Bab 44

3 1 0
                                        

Rubby bingung harus gimana karena ia harus mengalah sama kakak pertama nya dan juga harus mengalah sama adeknya. Setelah mengalah dengan kedua nya rubby harus di salahakan dengan habis-habisan.

Rubby sangat pengen pintar, rubby sudah berdoa pada tuhan tapi kenapa tuhan tak mengabulkan. Rubby malu mempunyai otak seperti ini.

Kenapa gue harus tak menyambung, gue pengen mati sajaa, batin rubby yang menyerah dengan keadaan ini. Kalau boleh jujur pikiran rubby sangat kacau maka nya rubby meminta seperti itu.

Pulang sekolah telah tiba dimana rubby, berjalan dengan tatapan kosong. Rubby bodoamat yang orang- orang yang melihat nya dengan tatapan iba.

Rubby terjalan di tepi jalan raya, walaupun tatapan kosong tapi dirinya masih bisa berpikir dengan keselamatan nya.

Kemudian rubby berdiri di samping halte bis, di halte bis terlalu rame. Sampai orang- orang tak muat buat berdiri di halte bis.

Gue capek tuhan, batin rubby yang menatap ke arah depan dengan kosong.

Di sisi lain ada truk  yang mengendarai truk dengan kecepatan tinggi, sopir berusaha menghentikan sebisa mungkin. Namun tiba- tiba di depan ada nenek tua yang menyebrang di jalan, sontak sopir itu membanting stir ke arah halte bis dekat sekolah gamon.

Truk tersebut menabrak murid-murid yang ada di halte bis, sebagia murid ada yang kena pecahan kaca, ada juga yang kelindas ban, dan ada juga yang terkena bagian- bagian truk.

Suara tabrakan itu begitu kuat membuat semua murid yang ada di sekolah berhamburan mencari sumber suara, bahkan orang yang ada di sebrang sana sontak berjalan ke arah truk tersebut.

Semua kendaraan sontak berhenti dan berhamburan mendekat ke arah truk tersebut.

Di sisi lain nenek yang menyebrang itu, yang melihat kejadian itu tersenyum tipis kepada rubby. Tak lama nenek itu menghilang dari sana.

Di sisi lain ada varo yang melihat kejadian itu, sontak mematung tak percaya dengan apa yang ia lihat.

Varo merasa lemas dan tak berdaya melihat cinta pertama nya harus mengalami musibah seperti ini.

Rubby, lo harus kuat. Gue nyakin kalau lo itu kuatt! Batin varo yang menatap ke arah rubby.

Tak lama ambulans datang di tempat kejadian, di susul dengan polisi yang datang ke tempat itu.

Semua korban kecelakaan itu di larikan ke rumah sakit termasuk rubby, varo yang melihat itu langsung menyalakan motor dan mengikuti ambulans yang membawa rubby.

Gue mohon lo harus selamat. Gue mohon by, batin varo dengan menatap ke arah ambulans itu.

Sesampainya di rumah sakit, kemudian varo berlari mengikuti para perawat dan dokter itu dari belakang. Varo juga melihat gimana luka nya rubby, apalagi di bagian muka nya di penuhi oleh darah. Walaupujn begitu tapi menurut varo rubby tetap cantik walaupun wajahnya telah di penuhi oleh darah.

Saat di ruangan ICU, di depan ICU varo di suruh sama perawat itu untuk menunggu di depan.

Varo menurut yang di perintah oleh perawat itu, lalu varo terduduk di lantai dan mengjambak-jambak rambutnya karena dirinya tak becus menjaga rubby.

Ini salah ku, batin varo dengan khawatir dengan keadaan rubby. Ia takut dengan kondisi rubby.

Sedangkan di sisi lain ada dokter dan para suster yang berusaha menyembuhkan rubby. Dengan sekuat tenaga.

Di sisi sisi lain, varo yang keadaan nya cukup kacau, varo terus memandangi pintu icu. Varo berharap kalau dokternya datang dengan membawa kabar gembira.

"Argg!, gue bencii hari ini!" Teriak varo dengan menahan nangis.

"Gue cinta sama lo by, tolong lo sembuh jangan seperti ini," sambung varo yang menangis, sambil di tutupi wajahnya.

"RUBBY!, RUBBY GUE MOHON LO BERTAHAN!" Teriak aletta dengan berlari ke arah icu, dengan baju berantakan.

Dengan di ikuti oleh gurunya di belakang nya aletta.

"Gue mohon bertahan rubby, gue janji akan memarahi orang tua lo kalau mereka menghina lo lagi," sambung aletta yang menangis melihat pintu icu.

Lalu aletta di peluk oleh bu guru, karena aletta membutuhkan tempat untuk bersandar.

"Sabar aletta," ucap guru itu yang merasa iba dengan aletta, sambil mengusap- usap punggung aletta.

"Mending kita berdoa semoga rubby bisa selamat," ujar guru satu lagi, yang berada di dekat varo.

Kemudian mereka berdoa, meminta kepada tuhan agar rubby bisa cepat sembuh dan selamat dari kematian. Mereka berdoa dengan bersungguh- sungguh.

Beberapa taun pun telah berlalu.

Di cafe ada seorang gadis cantik yang tengah makan- makanan yang paling murah, karena gadis itu hemat.

Agar bisa membeli laptop baru, karena laptop sekarang sungguhlah burik.

Saat gadis itu makan dengan tenang, tiba- tiba ada seorang cowok yang duduk di depan gadis itu.

"Enak banget tu makanan?" Tanya cowok itu yang memperhatikan  gadis tersebut.

"Kalau gak enak mana mungkin di jual," sahut gadis itu dengam menatap datar ke arah cowok itu.

"Iya juga ya," kata cowok itu dengan mengaruk rambutnya.

"Dasar nava," ujar gadis itu dengan cowok yang ada di depan nya.

"Jangan manggil gue nava, manggil varo saja," ketus varo terhadap cewek yang ada di depan nya.

"Suka- suka gue," kata gadis itu dengan jahill.

"Btw kenapa lo balik ke sini?, harus nya kan ke luar negeri?" Sambung gadis itu terhadap varo.

"Suka-suka gue," sahut varo yang mengikuti apa yang di katakan oleh gadis itu.

Gadis itu yang mendengar itu langsung cemberut, dan memandang ke arah varo dengan tatapan sinis.

"Gue serius!" Kata gadis itu dengan nada ketus.

"Nanti gue seriusin, mau mahar apa?" Tanya varo dengan mengoda kepada gadis yang berada di depan nya.

"Navarro mavendra!" Ucap gadis itu dengan emosi.

"Gue habis dari makam," sahut varo dengan santainya, membuat gadis di tempat itu terdiam.

Varo yang menatap ke arah gadis di depan nya langsung, mengedipkan mata ke arah gadis itu.

Gadis itu yang merasa langsung emosi terhadap varo.

"Navarro jangan seperti itu ege," ucap gadis itu dengan emosi melihat varo.

"Kenapa baper yaa?" Kata varo dengan jahil.

"Kagak ngapain gue naksir sama macam kayak lo itu," tolak gadis itu lalu tak lama tersenyum tipis.

"Kalau naksir bilang saja, jangan seperti itu. Muka lo jadi jelek lo," goda varo yang senang melihat ke arah gadis yang ada di depan nya.

"Huek, huek, huek," kata gadis itu yang menampilkan gaya yang seakan- akan mau muntah.

"Kenapa lo ta??" Tanya varo dengan syok.

"Kalau bunuh orang gak dosa, pasti varo yang akan gue bunuh," sahut gadis itu dengan sinis ke arah  varo.

aku dan bumi (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang