Bab 45

2 1 0
                                    

"Kenapa ada manusia kayak dia," tunjuk gadis itu terhadap varo yang mendengar itu hanya terkekeh saja.

Namun varo hanya terkekeh saja, mendengar ucapan dari gadis yang ada di depan nya.

"Tertawa mulu lo," cetus gadis itu dengan kesal.

"Marah-marah mulu lo, nanti cepet tuaa loh," goda varo terhadap gadis itu.

"Navarro mavendra, lo jangan seperti itu!" Ketus gadis itu dengan ngengass.

"Aletta vanesya lo jangan seperti itu," goda varo terhadap aletta, membuat aletta makin cemberut.

Kenapa gue harus bertemu dengan cowok nyebelin kayak gini, batin aletta yang harus mempunyai kesabaran seluas samudra menghadapi cowok yang bernama varo.

Ia heran kenapa rubby bisa menemukan cowok kaya gini, aletta harus mempunyai banyak kesabaran untuk menghadapi ini cowok.

"Lo kekuburan sendiri?" Tanya aletta yang penasaran terhadap varo.

"Iyalah gue sendiri di sana," balas varo dengan menahan air mata.

Aletta yang melihat itu tentu saja merasa bersalah pada varo.

"Yang sabar varo," ucap aletta dengan merasa iba.

Varo yang mendengar itu hanya diam saja, lalu memandang ke arah dinding dengan tatapan kesedihan.

Di sisi lain ada 2 orang yang tengah berada di apartemen tepatnya di ruang tamu.

"Angkasaaa!" Ucap gadis itu terhadap angkasa.

"Jangan teriak- teriak," tegur angkasa dengan lembut.

"Kenapa?" Sambung angkasa terhadap gadis itu.

"Materi ini cukup sulit!, gue bingung," rengek gadis itu terhadap angkasa. Angkasa yang melihat itu hanya tersenyum tipis.

"Sini biar gue jelasin," kata angkasa dengan lemah- lembut.

Lalu angkasa menjelaskan materi yang gadis itu tidak tau, dengan sabar. Bahkan angkasa siap menjawab semua pertanyaan aneh yang di lontarkan oleh gadis itu.

Sambil tertawa dikit karena setiap gadis itu bertanya selalu aneh- aneh, kalau gak aneh angkasa terheran. Kenapa gadis itu tak melontarkan pertanyaan yang aneh.

"Sa, menurut lo aneh gak kalau kita suka beda alam?" Tanya gadis itu dengan polos nya.

Angkasa yang mendengar itu hanya bisa mengelus dada.

"Aneh, tapi lebih anehan orang yang bertanya seperti itu," jawab angkasa dengan santai.

Gadis itu hanya menganggukan kepala, lalu menatap ke arah angkasa.

"Kalau mencintai orang yang tidak menyukai kita gimana?" Ucap gadis itu dengan bertanya.

"Jangan memikirkan cinta!" Tegur angkasa dengan tak suka terhadap pertanyaan yang di lontarkan oleh gadis itu.

Gadis itu yang mendengar hanya diam saja, lalu menuduk kan kepala nya.

Angkasa yang melihat itu langsung menghembuskan nafas dengan kasar.

"Lo suka sama siapa?" Tanya angkasa dengan halus.

"Gue cuman bertanya saja, bukan beneran mencintai seseorang. Karena gue males memiliki hubungan," balas gadis itu dengan menundukan kepala.

Angkasa yang mendengar itu langsung tersenyum, walaupun gadis yang di depan nya agak polos, t- tapi sebenarnya tidak polos cuman wajahnya saja yang polos.

Dan di sertai dengan sikap unik dan aneh, walaupun begitu angkasa tak masalah harus menghadapi gadis yang ada di depan nya.

"Oalah gitu to," kata angkasa dengan melihat ke arah rubby. Karena angkasa gemes dengan muka gadis itu, kemudian angkasa mencubit gadis itu.

"Angkasa sakitt!" Ucap gadis itu yang merasa sakit di pipi nya, karena di cubit dengan keras oleh angkasa.

"Eh, aduh maaf yaa," sahut angkasa yang merasa bersalah kepada gadis yang ada di depan nya.

Gadis itu hanya menganggukan kepala, lalu gadis itu memeluk angkasa dengan erat, lalu memejamkan mata.

Angkasa yang di peluk oleh gadis itu, langsung membalas pelukan dari gadis itu.

Gue janji akan melindungi lo chel, batin angkasa dengan memejamkan matanya.

Keesokan harinya telah tiba, dimana angkasa tengah menyiapkan sarapan untuk gadis nya dan juga dirinya sendiri.

Tak lama gadisnya datang dengan ceria, lalu duduk di meja makan sambil melihat ke arah angkasa yang sangat idaman.

Wauu, angkasa kalau lagi masak tambah ganteng anjay, batin gadis itu yang kagum sama angkasa.

Tak lama angkasa datang dengan membawa 2 piring yang berisi nasi goreng di tambah telur di atas nya.

"Ini nyai ratu chellsy," ucap angkasa terhadap chellsy.

Chellsy yang mendengar itu langsung tersenyum bangga, lalu memakan nasi goreng itu dengan lahap.

Lalu angkasa duduk di samping chellsy, dan memakan nasi goreng itu dengan santai.

"Hmm, masakan angkasa emang paling enak!" Pekik chellsy dengan gembiraa.

Angkasa yang mendengar itu hanya mengelengkan kepala, lalu melahap makan yang telah ia masak.

Setelah selesai makan, kemudian mereka berangkat kuliah bareng. Di perjalanan menuju ke tempat kuliah chellsy terus merocos terhadap angkasa.

Angkasa yang mendengar itu hanya diam saja, kadang melontarkan pertanyaan terhadap chellsy.

Chellsy pun terdiam karena capek berbicara terus- menerus, lalu chellsy memutar lagu yang dirinya suka.

Angkasa yang melihat itu hanya diam saja, lalu berfokus menyupir. Tak jarang angkasa melirik ke arah chellsy, namun chellsy tak tau kalau angkasa melirik nya.

Sesampainya di pakiran mereka turun dari mobil, dan berjalan ke arah gedung  kelasnya. Di perjalanan chellsy melontarkan kata- kata random.

Karena baterainya sudah full  kembali, angkasa hanya diam, kadang juga angkasa bertanya pada chellsy.

Di kelas mereka duduk di bangku, lalu chellsy duduk mengarah ke arah angkasa.

"Sa, gue pengen ganti nama menjadi senja atau bulan saja," ucap chellsy yang kembali melontarkan pertanyaan aneh lagi.

"Kenapa pengen ganti nama?" Tanya angkasa terhadap chellsy.

"Karena bagus saja nama itu, kan cocok nama angkasa sama senja, kalau gak gitu angkasa sama bulan," jawab chellsy dengan aneh- aneh.

Angkasa yang mendengar itu hanya bisa mengelengkan kepala, ada saja ucapan dari mulur chellsy yang membuat angkasa mengelengkan kepala.

"Nama chellsy juga bagus, malahan cocok kalau nama angkasa sama chellsy," ujar angkasa dengan menatap ke arah mata chellsy.

"Sa pengen nikah," ucap chellsy membuat angkasa syok.

"APA!" Pekik angkasa yang syok mendengar ucapan dari chellsy.

"Iya pengen nikah sama duda," kata chellsy tanpa merasa bersalah.

Di otak nya ada apa sih, kenapa tiba- tiba ingin nikah. Mana sama duda lagi, batin angkasa yang tak habis pikir dengan otak chellsy.

"Duda?, yang bener saja lo. Duda yang sudah punya anak dan cucu, sudah tua bangkokan mau lo?" Sahut angkasa dengan sewot, membuat chellsy terheran- heran.

"Enggak lah, maksud gue duda yang gini," ujar chellsy yang menunjukan hp nya yang tertera jelas  duda yang chellsy inginkan.

"Duda kayak gitu mah, selera nya bukan sama lo lagi," ketus angkasa yang masih sewot terhadap chellsy.

Chellsy yang mendengar itu hanya diam saja, dan apa yang di katakan oleh angkasa ada benarnya juga.

Tak lama dosen pun datang masuk kedalam kelas, sontak semua murid duduk di tempatnya dengan rapii.

aku dan bumi (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang