Bab 24

8 1 0
                                    

"Ada apa dengan masa lalu, kenapa harus rubby?. Kenapa tidak cewek lain saja?" Kata varo yang tengah bingung dengan situasi sekarang.

"Kenapa bunda tidak ngasih tau semua nya saja, kenapa harus setengah- setengah," gumam varo yang tidak menyangka dengan fakta yang telah bunda katakan.

Tak lama datang lah kakak laki- laki varo, yang baru pulang dari kota lain. Karena kakak laki- laki itu ingin bersekolah di kota lain, yang telah ia mimpi kan.

"Varo," panggil kakak laki- laki itu pada varo.

Sontak varo menoleh ke arah kakak laki- laki itu, dan menghampiri nya, lalu duduk di samping kakak laki-laki.

"Kapan abang pulang?" Tanya varo pada kakak laki- laki nya.

"Barusan, terus mampir kekamarmu," balas kakak laki- laki itu dengan senyum.

"Tumben," kata varo dengan menatap curinga ke kakak laki- laki nya.

"Kagak usah natap kayak gitu, ngeri njitr," ketus kakak laki- laki itu dengan merinding.

"Abang bawa oleh- oleh gak?" Tanya varo yang berharap kalau abang nya membawa oleh- oleh.

"Bawalah, apalagi kesukaan mu," balas kakak laki- laki itu dengan senyum lebar.

Kakak laki- laki itu pun mengasih sebuah kantong pada varo, dengan senang hati varo menerima itu.

"Makasih bro," ucap varo dengan bahagia.

Keesokan harinya telah tiba, dimana rubby tengah bermain game di kelas karena jam kosong.

"Huaaa, uangku ketinggalan. Mana hari ini apes banget," ucap aletta dengan nada sedih.

"Pakai uang ku dulu, kamu bisa balik kapan-kapan," kata rubby dengan santai.

"Serius lo?" Tanya aletta dengan semangatt.

"Iya," balas rubby sambil main game.

"Tapi gue gak enak sama lo," ujar aletta dengan memainkan tangan nya.

Ayo paksa by, cepat paksaa gue, batin aletta dengan penuh harapan, kalau rubby memaksa nya.

"Yaud......," kata rubby yang di potong oleh aletta.

"Ah jadi gak enak, makasih loh. Telah meminjamin," potong aletta dengan senyum bahagia, sedangkan rubby yang melihat itu hanya bisa tersenyum.

Lalu memberikan uang pada aletta, kemudian rubby lanjut maun game. Sedangkan aletta dengan senang hati menerima duet yang telah di berikan oleh rubby.

"Yeys, akhirnya nanti gue bisa beli somay juga," ungkap aletta dengan bahagia, sedangkan rubby hanya bisa mengelengkan kepala nya.

Di kantin sekolah, rubby sama aletta tengah makan dengan tenang. Namun ketenangan itu hilang karena mereka melihat keributan di kantin.

"Ta, cepet habiskan lalu kita pergi, soal nya ini berisik sekali," kata rubby yang tidak nyaman dengan keributan ini.

"Oke," sahut aletta dengan menguyah makanan.

Tak butuh waktu lama aletta, telah menyelesaikan makan nya. Kemudian mereka pergi dari kantin dan menuju kekelas.

"Tau gitu gue ogah kekantin," gumam rubby yang sangat gak nyaman di sekolahan ini.

"Kita kapan lulus nya," celetuk rubby yang sangat gak nyaman bersekolah di sini.

"Bentar lagi, sebab kita udah kelas 11. Terus bentar lagi kelas 12, dah yang lo tunggu telah tiba, dimana kita lulus sekolah," kata aletta dengan menatap ke arah rubby.

"Gimana dah ada perkembangan belum?, dengan cerita lo?" Tanya aletta pada rubby.

"Sudah, tapi gue pusing gimana cara meng endingkan cerita ku yang dulu," balas rubby yang ingin menamatkan cerita nya yang dulu, sekarang masih berada di draft.

"Buang saja cerita yang dulu," lontar aletta dengan entengnya, sontak rubby memukul tangan aletta.

"Sayang banget kalau di buang, karena bab nya sudah banyak sekali," ujar rubby dengan main game.

Aletta yang mendengar itu hanya menganggukkan kepala nya, lalu membuka hp.

"PENGUMUMAN- PENGUMUMAN, ANAK - ANAK BISA PULANG SEKARANG JUGA!"

Semua murid pada bersorak semua, karena yang mereka tunggu telah tiba juga.

"Yeys," sorak murid- murid dengan gembira.

"Yeys, pulang cepet," sorak aletta yang melihat sekarang tengah jam 09.38.

Di sisi lain, ada rubby yang tengah duduk di tepi danau. Suasana di sana tidak berubah, sama seperti tahun sebelum nya.

Sejuk, nyaman, damai dan tentram. Tentu saja ada keindahan dari pohon- pohon, air danau, burung, dll.

"Nyaman, tenang dan damai," gumam rubby yang sangat kagum dengan keindahan danau.

"Cantik bangetkan danau ini?" Kata varo yang baru datang, lalu duduk di samping rubby.

"Iya,"

Kemudian mereka diam- diam, sambil menikmati danau yang begitu indah.

"Kalau kita jatuh cinta, emangnya salah ya?" Ujar varo dengan menatap ke arah depan.

"Jatuh cinta emang gak salah, karena kita tidak bisa memilih jatuh cinta pada siapa," sahut rubby tanpa menatap ke arah varo.

"Cinta sangatlah rumit," gumam varo yang hanya di dengar oleh varo saja.

"Jangan salahkan cinta, karena gue pernah membaca sesuatu tentang cinta. kalau cinta itu anugerah yang tuhan kirimkan ke kita," kata rubby dengan mengingat kalimat yang pernah ia baca dulu.

"Lo ngapain baca tentang cinta?" Tanya varo dengan penasaran pada rubby.

"Karena gabut, yaudah gue baca tentang cinta- cinta saja. Ternyata membaca tentang cinta itu seru tau, banyak hal yang gue tau tentang cinta," balas rubby dengan melihat ke arah depan.

"Ooo,"

"Var, laki- laki yang ada di rumah lo sapa anjay?, ganteng kali lah," kata rubby dengan blak- blakan pada varo.

"Abang gue, masih gantengan gue," ujar varo dengan narsis, membuat rubby memutar bola matanya.

"Iyadeh, sipaling gantenggg!" Tekan rubby pada varo, yang terlalu kepedean.

Tapi bener yang di katakan oleh varo, kalau varo juga ganteng tapi masih gantengan abangnya, batin rubby dengan memandang wajah varo yang tampan itu.

Andai saja varo bisa ku miliki, pasti wajahnya sudah ku cakar- cakar, sebab wajah varo terlalu ganteng, batin rubby yang sangat tak masuk akal.

"Kenapa lihati?, gue tampan ya?, gue udah ngerasa kok, kalau gue tampan," puji varo terhadap dirinya sendiri, membuat rubby membuang pandangan nya.

"Geer anjay!" Ketus rubby lalu menatap ke arah sebelahnya, dan tersenyum.

"Gak papa kalau gak ngaku, gue paham kok," kata varo dengan semakin kepedean.

"Huek, huekk," ujar rubby yang seolah -olah muntah karena mendengar apa yang di katakan oleh varo.

"Kenapa lo?, sakit yaa?" Ucap varo dengan menatap ke arah rubby.

Sontak rubby menatap ke arah varo, sontak mereka melakukan Eye contacts. Setelah beberapa saat mereka tersadar, dan memutuskan untuk mengakhiri Eye contacts itu.

"Enggak gue sehat ege," cetus rubby dengan tersenyum bahagia.

Malam harinya telah tiba, dimana rubby tengah vidio call sama aletta. Mereka tengah membahas tentang pelajaran yang cukup sulit di mengerti oleh rubby.

"Oalah gitu to. Makasih," kata rubby sambil menulis jawaban yang telah di kasih oleh aletta.

aku dan bumi (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang