Bab 53

2 1 0
                                    

"Hmm, sudah gak usah di pikirin," kata angkasa dengan santainya, membuat chellsy kesal dengan angkasa.

"Sikap mereka kayak Flashback pas  kelas 10 lalu, gue trauma gara-gara mereka," ujar chellsy yang mencurahkan apa yang ada di hati nya.

"Gue gak nyaman sama mereka," sambung chellsy dengan sejujurnya.

"Gue udah bilang sama mereka untuk berteman sama lo, mereka sudah lakukan belum?" Tanya angkasa kepada chellsy.

"Udah, tapi sama saja gue gak nyaman sama mereka," balas chellsy dengan jujur.

"Yang menghasut orang kelas kita, udah gue kasih pelajaran. Sekarang dia udah tak berani buat hasut mereka lagi," ujar angkasa terhadap chellsy.

"Serius lo?" Tanya chellsy terhadap angkasa.

"Iya serius," sahut angkasa dengan jujurnya.

"Berlebihan sekali angkasa," tolak chellsy yang gak enak pada penghasut itu.

"Itu bukan berlebihan, tapi emang harus di berikan pelajaran, agar dia tidak seperti itu lagi," kata angkasa dengan santainya.

"Btw maafnya kalau gue mengungkit masa lalu lo, terus yang ngehasut itu gimana?, udah dapat karma belum?" Tanya angkasa yang memiliki kekepoan tinggi.

"Udah, pas kelas 10 akhir. Dia tidak mempunyai teman, dan circle nya  buyar. Tapi pas kelas 11 mereka satu circle lagi, tapi satu per satu mereka mendapatkan karma yang jauh dari ekspersi ku," jawab chellsy dengan bahagia, karena si julid itu dapat karma.

"Cuman gitu saja?" Tanya angkasa terhadap chellsy.

"Iya, tapi pas mereka bersatu lagi. Mereka menatap gue kaya julid lagi, tapi gue bodoamat, karena mereka udah ku anggap sebagai sampah dan orang gila," jawab chellsy dengan senyum miris.

"Dan satu per satu mereka mendapatkan karma kok, walaupun karma itu tidak membuat gue memulihkan mental gue," sambung chellsy dengan senyum bahagia.

"Mental lo hancur pas SMA?" Tanya angkasa dengan hati-hati.

"Mental gue udah hancur sejak kecil kok, sejak gue masuk tk mental gue udah hancur, terus pas MI juga udah hancur, pas SMP juga sudah hancur, di tambah SMA makin hancur. jadi kalau di tanya apakah mental gue udah hancur sejak SMA saja itu salah," jawab chellsy dengan santainya, namun berbeda dengan hatinya.

Angkasa yang mendengar itu tentu saja, sedikit merinding dan gilu. Dan ia heran kenapa chellsy bisa kuat menghadapi pembully tersebut. Kalau dirinya jadi chellsy sudah pasti bundir sejak dulu.

"Maaf, kalau gue koar-koar," ucap chellsy dengan menudukan kepala.

"Gak papa, malahan gue senang kalau lo curhat seperti ini," kata angkasa dengan tersenyum manis.

Chellsy yang mendengar itu, langsung tersenyum manis. Lalu memeluk angkasa. Angkasa membalas pelukkam dari chellsy.

Di sisi lain, ada varo yang tengah berjalan di kolidor gedung kampusnya, sambil memainkan ponsel, karena bunda nya mengechetnya.

Bunda.

Kapan kamu pulang?.

Bunda sudah kangen nih.

Masih lama bun.

Lagi pula varo sudah pulang, kemaren lusa.

Itu belum cukup hm?.

Iya, bunda sudah kangen anak bungsu bunda.

Bukan hanya bunda saja yang kangen sama kamu. Tapi kenzo sama ayah juga kangen sama kamu.

Varo yang membaca pesan itu hanya menghembuskan nafas dengan kasar.

Varo juga kangen sama kalian, tapi varo juga terluka dengan sikap kalian. Membuat varo tidak mau tinggal serumah lagi sama kalian, batin varo dengan menatap ke arah pesan itu.

Ini kesempatan bagus, buat varo menghindar dari kalian, batin varo dengan mengetik di hp.

Bunda.

Nanti kalau varo tidak sibuk, varo bakalan balek ke indonesia.

Sekarang varo sibuk kuliah bun.

Karena varo sudah masuk semester akhir, dan sebentar lagi varo juga lulus kuliah.

Jadi bunda harus sabar yaa.

Y.

Varo yang melihat respon dari bunda nya, sontak menghembuskan nafas dengan kasar.

"Semakin yakin buat varo untuk meninggalkan rumah, walaupun varo meninggalkan rumah, tapi nasehat yang pernah bunda berikan pada varo, akan varo ingat selalu," lirih varo yang melihat pesan terakhir dari bunda nya.

Kemudian varo berjalan cepat menuju ke arah kelas, takut dosen nya sudah masuk kedalam kelas.

Sesampai nya di kelas varo langsung duduk bangku nya, dan memainkan sosmed sambil menunggu dosen datang. Varo juga bersyukur karena dosen nya belum datang, jadi dirinya bisa bersantai di kelas.

Di sisi lain, ada wanita yang tengah memandang ke arah varo dengan tatapan berkaca-kaca.

Var, maaf gue telah lancang mencintai lo. Di saat lo mencintai seorang cewek, batin wanita itu yang hati nya tersayat.

Ke inginan gue cuman satu var, ingin di cintai hebat sama lo seperti lo mencintai gadis itu. Namun rasa nya mustahil kalau itu terjadi, batin wanita itu yang terus menatap ke arah varo.

Tiba-tiba ada yang menepuk pundak wanita itu, songak wanita itu menoleh ke arah orang yang menepuk pundak nya, ternyata yang menepuk pundak nya adalah teman nya sendiri.

"Gue udah bilang jangan mencintai varo lagi, karena bagaimana pun varo lagi mencintai seorang cewek," ucap teman wanita itu yang merasa iba dengan sahabatnya.

"Lo bakalan kalah sama cewek yang di cintai hebat sama varo, lo juga bakalan terluka akan perasaan lo sendiri," sambung teman wanita itu.

"T-tapi itu gak mudah buat gue, gue sudah terlalu cinta sama varo. Lagipula kita kan berhak mencintai orang, walaupun kita bakalan terluka akan perasaan ini," lirih wanita itu yang sudah terluka karena mencintai varo sejak awal masuk kuliah.

"Gue yakin lo bakalan bisa, melupakan varo. Karena masih banyak cowok di luar sana, gue yakin lo bisaa!" Nasehat teman wanita itu dengan sabar.

"Seberapa banyak laki-laki di luaran sana, bakalan kalah dengan laki-laki yang ku mau," ujar wanita itu yang masih menginginkan varo.

"Kaila, lo jangan bertingkah seperti itu. Gue tau kalau lo mencintai varo, tapi varo mencintai gadis lain, bukan sama lo, gerti!" Tutur teman kaila yang sudah muak dengan kata cinta.

"Lagi pula cinta itu gak bisa di paksa, biarin varo bahagia dengan cewek yang ia cintai!, lo jangan egois kailaa!" Sambung teman kaila.

Kemudian teman kaila meninggalkan kaila di bangku nya sendirian. Sedangkan kaila yang mendengar itu hanya bisa tersenyum miris.

Kalau seandainya kita tak bisa bersatu var, izinkan aku memakai nama mu di putra kecil ku nanti, batin kaila yang mencoba melupakan varo.

Di apartemen angkasa, chellsy tengah duduk di sofa ruang tamu. Sambil makan cemilan miliknya angkasa, sedangkan angkasa tengah main game.

"Sa, lo lagi suka sama seseorang gak?" Tanya chellsy terhadap angkasa, sedangkan angkasa yang mendengarkan itu sontak menghentikan main game nya.

Lalu angkasa melihat ke arah chellsy dengan tatapan dalam.

aku dan bumi (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang