Bab 8

17 2 1
                                    

"Nah kan, udah minta maaf saja," saran aletta pada rubby, dengan santai nya.

"Gengsi," lirih rubby dapat terdengar sama aletta, aletta yang mendengar itu langsung syok.

"Gengsa, gengsi. Sekarang lo minta maaf saja, dari pada menyesal karena perbuatan lo yang jahat itu," saran aletta pada rubby dengan senyum.

"Oke, gue bakalan coba," kata rubby dengan gemetar.

IBU NEGARA🫡🫡.

Bu, maaf.

Ya.

Setelah itu rubby merasa lega, benar- benar lega, lalu rubby menatap ke arah aletta.

"Makasih," ujar rubby dengan senyum pada aletta.

"Okey, btw gue juga makasih," kata aletta dengan senyuman manis.

"Iya, btw cerita mu bagus banget. Semangat," tutur rubby dengan ceriaa.

"Boong kan lo, mana mungkin cerita ku bagus. Orang kalimat nya masih berantakan, seriusan susah amat buat cerita," curhat aletta yang pusing memikirkan alurnya.

"Bene......" kata rubby yang belum selesai, tapi di potong sama circle sebelah.

"Main nya kok sama dia," kata ketua circle dengan menunjuk ke arah rubby, dengan tatapan penuh kebencian.

"Tega ninggalin berlian demi sebongkah sampah," lanjut ketua circle itu dengan penuh kekesalan, karena melihat aletta sangat bahagia sama rubby.

"Kagak kebalik tu?" Lontar aletta yang menatap ke arah ketua circle itu, dengan tajam.

Ketua circle yang mendengar itu tentu saja tidak senang, kemudian menatap ke arah aletta dengan tajam.

"Maksud lo?" Bentak ketua circle itu dengan kesal.

"Gak usah gue jelasin, pasti lo gerti sendiri," ujar aletta dengan sangat berani melawan ketua circle.

"Kalau iri bilang saja, gak usah kayak gitu. Kesan nya kayak norak, gue tau lo pengen temenan sama rubby, tapi karena gengsi lo gede. Maka nya menjelekan  rubby," sambung aletta dengan tatapan datar ke arah ketua circle itu.

Ketua circle yang mendengar itu, menggepalkan tangan di bawah dan menatap ke arah aletta dengan kebencian.

"Ngak usah sok tau lo!" Murka ketua circle itu dengan emosi.

"Len, gue tau semua nya. Jadi lo gak bisa ngelak," ujar aletta membuat ketua circle itu makin emosi.

"Dasar penghianat!, munafik lo anjing!" Umpat ketua circle itu yang makin murka pada aletta.

Kenalin dia elena, cewek yang selalu memperhatikan tingkah rubby, sampai menguap juga. Aneh tapi nyata, bahkan lena tidak segan-segan melihat story ig rubby berkali-kali tanpa menfollow nya.

"Di dunia ini tidak ada manusia yang tidak munafik!, semua pasti munafik tergantung dia nya sadar atau gak!" Ucap aletta dengan keberanian penuh.

Karena elena kalah debat sama aletta, lalu elena pun berjalan meninggalkan kelas dan di ikuti circle nya.

Rubby yang mendengar itu hanya diam saja, lalu menatap ke arah aletta. Aletta yang di tatapan sama rubby, langsung menatap nya balik.

"Kenapa?" Tanya aletta pada rubby.

"Apa alesan lo dekati gue?" Kata rubby yang sepenuh nya tidak percaya sama aletta.

"Udah gue jawab kemaren," ujar aletta dengan males-malesan, padahal kemaren di beritau malah tidak percaya.

"Tapi gue kagak percaya!" Tutur rubby dengan polos nya.

"Terus ngapain gue mau ngajarin lo buat mengubah sikap lo, kalau niat gue jahat by," lontar aletta dengan sabar menghadapin rubby.

"Gue takut gue di buang setelah gue kagak berguna lagi!" Ucap rubby yang masih mempunyai trauma itu.

"Kalau gitu mending dari awal gue ogah ngajarin lo. Dan mati-matian ngebela lo di depan elena itu," ungkap aletta dengan penuh kejujuran.

"Emang dari awal masuk sekolah ini gue, sering memperhatikan lo karena gue sedikit tertarik temenan sama lo. Tapi gengsi gue terlalu tinggi, gue memilih buat memperhatikan lo dari jauh saja, dan entah keberuntungan dari mana kita di pertemukan di kelas yang sama, karena gue masih  gengsi  untuk temanan sama lo, akhir nya  gue hanya memperhatikan lo dari jauh , lama- kelamaan  gue ingin dekat sama lo by, maka dari itu gue memilih untuk keluar dari circle itu, dan membela lo. Karena niat gue ingin teman sama lo doang by," ungkap aletta dengan sedikit belibet, ya aletta juga memiliki kekurangan.

Kekurangan mereka sama, yaitu kalau berbicara belibet. Mesti pun begitu mereka juga berusaha untuk memperbaiki itu semua.

Rubby yang mendengar itu langsung terdiam saja, lalu menatap ke arah depan.

"Kenapa lo berniat buat temanan sama gue, yang sangat tidak berguna, sampah, dan tentu saja tidak pintar?" Kata rubby dengan sejujurnya, karena rubby terlalu sadar diri.

"Emangnya kalau temanan itu harus di kasih alesan ya?. maupun seburuk apapun lo, gue tetap akan berteman sama lo!" Ujar aletta dengan jujur, karena dirinya sudah terlanjur ingin temanan sama rubby.

"Emangnya lo bakalan kuat sama sikap gue?" Tanya rubby pada aletta, dengan menatap aletta.

"Siap saja sih," balas aletta dengan jujur.

Rubby yang mendengar itu langsung tersenyum, lalu memeluk aletta. Aletta yang di peluk sama rubby tentu saja syok, karena ia tidak pernah berkontak fisik sama teman kecuali bergandengan tangan saja.

Ada rasa aneh yang di rasakan sama aletta, karena dirinya baru di peluk sama teman mana cewek lain.

Setelah beberapa detik, akhirnya rubby melepaskan pelukan itu. Dan tersenyum ke arah aletta.

"Naksir lo sama gue?" Tanya aletta dengan was-was , takut rubby belok.

Rubby yang mendengar itu tentu saja, reflek memukul paha aletta. Rubby  gak nyangka kalau aletta sepede ini.

"Dih najis ege," kata rubby dengan melihat ke arah depan.

Aletta yang mendengar itu tentu saja, tertawa lepas. Karena melihat tingkah rubby yang begitu lucu.

Bell istirahat pun telah berbunyi, dimana rubby masih mengerjakan tugas yang tadi di berikan sama guru. Berbeda dengan aletta yang tengah main game, karena tugas nya udah selesai duluan. Karena aletta pintar maka tak butuh waktu lama untuk mengerjakan itu semua.

Setelah rubby selesai mengerjakan, tiba- tiba aletta mengambil buku yang tadi, di kerjakan sama rubby, lalu mengechek apakah yang di kerjakan sama rubby benar atau salah.

Dan ternyata benar, tidak sia-sia rubby kemaren berusaha mati-matian untuk memahami soal ini.

Lalu rubby dan aletta sibuk dengan dunia masing- masing, karena sudah kehabisan topik pembicaraan.

Karena jam kosong nya terlalu panjang, akhirnya semua murid - murid di suruh pulang.

Di gerbang semua murid desak-desak kan untuk pulang, dan ada beberapa siswa yang masih ada di kelas karena males desak-desakan di gerbang.

Lebih baik menunggu sepi, dari pada harus desak-desak kan sama orang. Itu termasuk rubby yang masih ada di kelas dan tentu saja di temani sama aletta.

Setelah merasa cukup sepi, akhir nya mereka berdua memilih untuk pulang.

aku dan bumi (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang