Bab 37

2 1 0
                                        

Cium dulu baru ku baliki," kata varo dengan bercandaa.

Cup.

Dengan polos nya rubby mencium pipi varo, varo yang di cium oleh rubby langsung memantung di tempat.

Flashback off.

"AAAAAA!" Teriak varo dengan senyum bahagia.

Tiba- tiba varo teringat dengan kata- kata bunda nya, yang melarangnya untuk menaruh perasaan pada rubby.

"Rasa nya anjing banget!" Gumam varo dengan bimbang.

Kemudian varo mengambil jaket dan dompet, lalu berjalan meninggalkan kamar dan pergi ke club malam.

Di sisi lain, ada rubby dan aletta tengah belajar seperti biasa, mereka tampak serius mempelajari pelajaran tersebut.

"By, cita- cita lo apa?" Tanya aletta dengan gabut.

"Dokter, kalau lo ta?" Sahut rubby dengan berfokus belajar.

"Pengacara, biar nanti kalau idola gue cerai,  gue yang menjadi pengacara nya," balas aletta dengan halu, rubby yang mendengar itu hanya biasa saja.

"Semoga cita-cita kita ke kabul yaa," ucap aletta dengan penuh harapan.

"Aamiin,"

"Kita sudah kelas 11, bentar lagi 12. Rasa nya cepat sekali waktu berputar," ucap aletta yang ingin bersama dengan rubby sampai kapan pun.

Bukan karena aletta suka sama rubby, tapi aletta nyaman saja berteman sama rubby.

"Hmm, dan gak sabar gue ingin mencapai cita-cita gue," kata rubby yang berobsesi ingin mencapai cita- cita nya itu, dan agar orang tua bangga.

Aletta yang mendengar itu hanya bisa diam saja, semoga saat mereka dewasa mereka tetep mejadi teman.

Keesokan harinya dimana rubby tengah tidur di kamarnya, tak lama pintu kamar rubby terbuka dengan kasar.

Namun rubby tetap tertidur di kasurnya.

"RUBBY CHELLSY ZAMORAA!" Teriak ibu di dekat rubby.

"Kenapa bun?" Tanya rubby dengan suara serak.

"Cepat pakai baju baya nya," balas ibu dengan panik.

Rubby yang mendengar bahwa ibu nya minta uang tabungan, membuat rubby menunjuk ke arah lemari.

"Disana ada uang bu," kata rubby di lanjut tidur.

"KAMU PAKAI BAJU BAYA BUKAN MINTA UANG RUBBY CHELLSY ZAMORA!" Teriak ibu membuat rubby terbangun dari tidur nya.

"Maksud ibu apa?, siapa yang nikah. Kenapa pakai baju baya?" Tanya rubby dengan setengah sadar.

"Sepupu kamu nikah, sekarang kamu menjadi kembar mayang nya," sahut ibu dengan panik.

"Kan ada banyak saudara, kenapa harus aku sih buk," kata rubby lalu merebahkan tubunya, yang berniat buat melanjutkan tidur.

"Cepat bangun, sepupu kamu pada sibuk, dan tinggal kamu sama sepupu satu nya saja yang redy," ujar ibu dengan paniknya.

Rubby yang mendengar itu, langsung menghembuskan nafas dengan kasar.

Di sisi lain ada varo yang berada di ruang keluarga, semua keluarga kumpul di ruang keluarga.

"Varo kamu harus move on," tutur bunda yang menatap ke arah varo.

Varo yang mendengar itu hanya diam saja, ia bingung mau berkata apa. Sedangkan kenzo yang mendengar itu kebingungan, kenapa bunda nya menyuruh varo untuk move on, ke siapa?.

"Maksud bunda apa?" Kata kenzo yang tak mengerti kondisi di saat ini.

"Varo menaruh perasaan pada rubby," ungkap bunda dengan jujur, tentu saja kenzo syok mendengar itu.

Gimana mungkin mereka suka sama perempuan yang sama.

Sontak kenzo melihat ke arah varo, dengan tatapan syok. Varo hanya menatap ke arah kenzo dengan tatapan datar.

Lalu varo memutar bola mata, dan beranjak dari ruang keluarga ini.

"Terus gimana bun?" Tanya kenzo kepada bunda.

"Bunda sudah menyuruh dia untuk move on ken, jadi kamu tenang saja," jawab bunda dengan santai, tanpa berperasaan.

"Tapi itu gak mudah bun," kata kenzo yang tau gimana perasaan adeknya.

"Emang gak mudah, tapi sudah dari dulu aku peringati dia untuk tidak mencintai zamora, Namun dia tetap melanggarnya, terus kita harus berbuat apa selain itu," ungkap bunda dengan sejujurnya.

Kenzo yang mendengar itu hanya bisa menghembuskan nafas dengan kasar, ia juga bingung harus berbuat gimana, sebab mereka sama- sama mencintai orang yang sama.

Di kamar varo, varo hanya berada di balkon sambil merokok, varo mengingat ucapan dari bunda nya. Tentu saja varo merasa sakit saat di suruh buat move on dari rubby/ zamora.

Tak lama datang lah seseorang, dan berdiri di samping varo, varo hanya diam saja.

"Maaf," ucap kenzo dengan rasa bersalah.

"Seharusnya gue yang meminta maaf, karena bagaimana pun abang sudah mencintai zamora/ rubby dari dulu. Sedangkan gue baru mencintai nya," kata varo yang tidak mau menatap ke arah kenzo.

"Lo serius mau melupakan zamora?" Tanya kenzo dengan was-was kepada adek nya.

"Hmm,"

Kenzo yang mendengar itu merasa bersalah, karena bagaimana pun mereka teteplah saudara.

"Lo habis SMA kemana?" Tanya kenzo pada varo.

"Kuliah luar negeri," sahut varo yang ingin meninggalkan negara ini, agar bisa move on.

Btw varo sama kenzo beda setaun, sedangkan zamora/ rubby taun lahirnya sama dengan varo.

Yang lebih tua tentu saja kenzo, karena sekarang kenzo tengah mau masuk dunia perkuliahan, walaupun kenzo ujian kenzo tetap meluangkan waktu nya pada rubby, karena rubby bagaimana pun tetap menjadi prioritas nya.

Sekarang rubby dan varo mau naik ke kelas 12.

Tak terasa waktu begitu cepat berlalu, semakin bertambah umur semakin besar masalah yang mereka hadapi.

"Lo sendiri?" Tanya varo dengan singkat, berbeda dengan sikapnya yang dulu.

"Kuliah dekat sini, biar mudah untuk ketemu sama zamora," balas kenzo dengan santai, varo yang mendengar itu hanya menghembuskan nafas kasar.

"Mau bersaing dengan sehat?" Ajak kenzo dengan senyum terhadap adeknya.

"Gak, mau bagaimana pun lo tetap menjadi pemenangnya. Sebab bunda dan tante lebih setuju kalau rubby sama lo bang," kata varo dengan sejujurnya, karena bagaimana pun restu mereka bakalan berpihak sama kenzo.

Kenzo yang mendengar itu terdiam, bagaimana pun ia merasa bersalah dengan varo, karena cinta varo kepada rubby, tidak di restuin oleh kedua orang tua rubby, dan kedua orang tua nya.

Malam harinya telah tiba, dimana rubby tengah menghapus make up. Kayak nya malam hari ini, bakalan tak bisa tidur, gara- gara ovt.

Setelah selesai menghapus make up, rubby berjalan menuju ke kasur dan mengambil laptop lalu menonton drakor.

Malam ini rubby bakalan bergadang, maraton drakor.

Keesokan harinya telah tiba, dimana rubby dan aletta tengah makan di kantin, mereka makan dengan tenang, nikmat dan damai.

Tak lama circle elena lewat tanpa ada elena, mereka menatap ke arah rubby dengan tatapan dalam.

Rubby yang merasa itu hanya diam saja, bukan karena takut. Tapi rubby takut mereka suka sama dirinya kan ngerii.

Sungguh pemikiran rubby yang sangat sesat.

aku dan bumi (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang