Bab 16

4 1 0
                                    

"Bukan ege," sahut rubby dengan menangis.

"Lah terus ngapain lo buat surat wasiat, kalau buat itu!" Kata aletta yang tanpa sadar menaikkan satu kaki nya, lalu menaruhnya di kursi.

"Karena gue takut nanti tiba- tiba mati, gara- gara serangan jantung. Maka nya gue buat surat ini ege," ungkap rubby, kemudian melanjutkan nangis.

Aletta yang mendengar itu hanya bisa tercengang saja. Tak nyangka kalau rubby bakalan berpikiran seperti itu.

Orang aneh, batin aletta dengan menatap rubby.

"Oke, skip- skip. Mending kita lanjutkan pelajaran," kata aletta yang sudah menyerah menghadapi kelakuan aneh dari rubby.

Mereka mengakhirnya belajar itu di jam 23.04, setelah itu rubby langsung tidur di kasur nya. Tak lama rubby masuk ke alam mimpi.

Flashback

Saat rubby masih tk, rubby pernah tidak mempunyai teman. Namun rubby biasa saja karena tidak tau apa- apa, tetapi rubby hanya bisa tersenyum ceria. Karena masih ada kakak laki- laki nya yang masih menyayangi nya.

"Jangan temanan sama diaa, diaa pendiam,"

"Hooh, pendiam banget diaa,"

Flashback off.

Rubby yang teringat itu langsung gelisah, panas dingin.

Flashback

Semejak masuk sd, rubby sering di bully. Karena rubby pendiam.

"Huhuhuhu jelek,"

"Cupuuu,"

"Ihhh jijik banget gue dekat- dekat sama dia" ucap laki- laki yang mempunyai banyak teman.

"APASIH RUBBY!" Bentak seseorang pada rubby.

"Iyuh,"

"Dih,"

"Bocah ooo ee,"

"Jangan temani diaaa," ucap seseorang kemudian mereka mengikuti apa kata orang itu.

Bahkan tk, sd kelas 2 rubby pernah tak mempunyai teman, namun rubby masih bisa tersenyum karena rubby masih tidak tau apaa.

Dan masih mempunyai kakak laki- laki nya yang masih sayang pada nya. Jadi rubby tak masalah kalau rubby tak punya teman.

Beranjak kelas 6.

Rubby pernah di bully dengan kekerasan fisik, namun rubby hanya diam saja. Dan teman- teman nya hanya diam saja, karena mereka takut sama cowok itu.

Pernah saat- saat rubby ingin pindah gara- gara itu.

Bahkan setiap hari cowok itu melakukan kekerasan fisik, namun tidak ada yang menolong nya.

"Hahahhaahhaa," tawa cowok itu yang habis mengbully rubby.

"Bully yokk," kata cowokk lain.

"Ayok pukul diaa," kata cowok itu yang tak berperasaan.

Namun teman kelasnya hanya diam saja, karena ia takut sama para cowok itu.

"Tolong jangannnnn," kata rubby dengan mata berkaca- kaca.

Mulai di kepala sampai di tubuhnya, di pukulin sampai berulang kali.

Rubby tidak mau mengadu ke gurunya, karena ia takut sama guru itu.

Sakit kepala ku, batin rubby yang di pukul terus- terus di kepala nya.

"Yang keras pukul nyaaa," ucap cowok itu dengan tepok tangan, dan tertawa kerasss.

Flashback off.

Rubby langsung terbangun dari tidur nya, dan melihat ke depan dengan keadaan yang penuh dengan keringat di tubuh nya.

Rubby waktu tk pernah di jauhin, tapi masih ada teman nya. Walaupun cuman beberapa saja teman nya.

Waktu sd rubby mulai di hinaa dan kekerasan fisik sama cowok.

Smp di hina juga, dan SMA juga di jauhin pas kelas 10.

Maka dari itu kenapa dirinya benci banget sama sekolah, karena dirinya pernah di bully dari kecil sampai sekarang.

Rubby yang mengingat itu hanya bisa memegang kepala nya yang di pukul sama merekaa.

Kemudian rubby meneteskan air mata, dengan menahan sesak, kenapa rubby selalu tidak beruntung dalam kehidupan nya.

Keesokan harinya telah tiba, dimana rubby berada di danau, hari ini rubby membolos sekolah karena ia trauma dengan yang nama nya sekolah.

Rubby hanya menangis saja, walaupun itu udah lama tapi rubby sangat sakit mengingat kejadian itu.

"Andai ibu tau berapa menderita nya aku di sekolah, apakah ibu masih mau menyekolahkan aku lagi," kata rubby dengan menangis, waktu sd adalah hal sangat mengerikan bagi nya.

"Mental ku berantakan sejak kecil bu, gara- gara ulah mereka, mereka jahat buu, rubby benci merekaa. Dunia jahat buu, kenapa rubby yang harus merasakan itu buu," curhat rubby dengan menangis dengan derass.

"Andai gue gak lahir, gue ngak bakalan mendapatkan kekerasan fisik, dan hinaaan," ujar rubby dengan menangis kencang.

Mental nya sudah hancur sejak dulu, tapi karena ia masih mendapatkan kasih sayang dari sosok lelaki yang amat berpengaruh baginya, maka  ia kuat menghadapi dunia yang begitu jahat ini.

Bahkan dulu rubby sangatlah dekat dengan kakak laki-laki nya, dari pada orang tua nya, apalagi sang ibu.

Rubby sangatlah menyayangi kakak laki- laki nya, lebih dari sayang dia pada ibu nya.walaupun dirinya selalu berantem sama kakak laki- laki nya, ia tetap menyayangi kakak nya.

Namun semejak lelaki itu berubah sikap nya terhadap rubby, semejak itu rubby sudah kehilangan arah.

Dan sekarang rubby sadar kalau dirinya membutuhkan kakak laki-laki nya, namun apa daya nya, mereka asing semejak rubby mau tumbuh dewasa.

Pikiran rubby sekarang sangatlah kacau, rubby bingung mau ngapain lagi. Rubby juga sudah kehilangan arah untuk hidup nya.

Penampilan rubby jauh dari kata rapi, rambutnya berantakan, mata bengkak, hidung merah, pakaian kusut.

"Rubby lo harus bisa sendiri, lo harus bisa bangkit sendiri, sekarang lo hanya punya diri lo saja," lirih rubby dengan suara serak.

Setelah itu rubby bengong sampai menghabiskan waktu berjam-jam.

Sore hari nya telah tiba, dimana rubby masih ada di tempat yang sama, bahkan rubby tak menyadari bahwa ini sudah sore.

Di sisi lain, ada varo yang tengah berjalan menuju ke area danau, dengan lesu. Saat sampai di danau varo melihat ada seorang gadis dengan penampilan berantakan.

Membuat varo mendekati gadis itu, dan varo merasa bahwa gadis itu adalah rubby, gadis yang selalu melampiaskan semua masalah nya pada danau.

Varo pun duduk di samping gadis itu, lalu varo menoleh ke arah gadis itu. Tentu saja varo terkejut dengan penampilan rubby yang sangat berantakan seperti tak pernah di urus sama beberapa bulan.

"Rubby," panggil varo pada rubby, tetapi rubby tidak mendengar panggilan dari varo.

Seberat itukah masalahmu by?, sampai lo seperti ini? Batin varo yang merasa kasihan pada rubby.

"Rubby!" Panggil varo sekali lagi, dengan menepuk pundak nya.

Sontak rubby tersadar lalu menoleh ke arah orang yang menepuk nya, ternyata orang itu varo.

"Butuh pelukan?" Tanya varo yang kasihan dengan kondisi dari rubby.

Tanpa mengucapkan sepatah kata, rubby langsung memeluk varo. Rubby merasakan hangat saat memeluk varo.
Ini yang rubby cari selama ini.

Di sisi lain, varo yang di peluk sama rubby, sontak membalas pelukan nya. Nyaman itu yang ada di pikiran nya. Ini yang varo cari selama ini.

aku dan bumi (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang