Bab 58

5 1 0
                                    

Siang harinya telah tiba, dimana rubby tengah di marahin oleh ibu nya. Karena telah membuat kesalahan.

"Lo gitu saja masa gak tau!" Bentak ibu yang tengah emosi.

"Maaf," lirih rubby.

"Lo seharusnya ngalah sama adek, dan kakak. Karena adek mu masih kecil, dan kakak mu sudah besar, jadi harus nurut. Mengerti gak?" Kata ibu dengan ketus terhadap rubby.

Harus ngalah sama adek dan kakak?,  harus kah gue ngalah sama mereka berduaa?, batin rubby.

"Lo seharus nya bisa lebih dewasa lagi by," sambung ibu dengan teriak- teriak.

Dewasa?, dari kecil gue harus ngalah sama sepupu, dari kakak dari adek. Belum cukup dewasakah gue?, gue tau sikap gue terlalu kekanak-kanakan, tapi gue juga sudah ngalah sama mereka saat mereka egois bu, batin rubby yang mengeluarkan unek-unek nya di dalam hatinya.

"Lo juga harus mengerti keadaan by," lanjut ibu terhadap rubby.

Gue akui kalau gue emang kurang gerti kepada ibu, tapi bisa kah ibu ngertiin rubby. Demi apapun rubby capek, rubby ingin sekali menghindar dari kalian semua. Mental rubby hancurr, batin rubby dengan menahan sakit.

Andai tuhan memberikan kesempatan kepada gue, gue ingin meninggalkan keluarga ini dan negara ini. Gue ingin menata mental gue yang telah hancurr ini, batin rubby dengan menahan tangis.

Dari kecil gue sudah di bully sampai sekarang, bahkan gue di perilakukan gak adil oleh orang-orang sekitar, di sertai dengan pertengakaran orang tua. Belum lagi masalah itu datang dengan samaan, apa gue bisa jalanin hal gila itu?. Tapi nyata nya gue bisa jalanin hal gila itu, batin rubby lalu berjalan meninggalkan ibu yang lain ngomel-ngomel.

Gue tau hidup ini bukan tentang gue saja, tapi kenapa hidup gue gak ada satu pun keberuntungan. Coba saja gue beruntung 1 hal, pasti gue bahagia, batin rubby yang tengah berjalan menuju kekamar nya.

Hidup gue sudah gak ada arah, sejak dulu. Sekarang pun juga gak punya arah, jadi untuk apa gue hidup? Kalau gue gak punya arah hidup, batin rubby yang tengah kacau.

Di mata orang gue selalu salah padahal gue sudah melakukan hal benar, mungkin orang benar kalau gue emang gak pernah benar, batin rubby dengan meneteskan air mata.

Selalu salah?, sudah menjadi hal biasa. Yang gue inginkan hanyalah kematian saja, batin rubby yang menangis.

Malam harinya dimana rubby tengah belajar sama aletta, rubby tampak belajar serius. Karena ingin mendapatkan nilai terbaik agar bisa lolos di perkuliahan luar negeri.

Bahkan rubby bisa mengerjakan soal sulit, atas usaha keras nya untuk belajar itu.

Sampai aletta terheran-heran, tumben rubby giat seperti ini.

"Tumben giat?" Tanya aletta terhadap rubby.

"Gue ingin kuliah di luar negeri," balas rubby membuat aletta paham, mengapa sekarang rubby sangat giat belajar.

"Semoga kecapaii," ucap aletta dengan reaksi senang.

Namun rubby hanya menganggukan kepala saja, dan belajar dengan serius.

Keesokan hari nya telah tiba, dimana rubby tengah duduk di kelas, sambil memandangi cowok yang berada di lapangan sekolah.

"Tampan bukan by?" Goda aletta karena rubby selalu menatap ke arah salah satu cowok yang ada di sana.

"Pakek nanyak!" Ucap rubby lalu membuang pandangan tersebut.

"Cieeee. Kiw, kiw, kiw," kata aletta dengan tertawaa.

"Btw tu osis di kelas kita  kenapa ya dengan mata nya?" Ujar rubby dengan kepo, dan berharap kalau itu orang kenak karma.

"Kena karmaa," kata aletta dengan caplas- ceplos.

Membuat rubby kaget, karena sekarang rubby senang kalau dia kena karma.

"Serius lo?" Tanya rubby dengan tak percaya.

"Cepat amat karma nya, dan kurang lama," sambung rubby dengan polos nya.

"By," ucap aletta dengan tertawa.

Chellsy yang bermimpi seperti itu, langsung meneteskan air mata. Walaupun mimpi namun chellsy tetap merasa sakit itu.

Namun chellsy bersyukur, karena ada part dimana ada aletta nya.

Di alam mimpi.

Rubby tengah melihat orang-orang yang jalan berdua sama ayah mereka, dan di belikan apa saja yang mereka mau di hari itu juga, membuat rubby tersenyum miris.

Andai gue mempunya ayah seperti itu, mungkin gue sudah bahagia, batin rubby dengan meneteskan air mata.

Lalu rubby berjalan meninggalkan tempat itu dengan cepat nya.

Tiba-tiba chellsy terbangun dari tidurnya, lalu menatap ke arah jam yang sudah menujukan pukul 00:47, membuat rubby menghembuskan nafas dengan kasar.

"Gue bermimpi dimana gue menerima masa pahit itu, walaupun sudah lama tapi gue tetap merasakan sakit hati memimpikan nya," lirih chellsy dengan melihat ke arah samping.

"Oke chel, sekarang hidup mu sudah berubah. Tidak seperti dulu, lo harus melupakan masa itu," sambung chellsy yang berusaha melupakan kenangan pahit itu.

"Lo jangan merasa paling tersakiti, karena semua orang juga merasakan sakit. Namun mereka tidak koar-koar seperti diriku ini," lanjut chellsy.

"Lo pasti bisa chell," ucap chellsy lalu merebahkan tubuhnya, dan menutup mata nya dan berharap dirinya bisa tidur.

Keesokan harinya telah tiba, di bandara ada angkasa dan varo yang ingin mengantarkan chellsy.

"Bay-bay chellsy, jangan lupa ngabarin gue yaa!" Ucap angkasa terhadap chellsy.

"By, kalau sudah sampai di indonesia jangan lupa ngabarin gue juga," kata varo terhadap chellsy.

"Iya gue bakal mengabarin kalian!" Tutur chellsy terhadap ke 2 cowok itu.

"Btw hbd rubby chellsy zamoraa!" Ucap angkasa terhadap chellsy.

"Hbd sayang, semoga kamu selamat dalam perjalanan yaa!" Tutur varo terhadap chellsy.

"Makasihh," kata chellsy dengan ceriaa, ternyata masih ada yang mengingat hari ulang tahun yaa.

"Varo, jangan lupa perkataan gue kemaren ya var?" Sambung chellsy terhadap varo.

"Gue udah lupa, pokok nya lo adalah wanita di masa depan gue!" Tolak varo tentang ucapan chellsy kemaren.

"Angkasaa semangatt bekerja nyaa, jangan lupain guee!" Ucap chellsy terhadap angkasa.

"Siap chell," kata angkasa.

"Sampai jumpa lagi, tunggu gue yaa!" Pekik chellsy dengan berjalan masuk ke arah bandara.

Sambil melambaikan tangan, angkasa dan varo pun membalas melambaikan tangan juga.

Di pesawat chellsy berasakan perasaan yang gak enak, membuat  chellsy gelisah. Dan tak lupa berpikiran buruk akan keadaan nya.

Gue gak bakalan kenapa-napa, batin chellsy yang berusaha membuang fikiran buruk nya.

Di sisi lain ada angkasa yang tengah menjalan kan mobil dengan kecepatan sedang, tiba- tiba hp nya berdering membuat angkasa mengambil hp, sambil menyetir.

"Hallo dok, kenapa?" Tanya angkasa yang tengah fokus ke arah depan.

"Dokter angkasa, cepat datang dok. Ada pasien yang gawat darurat," jawab dokter lain yang bertengah berlari menuju ke ruangan ICU.

"Oke dok, 20 menit lagi saya datang," kata angkasa kemudian memutuskan telpon tersebut.

aku dan bumi (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang