Bab 50

1 1 0
                                    

Setelah keluar nya ibu rubby, sekarang ganti kenzo yang masuk kedalam sana. Dengan keadaan hancur saat melihat orang yang ia cintai terbaring di kasur rumah sakit.

Kenzo pun berada di dekat rubby dengan memegang tangan rubby, yang penuh luka tersebut.

"Gue gak tau mau ngomong apa," ucap kenzo dengan menangis saat melihat rubby seperti ini.

"Gue takut kehilangan lo untuk kedua kalinya ra, gue hancur saat melihat keadaan lo seperti ini. Gue berharap lo bangun dan tak seperti ini untuk ketiga kali nya," sambung kenzo dengan memadang muka rubby dengan penuh cinta.

"Asal kamu tau ra, lo tetap abadi di hati gue sampai kapan. Dan orang lain tak bisa menggantikan itu," lanjut kenzo dengan menahan sesak di dada.

"Gue harap lo bisa melewati fase ini ra. Gue tau lo kuat," tutur kenzo dengan tatapan senduh ke arah muka rubby.

"Kamu tau gak ra, saat gue mendengar kalau lo masuk rumah sakit, jantung gue berdetak dengan kencang seakan ini semua mimpi. Yang terjadi beberapa taun lalu, dimana kita berpisah dan gue gak mau kalau itu terjadi," lanjut kenzo yang memandang betapa cantiknya rubby saat seperti ini, cantik rubby tak pudar walaupun mengalami kecelakaan.

"Gue takut itu terjadi lagi raa," sambung kenzo dengan menangis di dekat rubby.

Sekian lama akhirnya kenzo keluar juga dari ICU itu, membuat varo berngegas masuk ke ruang itu, dengan hati yang teriris-iris saat melihat keadaan rubby yang sangat miris sekali.

Varo pun mendekat ke arah rubby, lalu menatap rubby dengan tatapan duka.

"Gue sakit melihat keadaan lo seperti ini by," ungkap varo dengan jujur.

"Kenapa cinta kita selalu di uji entah berantah. Sejujurnya gue capek dengan hidup ini by," sambung varo yang sudah capek dengan keadaan ini.

"Tapi gue takut kalau gue bundir dengan tangan gue sendiri, gue takut suatu saat kalau gue bundir karena gue sudah merasa kan muak dengan kehidupan ini by, di tambah dengan keadaan mu yang seperti ini," lanjut varo yang sudah muak dengan semua nya.

"By, mau tau gak?. Gimana cerita nya saat lo hadir di kehidupan gue," ucap varo sedikit belibet, sambil menatap ke arah wajah rubby.

"Kehidupan gue berubah 100% saat lo hadir di kehidupan gue by, gue merasa kalau hidup gue ada berwarna nya Walaupun sedikit. Tak terasa waktu berlalu dengan cepat, dimana gue merasa bahwa gue ingin memiliki lo sepenuhnya dan hidup bahagia. namun takdir berkata lagi, dimama ada kejadian lo di jebak sama bunda gue sendiri by, dimana bunda ingin menyatukan lo sama bang ken. Kehidupan gue langsung hancur by," ungkap varo dengan mencurahkan semua terhadap rubby.

"Hancur banget by, namun gue bisa menahan itu semua karena ucapan manis dari lo yang membuat gue ingin mempertahankan cinta ini, akhirnya kita makin dekat walaupun kita selalu bersembuyi saat kita ingin berduaan. Di saat itu gue bahagia sekali by, dimana gue bisa dekat sama lo. Namun tak lama kita harus berpisah, karena ada kejadian dimana keluarga aku berkunjung di apartemen aku, saat aku membawa mu di apartemen ku. Setelah kejadian itu kita jarang bertemu, apalagi mengobrol pun jarang," sambung varo dengan menahan air mata.

