Kemudian pembantu itu berlari kecil meninggalkan tempat gudang itu.
Beberapa hari telah berlalu.
Dimana pertemanan rubby sama varo makin dekat, bahkan tak jarang kalau rubby sering masuk ke rumah varo, karena varo yang memaksa.
Sedangkan pertemanan aletta sama rubby hanya ada sedikit perkembangan, karena rubby sulit untuk menerima aletta. Karena bagaimana pun aletta dulu pernah temanan sama elena, rubby takut kalau aletta hanya memanfaatkan nya.
Sekarang rubby berada di rumah varo, karena varo kampret yang nyuruh rubby untuk kerumahnya, dan anehnya rubby nurut.
"Varo lo ngapain nyuruh gue untuk datang kemari ege?" Tanya rubby sambil teriak- teriak di rumah varo.
"Gak papa, lagi pula kenapa lo juga nurut kalau gue suruh, hah?" Balas varo dengan santai nya duduk di ruang tamu.
"Iya juga ya," lontar rubby dengan kebingungan terhadap dirinya sendiri.
"Tolol," umpat varo yang dapat terdengar oleh rubby, rubby yang mendengar itu tentu saja tidak terima.
"Pe maksud lo?, lo juga lebih tolol anak ngentod," umpat rubby yang lebih bar - bar, untung saja kedua orang tua varo tidak ada di rumah.
Gini amat lawan sama rubby, batin varo yang harus sabar menghadapi rubby.
"Lo lucu tau kalau lagi emosi," ujar varo yang tanpa sadar membaperin anak orang.
Rubby yang mendengar itu hanya bisa menahan salting, lalu menatap ke arah varo dengan tatapan datar.
"Buaya daratt," lontar rubby dengan tatapan datar.
"Enak saja, lo orang adalah orang pertama kali yang gue gombalin ege. Selain lo mana ada ye," ungkap varo pada rubby, rubby yang mendengar itu tentu saja salting.
Kemudian rubby memukul varo yang ada di sampingnya dengan bahagia.
"Aaa, masa," ucap rubby dengan memukul lengan varo.
Varo yang di perilakukan gitu hanya bisa memutar bola mata, sambil membatin.
Ni orang suka banget memukul gue, batin varo pada rubby, lalu varo melihat ke arah mata rubby yang sangat indah.
"Ngapain lo lihat- lihat?, gue tau kalau gue cantik," ucap rubby dengan pede nya.
"Pede sekali anda, orang di mata lo adaa...." kata varo yang sengaja tidak di lanjutkan.
"Ada apa?" Tanya rubby dengan penasaran.
"Adaa muka gue. Hahahahaha," balas varo dengan kalimat yang sangat garing.
Rubby yang mendengar itu hanya memutar bola mata, karena mendengar ucapan dari varo.
Tak lama datang lah seorang laki- laki dari arah ruang tamu, laki- laki itu tampak ganteng, dan berwibawa.
"Kak mau kemana?" Tanya varo pada laki- laki itu.
"Mau keluar, lo jaga rumah var," balas laki- laki itu pada varo, namun pandangan nya tak sengaja melihat ke arah rubby dengan sekilas.
Lalu laki- laki itu melanjutkan jalan, walaupun rubby sering ke rumah. Tapi dirinya tidak mengenali rubby.
"Rumah sepi, tinggal kita berdua. Enak nya ngapain nya?" Ucap varo namun membuat rubby salah paham.
Dengan spontan rubby memukul varo dengan kencang, varo mencoba buat melindungi diri dari serangan rubby.
"Rubby, hey hentikan!" Ucap varo yang mencoba menghetikan rubby.
"Dasar mesum," kata rubby dengan memukul varo sekuat tenaga.
"Hentikan woy, lo salah paham. Gue kagak berniat buat gitu woy!" Jelas varo semua nya agar rubby tidak salah paham.
Kemudian varo menahan tangan rubby, sontak mereka melakukan Eye contacts.
Tiba- tiba orang tua varo datang dan melihat itu langsung saling memandang satu sama lain.
"Varo ikut bunda sekarang!" Ucap bunda pada varo, kemudian bunda berjalan menuju ke arah lantai atas.
Sontak mereka berdua menoleh ke arah bunda, kemudian varo berjalan mengikuti bunda.
Sesampainya di ruang keluarga, bunda menatap ke arah varo. Varo yang melihat itu hanya bisa menghembuskan nafas.
"Kenapa bun?" Kata varo pada bunda dengan seolah- olah tak tau.
"Bunda tau, kalau kamu mengerti maksud bunda. Bunda peringatin kamu agar jangan menaruh perasaan pada rubby!" Nasehat bunda dengan sedikit berbeda nada nya.
"Alasan nya apa bun?, kenapa varo tidak boleh menaruh perasaan pada rubby?" Kata varo dengan rasa penasaran, kenapa bunda mati-matian menyuruh dirinya untuk tidak menaruh perasaan pada rubby.
"Kamu kok berkata seperti itu?, jangan bilang kalau kamu menaruh perasaan pada rubby?" Tanya bunda dapat membuat varo gugup.
"Yang bunda katakan gak bener!, mana mungkin varo menaruh perasaan pada rubby," sahut varo dengan memandang ke arah foto yang ada di dinding.
"Kita hanya sebatas teman dan tidak lebih," sambung varo dengan mata merah.
"Siapa tau nanti kamu akan menaruh perasaan pada rubby. Perasaan tumbuh karena terbiasa varo!" Ucap bunda dengan menatap ke arah varo.
"Ingat varo, bunda tidak ingin kamu terluka karena perasaan kamu sendiri," sambung bunda lalu melangkah meninggalkan ruang keluarga tersebut.
Varo yang mendengar itu hanya bisa menggepalkan tangan nya, lalu mengingat kalimat terakhir yang di ucapkan oleh bunda nya.
Ingat varo, bunda tidak ingin kamu terluka karena perasaan kamu sendiri.
Ingat varo, bunda tidak ingin kamu terluka karena perasaan kamu sendiri.
Ingat varo, bunda tidak ingin kamu terluka karena perasaan kamu sendiri.
"Ada apa ini, kenapa bunda mengatakan seperti itu," gumam varo dengan menatap ke arah depan, dengan tatapan bertanya- tanya.
Di ruang tamu terdapat rubby yang tengah mengborol sama bunda varo, mereka sangat menikmati obrolan tersebut.
"Rubby, tante boleh tanya?" Tanya bunda terhadap rubby.
"Boleh ten, emang nya tante mau tanya apa?" Sahut rubby dengan senyum manis.
"Rubby suka sama anak tante?" Tanya bunda varo langsung ke inti nya.
"Tidak tante, rubby sama sekali tidak berpikiran seperti itu. Karena bagaimana pun rubby hanya menganggap varo sebagai teman dan gak lebih tan," balas rubby dengan sejujurnya, rubby sangat tidak nyaman dengan apa yang di lontarkan oleh bunda varo.
Bunda yang mendengar itu hanya mengangukan kelapa saja, lalu ia menatap ke arah rubby dengan tatapan dalam.
Rubby yang di tatap seperti itu hanya bisa diam saja, sejujurnya rubby tidak nyaman dengan tatapan bunda varo.
Kenapa bunda varo natap nya aneh begitu ya, batin rubby dengan berpikiran positif.
"Rubby kamu ingat sesuatu gak?" Tanya bunda dengan tiba- tiba, membuat rubby panas dingin.
"Ingat apa bun?" Balas rubby dengan merasakan panas dingin.
"Lupain saja," sahut bunda yang melihat varo tengah menuruni tangga.
Tak lama varo duduk di samping bunda, lalu varo menatap ke arah rubby. Varo merasa bahwa rubby sangat tidak nyaman berada di sini.
"Bun, varo mau antar rubby pulang. Soal nya sudah kelewat jam main nya, takutnya orang tua rubby cariin," kata varo pada bunda nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
aku dan bumi (END)
Teen FictionSeorang gadis yang bernasib malang, ia dipaksa kuat oleh keadaan. Gadis itu bernama rubby, ia memiliki banyak trauma yang selalu mendampingin nya. Ayo simak!!. Penulisannya masih berantakan. Cover dari pinterest. Cerita ini murni dari pemikiran saya...