hidup rubby, sampai rubby risih.

Bahkan pernah saat rubby buat story ig, tiba-tiba circle mereka melihat story ig punya rubby, bahkan itu tidak sekali ataupun dua kali, itu sudah beberapa kali. Sampai rubby males bikin story, kalau di follow mah kagak papa, lah ini kagak follow sering lihat. Kan kalian tau sendiri lah.

"Hooh, mana sok Cool," ejek circle mereka dengan terus terang.

"Pendiam banget aduh," kata circle yang terlalu sibuk mengurusi hidup orang.

"Banyak bacot kalian, kalau iri bilang saja. Jangan nyindiir kayak gitu, kesan nya kayak norak," tegur siswi itu dengan santai, namun menusuk bagi mereka.

"Lo gak di ajak!" Ketus circle itu pada siswi itu, yang selalu ikut campur dengan urusan nya.

"Udah biarin saja dia, mungkin dia iri. Karena di keluarkan dari circle kitaaa," lontar circle itu dengan bahagia karena di masukan di dalam circle.

"Circle sampah saja di banggakan," lontar rubby yang muak mendengar ucapan dari para sampah itu.

"Udah goblok, nama nya jelek, dah kompelit," kata circle itu yang selalu menatap rubby setiap saat.

Sampai rubby risih, bahkan tak heran jika rubby sama dia Eye contacts, karena dia duluan yang lihat, mana melihat nya lama juga.

aku dan bumi (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang