"ARGG! KENAPA GUE BELIBET SIHH!" Teriak rubby yang menyadari bahwa dirinya berbicara dengan belibet.
"Mana kalimat gue agak gak jelassss!" Kata rubby dengan alay, lalu ia memukul kepala nya sendiri.
Tiba- tiba ada tangan yang menahan tangannya agar tidak memukul kepala nya sendiri. Sontak rubby melihat ke arah tangan yang menghentikan nya, orang itu adalah varo.
Flashback.
Saat varo memasuki area danau, varo melihat bahwaa rubby tengah menyakiti dirinya sendiri.
Sontak varo berlari menghampiri rubby dan menahan agar rubby tidak menyakiti dirinya sendiri.
Flashback off.
"Varo, ngapain lo berdiri?" Kata rubby dengan bodohnya.
"Masak cupang, pakek nanyak anying," sahut varo dengan muka datar, rubby yang mendengar itu langsung cegegesan.
Lalu varo duduk di samping rubby, varo pun menoleh ke arah rubby dengan tatapan datar.
"Jangan menyakiti diri lo sendiri. sebesar apapun masalah lo, jangan sampai lo sakitin diri lo sendiri," nasehat varo pada rubby, rubby yang mendengar itu hanya mengangukan kepala.
"Oke, tapi gue kagak janjii," lontar rubby dengan senyum palsu.
Varo mendengar itu menghembuskan nafas dengan kasar.
"Butuh tempat pendengar?" Tawar varo pada rubby, karena dia tau kalau rubby lagi membutuhkan pendengar.
"Tidak," tolak rubby dengan senyum palsu.
"Kalau lo sendiri?" Kata rubby dengan senyum.
"Tidak," tolak varo.
Kemudian keadaan danau sangatlah kening dan tenang. Angin bersepoi- sepoi mengenai rambut mereka berdua, udara sangatlah sejuk.
Seperti biasa rubby menfoto langit- langit, lalu tersenyum dengan sangat indah.
Varo hanya menatap ke arah depan dengan tatapan kosong, begitu banyak masalah yang menghampiri nya. Membuat nya tidak bisa berkata - kata lagi.
Varo sangat muak dengan keadaan ini, namun varo tak berdaya, hanya bisa diam saja.
Tiba- tiba ada setetes air dari langit, membuat varo tersadar. Lalu varo melihat ke arah atas dan ternyata hujan mulai turun.
"Rubby, ayo neduh. Hujan mulai turun," ajak varo pada rubby yang tengah menikmati suasana di danau.
Sontak rubby melihat ke arah varo, lalu varo menarik rubby berjalan mencari tempat teduh.
Setelah menemukan sebuah angkringan, kemudian mereka berlari kecil menuju angkringan itu. Lalu mereka neduh di sana.
Di sisi lain, varo merasa sangat bosan. Lalu dirinya menoleh ke arah rubby yang tengah mainkan air hujan.
Tiba- tiba muncul lah sebuah ide di otak varo, varo mendekat ke arah air hujan, dengan sengaja varo mengenakan air hujan itu pada rubby.
Sontak rubby menatap ke arah varo yang tengah ketawa- tawa karena berhasil mengerjai nya.
Rubby langsung membalas dengan rasa kesal, tak lama tertawa karena puas melihat wajah varo yang tengah panik.
"Eehh,"
"Rubby, jangan jahili gue,"
"By, udah lah,"
Rengek varo karena rubby menjahili nya dengan air hujan, rubby sontak berhentii mengerjai varo.
Karena mendengar ucapan varo yang kalimat terakhir, rubby merasakan detak jantung yang menurut nya seperti tak biasa.
Kenapa dengan jantung ku?, batin rubby dengan gelisah.
KAMU SEDANG MEMBACA
aku dan bumi (END)
Teen FictionSeorang gadis yang bernasib malang, ia dipaksa kuat oleh keadaan. Gadis itu bernama rubby, ia memiliki banyak trauma yang selalu mendampingin nya. Ayo simak!!. Penulisannya masih berantakan. Cover dari pinterest. Cerita ini murni dari pemikiran saya...