"Kenapa bicara seperti itu?" Tanya angkasa dengan syok.
"Ya, cuman tanya saja. Emangnya kenapa?" Sahut chellsy dengan polos nya.
"Gak papa, sebaiknya jangan bicara seperti itu. Gak baik untuk bocil," kata angkasa dengan melihat ke arah depan.
"Kita sudah gak bocil lagi sa, umur kita saja sudah lebih dari 20 taun. Jadi kita bukan bocil lagi," tutur chellsy dengan kesal, karena angkasa selalu anggap kalau mereka masih kecil.
Benar kata lo chel, kalau kita sudah tidak bocil lagi. Tapi gue tidak mau cepat- cepat menjadi dewasa, gue mau seperti ini terus!, batin angkasa yang egois.
"Jangan bilang kalau lo lagi suka sama seseorang ya?" Duga angkasa terhadap chellsy.
Chellsy yang mendengar itu langsung terdiam, lalu chellsy membatin.
Kalau gue jujur takut nya angkasa makin posesif terhadap gue, t-tapi kalau bohong takutnya nanti kalau sudah terbongkar, angkasa kecewa masa gue, gue bingung, batin chellsy yang memikirkan perasaan angkasa sekarang.
Setelah berpikir lama, akhirnya chellsy memilih untuk jujur saja terhadap angkasa.
"I-iya," tutur chellsy dengan menuduk kan kepala, angkasa yang mendengar itu tentu saja syok.
Oke angkasa, lo gak boleh egois. Karena semua orang berhak mencintai seseorang termasuk chellsy. Chellsy sudah dewasa angkasa, jadi lo gak boleh egois, batin angkasa yang melihat chellsy menundukan kepala.
"Gak papa, gak usah takut gue marah. Lagi pula lo juga berhak mencintai seseorang," tutur angkasa yang merasa kasihan terhadap chellsy.
Chellsy yang mendengar itu tentu saja syok, chellsy kira angkasa bakalan marah ternyata gak.
"Tapi ingat kata gue chellsy, kalau seandai nya cowok itu menyakiti lo, gue akan menghabisi nya cowok itu. Karena gue gak mau lo terluka," sambung angkasa dengan serius.
Chellsy yang mendengarkan itu, langsung menganggukan kepala, lalu memeluk angkasaa dengan erat.
Gue gak mau lo terluka chellsy, karena lo sudah cukup menderita di masa lalu. Gue gak akan biarin lo menderita lagi, batin angkasa yang selalu ingin melindungi chellsy.
Gue akan menjaga lo selama nya chellsy, batin angkasa yang berusaha membuat chellsy bahagia.
Dan gue bakalan membuang jauh-jauh perasaan ini yang muncul entah kapan itu, batin angkasa menatap ke arah depan.
Malam harinya telah tiba, dimana angkasa dan chellsy tengah berada di supermarket, karena ingin belanja bulanan.
Mereka telah memilih buah mana yang bakalan mereka beli, mereka hanya membeli beberapa buah yang mereka sukai. Lalu di lanjut ke sayuran, walaupun chellsy gak suka sayuran tapi mereka membelinya.
Karena paksaan dari angkasa, angkasa membeli sayuran agar chellsy bisaa hidup sehat dan tidak mengkomsumsi makanan instan. Walaupun begitu mereka juga membeli makanan instan yang banyak melebihi sayuran.
Saat memilih sayuran, chellsy saplok ke arah ke arah rak sebelah. Lalu ia berjalan mendekat ke arah rak sebelah.
Dengan penuh ke sadaran mengambil mainan yang sangat lucu itu, dengan senyuman bahagia dan ceriaa.
Bahkan chellsy juga melompat-lompat seperti anak kecil, angkasa yang melihat itu langsung memoto itu.
Bocil, batin angkasa yang merasa bahwa chellsy begitu lucu.
Lalu mereka membayar belanjaan itu, kemudian pulang ke apartemen masing- masing.
Pagi harinya telah tiba, dimana chellsy dan varo tengah berada di pantai. Mereka tengah membuat istana pasir di pantai.
Butuh waktu lama mereka menyelesaikan istana pasir tersebut, namun mereka sangat menikmati proses pembuatan istana pasir itu.
Akhirnya mereka menyelesaikan istana itu, lalu chellsy memoto istana yang begitu indah itu.
Setelah memoto lalu chellsy memosting nya di ig, lalu chellsy mematikan hp dan menyimpan nya di saku.
"Anjay, istana ini indah banget," tutur chellsy dengan bahagiaa.
"Iya, indah banget seperti kamu by," lontar varo dengan senyum manis terhadap chellsy.
Chellsy yang mendengar itu langsung melihat ke arah varo, lalu mereka Eye contacts, tak lama akhirnya chellsy membuang muka.
"Kata-kata mu terlalu manis, jadi takut gue," kata chellsy yang tengah melihat ke arah depan.
"Jangan takut, gue gak gigit kok. Paling ku makan saja," lontar varo membuat chellsy makin takut.
"Navarro mavendra," ucao chellsy yang masih apal dengan nama panjang varo.
"Ciee apal nih," kata varo dengan jahill.
Chellsy yang mendengar itu hanya memutar bola matanya saja, lalu mengambil vidio istana pasir yang mereka buat.
"Kirain lo bakalan lupain nama panjang gue, ternyata kagak. Omo omo," sambung varo dengan jahill.
Namun chellsy hanya acuh saja, dan berfokus menvidio istana pasir ini.
"Jad.........," kata varo yang terpotong oleh chellsy.
"Bacot," potong chellsy yang melihat tingkah jahil varo.
"Btw di sini nyaman banget var, gue betah. Tapi gue juga kangen keluarga dan rumah, tapi gue takut sakit di sana," sambung chellsy yang duduk di tepi pantai.
"Sama by, gue juga kangen rumah tapi gue juga sakit berada di rumah," sahut varo yang menatap ke arah depan.
"Dan gue memutuskan buat menetap di sini," sambung varo dengan tatapan kesedihan.
"Sama gue juga ingin menetap di sini. tapi kalau gue meninggal, gue ingin di kuburkan di indonesia. Biar keluarga gue mudah ke kuburan gue," ujar chellsy dengan perasaan campur aduk.
Varo yang mendengar itu, perasaan nya langsung gak enak. Namun varo berusaha membuang perasaan yang gak enak itu.
"Gimana kabar aletta var?" Tanya chellsy yang sangat rindu sama aletta.
Walaupun dirinya sudah lama tak bertemu dengan aletta, namun dirinya sangat merindukan aletta.
"Aletta kangen sama lo by," jawab varo dengan jujurnya.
"Dia sangat sedih, karena tak bisa bertemu sama lo," sambung varo dengan menatap ke arah chellsy.
"Lo sudah ketemu sama aletta var?" Tanya chellsy terhadap varo.
"Sudah, kita bertemu di cafe," sahut varo dengan sejujurnya.
"Hmm,"
"Saat itu gue habis dari kuburan, terus mampir ke cafe," kata varo dengan sejujur nya.
"Siapa yang meninggal?" Tanya chellsy dengan kepo.
"Nenek dari keluarga ayah," sahut varo dengan tatapan berkaca-kaca.
Chellsy yang melihat itu langsung mengelus-elus tangan varo, agar varo merasa tenang.
"Sabar var," tutur chellsy terhadap varo.
"Iya by, gue gak papa kok," ucap varo terhadap chellsy.
"Bentar lagi gue lulus kuliah," sambung varo dengan senyum manis.
"Semangatt varo," kata chellsy dengan ceriaa.
"Lo juga semangat kuliahnya chellsy," ucap varo terhadap chellsy, dengan menatap mata chellsy.
"Gue ingin jadi pasien pertama yang bakalan di periksa oleh dokter rubby chellsy zamoraa," sambung varo dengan semangatt.
"Jangan manggil gue dokter, gue belum pantes untuk di panggil dokter. Panggil gue calon dokter saja," kata chellsy yang merasa gak pantas di panggil dokter.

KAMU SEDANG MEMBACA
aku dan bumi (END)
Teen FictionSeorang gadis yang bernasib malang, ia dipaksa kuat oleh keadaan. Gadis itu bernama rubby, ia memiliki banyak trauma yang selalu mendampingin nya. Ayo simak!!. Penulisannya masih berantakan. Cover dari pinterest. Cerita ini murni dari pemikiran saya...