"GUE BENCI SEKOLAH!, SEKOLAH ADALAH TEMPAT NERAKA BAGI GUE!" Teriak rubby yang seakan tidak ingin pergi ke sekolah lagi, mental nya sudah hancur.
Rubby merasa bahwa pikiran nya sudah tidak jernih lagi, salah satu tempat yang rubby hindarin adalah sekolah. Tempat yang membuat batin, mental dan perasaan nya terombang- ambing.
Sebenarnya tidak ada yang salah dari sekolahan nya, tapi yang membuat rubby tidak betah dari sekolah itu adalah orang- orang yang ada di sana.
Rubby sudah berusaha untuk ramah ke orang sana, namun entah kenapa dirinya selalu di sepelekan oleh orang - orang yang ada di sana.
Membuat rubby tidak ingin menemuin mereka semua, yang rubby inginkan adalah keluar dari sana.
Energi rubby terkuras habis gara- gara bertemu dengan orang - orang yang ada di sana.
Di sisi lain ada dua orang gadis yang berada di toilet, suasana di sana terasa mencengkram.
Plak
Suara tamparan yang mengema di toilet itu, terdapat bekas memerah di muka sang korban. Tentu saja sang korban merasa tak terima dengan itu.
"BANGSAT MAKSUD LO APAAN NJING!" Bentak korban itu dengan emosi yang mengebu - gebu.
"Itu balasan dari gue, mewakili rubby. Rubby gak selemah itu, dia bisa saja. Kayak gini, namun rubby tidak mau karena tidak tegaan," ujar gadis itu dengan santai.
"KARENA RUBBY ITU CUPU!, MAKA NYA DIA GAK MAU MEMBALAS GUE!, DAN LO ALETTA JANGAN IKUT CAMPUR!, KARENA INI URUSAN GUE SAMA RUBBY!" Murka elena pada aletta yang selalu ikut campur dengan urusan nya bersama dengan rubby.
"Jangan mentang- mentang ada orang lemah lo seenak nya menindas nya!, karena apa karma bakalan berlaku elena!" Tegur aletta yang ingin membuat elena sadar, kalau sikap nya itu salah.
"Bodoamat, karena kalau lo tidak jahat lo bakalan di tindas. Maka dari itu gue berbuat jahat agar gue tidak di tindas," lontar elena terhadap aletta, dengan terus terang.
"Bacot!" Umpat aletta yang males mendengar apa yang di ucapkan oleh elena.
"Lo gak bakalan tau, kalau lo gak ngerasain ta!" Ujar elena yang ingin membela diri.
"Lo juga gak bakalan tau, kalau rubby mati- matian menahan rasa sakit karena ulah lo pada na," kata aletta yang membela rubby.
"Kenapa lo belain dia ta, kita sudah dekat dari lama!" Kata elena yang sakit melihat aletta berubah dengan cepat.
"Karena gue gak suka dengan sikap lo dan circle lo na, kalian bukan hanya membuat rubby ngak nyaman, tapi gue juga," ucap aletta dengan sejujurnya.
"Kalian terlalu kejam. lo telah membunuh mental seseorang, padahal orang itu gak bersalah. Tapi lo malah membunuh nya karena lo iri dengan orang itu," sambung aletta dengan mata melotot.
"Mental?, mental gue juga ancur ta!" Kata elena dengan mata berkaca- kaca.
"Tapi gue gak sealay rubby," sambung elena dengan santai.
"Mental lo hancur gara- gara keluarga lo sendiri, tapi malah lo melampiaskan semua ke rubby. Yang jelas- jelas gak bersalah," ketus aletta yang telah muak dengan elena.
"Ingat ya elena, orang yang terlihat baik- baik saja, belum tentu keadaan orang itu baik, bisa jadi sebalik nya," kata aletta dengan merasa iba pada elena.
"Lo jangan jadikan orang lain sebagai pelampiasan lo," sambung aletta yang berjalan keluar dari toilet itu.
"Bodoamat, gue bakalan jadikan rubby tempat pelampiasanku," kata elena kemudian berjalan meninggalkan toilet itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
aku dan bumi (END)
Teen FictionSeorang gadis yang bernasib malang, ia dipaksa kuat oleh keadaan. Gadis itu bernama rubby, ia memiliki banyak trauma yang selalu mendampingin nya. Ayo simak!!. Penulisannya masih berantakan. Cover dari pinterest. Cerita ini murni dari pemikiran saya...