"Gimana kalau gue kasih soal lagi, biar lo makin bisa mengerjakan soal ini," tawar aletta ingin membuat rubby pintar.
"Oke, gue mauu," ujar rubby yang tengah menulis.
Mereka pun fokus dengan kegiatan masing- masing. Setelah itu mereka selesai mengerjakan pekerjaan itu, lalu aletta mengirim soal itu ke WA rubby.
Dengan senang hati rubby mengerjakan, sedangkan aletta hanya melihat rubby mengerjakan. Butuh waktu lama buat rubby mengerjakan, akhirnya rubby menyelesaikan soal itu dan mengirim ke aletta.
"Akhirnya selesai juga!" Pekik rubby dengan mengerakan otot tangan nya.
Sedangkan aletta mengchek pekerjaan rubby, walaupun rubby sangat lama mengerjakan tugas nya. Tetapi semua yang di kerjakan oleh rubby benar.
"Gimana ta?" Tanya rubby dengan gelisah.
"Benar semua," balas aletta dengan singkat.
"Ingat kata gue by, kalau lo salah banyak, sedikit, bahkan salah semua jangan merasa bahwa kamu orang bodoh. Karena salah benar itu hal yang wajar," sambung aletta dengan tersenyum terhadap rubby.
"Tapi gak mudah buat menerima itu semua ta," protes rubby yang sedikit tidak setuju apa yang aletta katakan.
"Betul sekali, gue akui itu memang tidak mudah. karena gue juga pernah rasain itu, kita bakalan di anggap orang yang paling bodoh, bahkan ada yang lebih parah lagi dianggap sampah oleh orang, tidak hanya itu kita bakalan di remehin, di kucilkan," ungkap aletta dengan berkaca- kaca, membuat rubby panik karena melihat aletta hampir menangis.
"Ta.....," kata rubby yang di potong oleh aletta.
"Gue gak papa by, jangan khawatir pada gue," ujar aletta dengan mengusap air mata.
"Lo.....," ucap rubby yang di potong oleh aletta.
"Walaupun gue pernah membully orang, tapi gue juga pernah di remehin sama orang. Maka nya gue berubah sampai gue, gak pernah di remehin lagi sama orang," ungkap aletta tersenyum manis.
"Bukan nya itu termasuk bully ya?" Tanya rubby yang merasa bahwa itu termasuk pembullyan.
"Lah, ciuss?. Gue kira itu bukan pembullyan ege, berarti gue pernah di bully ya. Wauuu keren, tapi kok gue kagak trauma ya?" Sahut aletta dengan gembira.
"Itu termasuk pembullyan ringan ege, setau gue aja ya kalau meremehkan orang itu termasuk pembully, tapi gue kagak tau pasti loh," kata rubby dengan tak tau pastii.
"Ku kira sekolah SMA itu kayak di novel- novel itu, ternyata gak. Sakit hati guee," curhat rubby yang berhayal bahwa sekolah SMA itu kaya di novel- novel, bahkan sekarang rubby sudah menyiapkan buku buat mengelist cogan yang bakalan di incar.
Tapi nyata nya sampai sekarang dirinya, belum menemukan cogan yang sesuai dengan ia inginkan.
Hahahahaa.
Ketawa aletta dengan renyah, karena mendengar curhatan dari rubby yang gak sesuai dengan harapan nya.
"Aduh kasihan sekali lo by," kata aletta dengan ketawa.
Ketawa aletta makin kencang karena melihat muka rubby yang melas sekali. Lalu memukul barang yang ada di dekatnya.
Ketawa aletta mulai mereda, sekarang aletta menatap ke arah rubby.
"Udah ketawanya?" Tanya rubby dengan muka melas.
"Udah," balas aletta dengan singkat.
"Aish, ngapain nya enak nya?" Kata aletta sedang gabut.
"Bye gue tutup soal nya mau nonton drakor," pamit rubby lalu mematikan vidio call.
Keesokan harinya dimana rubby tengah berada di rumah varo, karena varo yang minta buat rubby datang kesana.
Sekarang mereka berdua tengah berada di ruang tamu, mereka duduk sebelahan seperti orang pacaran, padahal mah kagak.
"Kenapa lo selalu nyuruh gue kemari navarro mavendra," kata rubby dengan memakan cemila yang telah di sediakan oleh varo.
"Anjay hapal doang, sama nama gue," lontar varo dengan bangga nya, karena hapal dengan nama panjangnya.
Rubby yang mendengar itu hanya memutar bola mata.
"Nanti ada acara syukuran, dan bunda gue ngajak lo buat ikut syukuran," ucap varo dengan sejujurnya, sedangkan rubby yang mendengar itu langsung syok.
"Gue," tunjuk rubby ke diri sendiri, dengan muka syok.
"Iya, siapa lagi kalau bukan lo," ujar varo dengan santai, sambil menatap ke arah rubby.
"Gue bukan bagian dari keluarga lo, tapi kenapa gue di ajak sih," protes rubby dengan syok.
"Karena yang nyuruh bunda bukan gue," kata varo dengan santai, namun berbeda dengan rubby yang masih syok.
"Omo-omo," kata rubby dengan tak percaya.
Sore hari nya telah tiba, dimana rubby tengah memandang ke arah depan dengan tatapan kebencian.
"AISH!, ANAK ANJING!, ANAK BABI!, ANAK NGEN....," Teriak rubby dengan sangat hancur.
Flashback
"Lo jangan ajarin anak gue yang anrh- aneh,"lontar laki itu dengan tak mau dengar faktanya.
"Gue kagak ngajarin anak lo yang aneh- aneh!" Ngegas rubby sampai mengema di ruangan itu.
"Terus yang ngajarin siapa kalau bukan lo!" Kata laki itu dengan keras kepala.
"Teman nya dia," bentak rubby dengan menujuk ke arah adek nya yang paling kecil, karena dulu adeknya penah bilang kalau teman yang ngajarin anak laki itu.
"Sok kalau udah lulus kuliah gak?" Tanya laki itu dengan nada menyindir.
"GAK!" Jawab rubby karena ia tau maksud dari laki itu.
Udah tau gue pengen kuliah. Tapi kagak bisa karena kehalang dana, tetap saja nyindirr, batin rubby yang muak mendengar itu.
"Rubby kalau orang tua omong jangan seperti itu," nasehat ibu/ nenek rubby namun rubby hanya acuh karena sudah terlanjur emosi.
"Terus setelah lulus sekolah mau kemana?" Tanya laki itu dengan menatap ke arah orang- orang yang ada di sana dengan senyum.
"GAK KEMANA-MANA!" Bentak rubby karena ia tau maksud dari omongan laki itu.
Babi, anjing, ngen..., batin rubby dengan emosi, karena di sindir mulu.
"Terus mau ngambil jurusan apa?" Tanya laki itu dengan nada nyebelin.
Lama- lama gue sumpah yang buruk juga lo, batin rubby dengan emosi yang sangat tinggi.
"KAGAK TAUU!" Teriak rubby dengan tak sopan.
Setelah itu laki- laki itu pergi dari ruang tamu, dan akhirnya rubby dapat omelan karena sudah membentak orang yang lebih tua, seperti tak mempunyai etika.
"Eh gak boleh seperti itu," nasehat ibu/ nenek rubby, namun rubby tak mendengarnya.
"Dia duluan yang salah, kenapa nuduh padahal gue kagak ngajarin," bela rubby terhadap diri sendiri. Emang benar kalau rubby memang tak mengajari anak nya yang aneh- aneh.
Walaupun sikap rubby sangat buruk, tetapi rubby tidak berniat mengajari anak sekecil itu untuk bersikap buruk.
"Walaupun dia menuduh kamu, tapi kamu jangan kayak gitu, kesan nya kamu malah yang di anggap buruk, biarin dia berulah apa," nasehat nenek rubby namun rubby malah salag mengartikan nya.
Bodoamat anjing, mau dianggap buruk kek atau gimana sudah terlanjur buruk, batin rubby yang tau siapa dalang yang ada di balik ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
aku dan bumi (END)
Teen FictionSeorang gadis yang bernasib malang, ia dipaksa kuat oleh keadaan. Gadis itu bernama rubby, ia memiliki banyak trauma yang selalu mendampingin nya. Ayo simak!!. Penulisannya masih berantakan. Cover dari pinterest. Cerita ini murni dari pemikiran saya...