"Kita bertemu pun sampai bisa di hintung dengan jari, sulit rasa nya gue menerima masa ini by. Gue harap setelah lo bangun masa ini bakalan berakhir dan hidup seperti dulu, pas kita awal bertemu," lanjut varo dengan menangis di hadapan rubby.

Lalu varo mencium kening rubby, air mata varo juga ikut menetes jatuh di pipi rubby.

Kemudian varo menjauh dari muka rubby, dan membayangkan betapa manis nya kisah mereka sebelum kejadian hari itu tiba.

"Aku cinta kamu by," lirih varo dengan penuh cinta menatap ke arah rubby.

Setelah varo keluar dari ruang, di lanjut dengan aletta yang meneteskan air mata melihat keadaan rubby.

Lalu aletta mendekat ke arah rubby dan melihat rubby dengan tatapan kosong.

"Kenapa musibah ini terjadi by!, gue kagak sanggup melihat keadaan mu seperti ini. Cukup lo menderita atas bully itu, dan remehan semua orang. Tapi jangan seperti ini, gue kagak sanggup buat melihat nya by," ungkap aletta yang gak kuat melihat kondisi rubby.

"Andai waktu bisa di putar, gue pastikan lo gak akan ada di kejadian itu," sambung aletta dengan menangis.

"Gue harap lo bisa bangun, dan kita akan mengejar mimpi kita bersamaa. Lalu kita jalan-jalan keluar negeri," ujar aletta yang mengingat kenangan nya bersama rubby.

"Lo ingat gak by, kita harus sukses bareng, dan mengangkat derajat orang tua?" Lanjut aletta dengan sesak di dada.

Lalu aletta berjalan menuju ke pintu, karena aletta sudah tak kuat melihat kondisi sahabatnya seperti ini.

Di luar semua orang melihat aletta seperti itu,membuat mereka iba terhadap aletta.

Di lanjut bapak rubby, lalu saudara rubby, dan seterusnya.

Tak terasa waktu berlalu dengan cepat, dimana sekarang rubby tengah duduk di taman dengan menggunakan kursi ronda.

Sekarang rubby berada di fase pemulihan, rubby di taman di temani oleh kenzo. Mereka memgobrol santai di sertai dengan tawa.

Di sisi lain varo yang melihat itu hanya bisa menghembuskan nafas dengan kasar.

Apa ini waktu nya, buat nyerah? Batin varo yang berbalik arah, lalu berjalan meninggalkan tempat itu.

Varo berjalan melewati kolidor dengan tatapan datar, namun berbeda dengan hati nya. Yang bersedih melihat kejadian barusan.

Di sisi lain, kenzo dan rubby yang tengah tatapan satu sama lain nya, dan melempar senyuman.

"Masa varo seperti itu, pas waktu kecil?" Tanya rubby terhadap kenzo, yang syok dengan masa kecil varo.

"Iya, gue lihat sendiri. Bahkan nih, varo asli nya cengeng dan manja, tapi saat masuk ke remaja dia bersikap cuek," sahut kenzo dengan merasa aneh dengan perubahan varo.

"Tapi pas gue sama varo, dia anak nya nyebelin banget, tapi sedikit ngelawak sih," tutur rubby dengan ceriaa.

"Anaknya emang seperti itu, entahlah dia nurun siapa?, soal nya di keluarga gak ada sikap nya seperti itu, kecuali varo," ucap kenzo dengan menatap ke arah rubby dengan tatapan cinta.

"Tapi walaupun sikap begitu, dia nurut apa yang di katakan oleh bunda nya. Namun ada beberapa ngelangar juga sih, tapi ke banyakan nurut," sambung kenzo dengan senyum tipis.

"Oalah, tapi gak papa dia ngelangar soal nya tak ada manusia yang sempurna. Menurut ku itu bagus, varo bisa menuruti apa yang di katakan oleh bunda nya," puji rubby kepada varo, dengan membayangkan varo hadir di sini.

aku dan bumi (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang