Seperti biasa rubby pergi ke danau, danau adalah tempat paling berharga bagi rubby.
Sekarang rubby duduk di tepi danau, lalu menatap ke arah air danau dengan mata berkaca-kaca.
"GUE BENCI SAMA DIRI GUE!"
"GUE MENYESAL TELAH BERBUAT JAHAT PADA IBU GUE!"
"IBU MAAFIN ANAK MU INI, SEHARUS NYA IBU JANGAN MELAHIRKAN ANAK SEPERTI GUE!"
"KARENA GUE SUDAH MEMBUAT IBU KECEWA!, SEHARUS GUE TIDAK LAHIR DI RAHIM MU!"
"GUE MENYESAL TIDAK BISA MEMENUHI KEINGINAN MU ITU!"
"PASTI IBU MALU KAN MEMPUNYAI ANAK YANG KAYAK GINI!"
"GUE JUGA IBU, GUE JUGA MALU MEMPUNYAI DIRI KAYAK GINI!"
"YANG SELALU MEMBUAT IBU, MALUU!"
"TUHAN KENAPA ENGKAU CIPTAKAN MANUSIA KAYAK SAYA!"
"GUE BENCI DIRI GUE SENDIRI!"
"KAPAN TUHAN NYABUT NYAWA SAYA!"
"SAYA SUDAH TIDAK KUAT UNTUK HIDUP DI DUNIA INI!"
Teriak rubby yang mengungkapkan rasa sakit yang ia rasakan selama ini, dan selalu membuat ibu nya malu.
Saat rubby memiliki masalah, yang ada di pikiran rubby hanya ada kematian saja.
Rubby ingin sekali membanggakan ibu nya, selama ini rubby hanya membuat ibu nya terbebani oleh keinginan yang sangat banyak, tetapi ibu nya selalu menuruti keinginan nya. Walupun tidak semua tetapi rubby sangat lah bersyukur sekali.
Rubby berharap semoga dirinya bisa membanggakan sang ibu nya. Selama ini rubby sangatlah bingung gimana cara agar ibu nya bangga memiliki anak seperti dirinya.
Rubby sangat malu mengucapkan kata maaf dan makasih pada sang ibu . Saat rubby ingin mengucapkan dua kata itu, mulutnya selalu terbungkam.
Air mata rubby terus mengalir dengan deras, namun rubby hanya membiarkan air mata itu. Karena nangis membuat rubby menjadi tenang.
Tak terasa langit mulai gelap, rubby masih ada di sana, dengan melamun. Tiba-tiba ada tangan yang menepuk pundak rubby, sontak rubby menoleh ke arah nya.
Ternyata varo yang telah menepuk pundak nya, lalu varo duduk di samping rubby.
"Udah malam, kenapa masih ada di sini?" Tanya varo dengan senyum manis.
"Pengen aja, terus ngapain lo kesini?" Balas rubby dan membalik pertanyaan itu buat varo.
"Hush, karena gue ada masalah maka nya gue kesini," sahut varo dengan menatap ke arah depan -depan.
Sontak rubby memoto danau ini, lalu tersenyum melihat danau yang begitu indah.
"Udah sana pulang, dah malam. anak cewek gak baik, kalau masih ada di sini malem- malem," nasehat varo dengan menatap ke arah depan.
"Lo juga pulang sana, anak cowok juga gak baik disini malam - malam," kata rubby pada varo dengan menatap ke arah depan.
"Gue baru datang ege, yakali di suruh pulang," ujar varo lalu menatap ke arah rubby.
"Kemaren gue juga gini, di suruh pulang. Kayak danau ini milik bapak kau ," omel rubby pada varo, dengan kesal.
Rubby pun berdiri dan memaksa varo untuk pulang, tentu saja tidak mudah untuk membuat varo pulang. Setelah sekian lama akhirnya varo mau.
Di kamar rubby tengah vc an sama aletta, karena lagi belajar bareng. Tentu saja aletta begitu sabar mengajari rubby belajar.
Sebenarnya aletta tidak begitu sulit untuk mengajari rubby, karena sebagian dari mapel rubby paham dan mampu mengerjakan tugas nya.
Tentu saja di temanin oleh musik, rubby sangat suka lagu- lagu yang berbau- bau galau, walaupun dirinya tidak galau. Itu membuat aletta terheran- heran lah.
Walaupun begitu aletta tetap menikmati lagu itu, sambil belajar. Tentu saja itu tidak membuat mereka kehilangan fokus.
"Njitrr susah nya," kata rubby yang tidak paham dengan pelajar ekonomi.
Aletta yang mendengar itu langsung menatap ke arah rubby.
"Yang mana?" Lontar aletta pada rubby.
"Yang ini," ujar rubby yang memperlihat kan soal yang tidak ia pahami.
Aletta yang melihat itu langsung menjelaskan dengan detail, tentu saja rubby menulis itu di buku catatan yang kecil. Walaupun begitu aletta menyiap kan sesi tanya jawab.
Tentu saja rubby bertanya- tanya, dengan senang hati aletta menjawab nya. Dan tak lupa ada sesi istirahat untuk bercerita, setelah itu mereka belajar dengan giat.
Esok kan hari nya telah tiba, dimana rubby dengan pusing mengerjakan tugas yang telah di berikan sama guru.
Duh, ini gimana cara mengerjain nya, batin rubby dengan menatap ke arah buku nya.
Aletta yang menyadari bahwa rubby tengah kebingungan, langsung menoleh ke arah samping.
"Mana yang gak bisa?" Kata aletta yang melihat ke arah rubby.
Kemudian rubby menunjukan ke nomor yang ia belum bisa, lalu aletta menjelas kan dengan detail. Tentu saja rubby dapat memahami yang di jelaskan sama aletta.
"Oke, makasih ta," ucap rubby dengan gembira, lalu mengerjakan nya dengan semangat.
Aletta hanya menganggukan kepala, lalu menlanjutkan tugas nya. Tentu saja kejadian tadi di saksi kan oleh elena, elena yang melihat itu hanya meremas kertas saja.
Dih, alay banget, batin elena dengan kesal, yang masih menatap ke arah mereka berdua.
"Elena, kenapa kamu melihat ke arah rubby dan aletta?" Tanya guru pada elena, karena tidak mengerjakan tugas.
Malah menatap ke arah rubby dan aletta, tentu saja semua murid yang ada di sana langsung menoleh ke arah elena.
Sontak elena menatap ke arah guru tersebut, kemudian menatap ke arah sekitar. Yang semua orang pada melihat nya, lalu menatap kembali ke arah guru tersebut.
"Eh, enggak kok bu. Mungkin bu guru salah liat," ujar elena dengan senyum ke arah guru itu.
"Kamu pikir saya tidak melihat, kalau kamu tengah memperhatikan mereka berdua?" Kata guru itu dengan berjalan mendekati elena.
Guru itu melihat ke arah buku elena yang belum di isi sama sekali, lalu guru itu menatap ke arah elena.
"Kenapa buku kamu masih kosong?, bukan nya ngerjain malah melihat ke arah mereka berdua!" Omel guru itu pada elena, elena yang mendengar itu hanya terdiam saja.
"Hehehe bu, ini saya mau ngerjain," ucap elena lalu mengambil pulpen dan mengerjakan.
Guru itu kemudian melihat ke arah sekitar, para murid masih melihat ke arah nya.
"Apa kalian liat-liat, cepat kerjain," ujar guru itu dengan kesal, sontak semua murid pada mengerjakan semua tugas itu.
Bell istirahat berbunyi, dimana semua murid berbondong- bondong pergi kekantin, ada juga murid yang tidak kekantin. Karena sudah di bawakan bekal sama mama nya.
Kelas terdapat rubby yang tengah menonton film upin dan ipin, sedangkan aletta tengah nonton drakor.
Mereka sibuk dengan dunia masing - masing, tiba - tiba ada yang nyindir rubby karena dirinya lagi nonton upin dan ipin.
"Udah gede masih saja nonton upin ipin, pantes kayak bocil," nyindir elena dengan terus terang, padahal elena suka banget sama doraemon.

KAMU SEDANG MEMBACA
aku dan bumi (END)
Teen FictionSeorang gadis yang bernasib malang, ia dipaksa kuat oleh keadaan. Gadis itu bernama rubby, ia memiliki banyak trauma yang selalu mendampingin nya. Ayo simak!!. Penulisannya masih berantakan. Cover dari pinterest. Cerita ini murni dari pemikiran saya...