Bab 31

4 2 0
                                    

Keesokan harinya telah tiba, dimana rubby terbangun dari tidur nya. Sontak rubby kebingungan, karena kamar yang ia tempati buat tidur saat ini kok berbeda jauh dengan kamarnya.

"Dimana ini woy!" Teriak rubby dengan kebingungan.

Tak lama datanglah pembantu dengan membawa makanan di tampan nya.

"Eh, nyonya sudah bangun??" Tanya pembantu itu kepada rubby.

"Belum, pakek nanyak," sahut rubby dengan terheran- heran dengan pernyataan yang di lontarkan oleh pembantu itu.

Namun pembantu itu hanya tertawa saja, lalu menaruh makanan itu di meja samping kasur rubby.

"Eh, btw ini kamarnya siapa?" Tanya rubby dengan rasa penasaraan.

"Tuan kenzo nyonya," balas pembantu itu dengan sopan.

"Oalah kenzo to," kata rubby dengan menganggukan kepala, tak lama rubby tersadar.

"APA!, KENZO?" Pekik rubby lalu teringat kejadian dimana kenzo dan rubby tidur bareng.

"Kenzo yang abangnya varo bukan?" Tanya rubby dengan berhati- hati, sebab dirinya tidak tau nama abangnya varo.

Dan rubby hanya sekilas dengar nama abangnya varo adalah kenzo.

"Iya nyonya," balas pembantu itu dengan sopan.

"Jangan manggil saya nyonya, manggil rubby saja. Sebab gue eh maksud nya saya belum pantes buat di panggil nyonyaa," kata rubby dengan reaksi lucu bagi pembantu itu.

"Tapi....,"ujar pembantu itu dengan ragu.

"Gue kan belum jadi istri nya kenzo, ngapain gue di panggil nyonyaa," kata rubby dengan santuy nya. Seakan ngomong sama teman nya.

Pembantu itu hanya tersenyum saja, karena mendengar ucapan dari gadis itu.

"Ohiya, nama lo siapa?" Tanya rubby  pada pembantu itu.

"Sari," balas sari dengan tersenyum.

"Oalah sari to," kata rubby dengan menganggukan kepala.

Tak lama pintu kamar terbuka, terlihat ada kenzo di sana. Dengan membawa kantong plastik.

Kenzo pun berjalan mengdekat ke arah rubby, lalu berdiri di sana.

"Tuan, rubby. Saya pamit ke dapur dulu," pamit sari lalu berjalan meninggalkan kamar kenzo.

Setelah kepergian sari, kenzo dan rubby  saling menatap satu sama lain. Tak lama mereka membuang pandangan masing- masing.

"Eh, ini saya bawakan makanan ini," lontar kenzo dengan memberikan kantong plastik.

Dengan ragu- ragu rubby menerima kantong plastik itu yang berisi makanan ringan.

"Makasih," kata rubby dengan malu- malu.

Kenzo hanya menganggukan kepala, dengan melihat ke arah sekitar.

Di sisi lain ada varo yang tengah berbaring di kamarnya, dengan kondisi demam.

"Kamu demam gini, gara- gara nangis kan?" Kata bunda sambil mengompres varo.

Varo hanya diam saja, memandang ke arah depan dengan tatapan kosong.

"Udah pernah bunda bilang, jangan menaruh perasaan pada rubby," ujar bunda dengan rasa kasihan pada anak bungsu nya.

"Bagaimana pun pertemanan cowok sama cewek kalau tidak menumbuhkan perasaan rasanya sangatlah mustahil. Sebenarnya sih pertemanan atau gak, tidak menjamin kalau kita jatuh cinta pada orang," ungkap bunda terhadap anak nya. Namun anak nya hanya tidak mendengar perkataan dari bunda.

"Bun, harus kah bang ken nikah sama rubby. Pasti perasaan bang ken terhadap rubby sudah pudar," kata varo dengan memohon terhadap bunda.

"Kamu tau dari mana?. Kenzo masih menyimpan perasaan nya dengan baik terhadap rubby, bunda tau itu," ujar bunda dengan penuh keyakinan

"Kamu dan kenzo sama. Sama- sama menangisi orang yang sama,bahkan kalian menangisi orang yang sama sampai sakit kayak gini. Tapi beda nya kenzo sudah bertahun- tahun, sedangkan kamu baru saja jatuh cinta kemaren," sambung bunda dengan memihak kepada kenzo.

"Kamu baru saja jatuh cinta, pasti mudah untuk di hilangkan. Beda dengan orang yang sudah bertaun- taun mencintai zamora," kata bunda tersenyum terhadap varo.

"Bunda tau move on itu susah, tapi bunda yakin kalau kamu bisa move on," sambung bunda dengan berdiri membawa nampan berisi baskom.

"Bunda tidak ingin kalau kamu terluka akan perasaan mu itu," lontar bunda lalu berjalan meninggalkan kamar varo.

Setelah kepergian bunda, varo menatap nanar ke arah pintu kamar nya.

"Kalau saja perasaan bisa diatur, ku pastikan aku gak akan jatuh cinta sama rubby alias zamora," ungkap varo dengan meneteskan air mata.

Di sisi lain, ada sepasang orang yang tengah berantem di ruang tamu karena perbedaan pendapat.

"GAK MAU TAU, POKOK NYA GUE INGIN PULANGG!" Pekik gadis itu dengan tak sopan satun.

"Tidak bisa,"tolak cowok itu dengan sabar.

"Kenapa enggak bisa?" Tanya gadis itu dengan kesal.

"Saya sibuk, jadi kagak bisa nganter kamu. Nanti malam saya anter pulang!"  Kata cowok itu dengan apa ada nya.

"Gue bisa pulang sendiri," kata gadis itu dengan ngeyel.

"Tidak,"

"Ayo lah bang, lo jangan seperti itu," rengek gadis itu terhadap cowok itu.

Namun cowok itu hanya acuh saja, dan melihat ke arah laptop. Gadis itu yang melihat itu hanya cemberut saja.

3 jam telah berlalu, di ruang tamu hanya ada keheningan, dan penuh permusuhan yang di lontarkan gadis itu kepada cowok itu.

"Sudah jangan natap kayak gitu!" Lontar  cowok itu yang tak nyaman karena di tatap dengan permusuhan.

"Gak bisa, pokok nya gue mau pulang!" Ketus gadis itu yang tetep ngeyel.

"Makan saja jajan itu. Jangan rewel terus," perintah cowok itu dengan tegas.

Dengan semangat gadis itu makan jajan tersebut dengan tenang, gadis itu sudah tidak rewel lagi.

Tak terasa malam hari sudah tiba, dimana mereka tengah makan di warung mie ayam, atas perintah dari gadis itu.

"Mmm enak nya mie ini," kata gadis itu dengan senang hati, memakan mie ayam itu.

"Akhirnya setelah 2 bulan tak makan mie ayam, sekarang makan juga anjay," sambung gadis itu dengan semangat.

Cowok yang melihat itu hanya tersenyum saja, lalu memakan mie ayam ini.

Ternyata benar, dia zamora yang gue cari- cari, batin kenzo dengan rasa bahagia.

Tak lama rubby kesedak mie ayam, dengan cepat nya kenzo memberikan minuman milik nya.

"Makasih bang," ujar rubby dengan sedikit lega.

Kenzo yang melihat itu hanya menganggukan kepala, lalu melanjutkan makan mie ayam ini.

Sesampainya di depan rumah rubby, kenzo mengetuk pintu dengan was- was takut orang tua rubby marah pada nya.

Tak lama pintu rumah terbuka, dan di sana ada ibu rubby, yang menatap rubby dengan tatapan tajam.

"BAGUS!, BARU PULANG HAH?" Teriak ibu kepada rubby, namun pandangan ibu rubby terjatuh kepada kenzo.

"Eh kenzo, ada apa nak kenzo?" Tanya ibu dengan tersenyum terhadap kenzo.

"Maaf karena telat memulangkan rubby, tante bisa marahin saya saja," balas kenzo yang melindungin rubby.

"Oo begitu to, gak papa saya tak masalah. Kalau perlu jangan pulangkan rubby saja," ucap ibu dengan tersenyum terhadap kenzo, berbeda dengan rubby yang syok atas ucapan dari ibu nya.

aku dan bumi (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang