Takdir Lain Dari Allah

1.8K 28 3
                                    

⚠️ cerita ini direvisi ulang ya guys. Terimakasih sudah baca, jangan lupa vote dan komen. Terimakasih🙏🥰
________________________________

Angin malam bertiup dengan kencang, angin itu terasa sangat menusuk kulit. Sedangkan di sebuah balkon kamar terlihat ada seorang laki-laki yang sedang menatap langit malam dengan tatapan nya yang kosong. Namun air mata tampak mengalir sehingga membasahi wajah tampannya.

"Kenapa engkau tega mengambil nya ya Allah" Lirih laki-laki itu.

Tiba-tiba lamunan nya buyar ketika dia mendengar ada yang mengetuk pintu kamarnya.

"Assalamualaikum nak. Ini Bunda sama ayah bawain makanan buat kamu, bunda mohon kamu makan ya nak, nanti kamu malah sakit dari pagi kan kamu belum makan."

Rasanya laki-laki itu malas sekali untuk berinteraksi dengan siapapun. Meskipun itu kedua orangtuanya. Namun di satu sisi dia juga takut kalau ayah dan bundanya akan bertambah khawatir.

"Wa Alaikum salam. Masuk aja nda, pintunya nggak Yusuf kunci kok."

Zainab dan Azhar pun langsung membuka pintu kamar putra mereka sambil membawa makanan. Zainab menaruh baki tersebut diatas nakas yang bersebelahan dengan kasur putranya.

Zainab melihat bahwa putranya sedang duduk di dekat balkon dan terasa angin malam yang dingin telah menyelimuti kamar laki-laki itu. Zainab pun mendatangi putranya yang masih setia duduk dengan menatap langit. Zainab mengusap punggung putranya dengan lembut.

"Di tutup aja balkon nya ya nak. Udaranya lagi dingin banget, bunda takut nanti kamu sesak nafas, atau masuk angin." Yusuf hanya mengangguk pelan tanpa menjawab.

Laki-laki itu adalah Yusuf Zuhaydi Al-abrar. Anak bungsu dari pasangan Azhar Yazid Al-abrar dan Zainab Sa'adah. Hampir satu bulan ini sifat Yusuf berubah drastis semenjak perempuan yang telah menjadi tunangannya telah berpulang kepada sang pencipta.

Flashback on:

"Bunda, kenapa bunda menangis?" Tanya Yusuf yang baru saja pulang dari kantor tempat dia bekerja.

"Nak, barusan bunda dan Ayah mendapatkan kabar, bunda berharap kamu dapat menerima kabar ini dengan lapang dada."

Kedua alis laki-laki itu saling bertaut karena bingung dengan maksud dari perkataan bundanya nya. Azhar pun memerintahkan Yusuf untuk duduk sebentar, lalu Azhar mulai menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

"Nak, baru saja Ayah mendapatkan kabar bahwa kondisi Adiba semakin memburuk. Dan sekarang....." cukup lama perkataan Azhar terjeda, pria paruh baya itu bingung untuk melanjutkan perkataannya.

"Sekarang apa yah?" Tanya Yusuf dengan raut wajah yang benar-benar khawatir.

"Adiba sudah berpulang kepada Allah"
Degg. Yusuf merasakan sesak di dadanya.

"Yah, mungkin kabar ini tidak benar. Ayo sekarang kita temui Adiba. Yusuf yakin diba masih ada, dia pasti sembuh." Yusuf memaksa Azhar dan Zainab untuk segera pergi ke rumah Adiba.

Azhar dan Zainab langsung memeluk tubuh Yusuf. Mereka pun membawa Yusuf ke rumah Adiba supaya laki-laki itu bisa percaya akan kabar ini.

Sesampainya di rumah Adiba, keluarga Azhar langsung di berikan jalan oleh para pelayat supaya mempermudahkan mereka untuk masuk.

Mata Yusuf membulat sempurna melihat seseorang yang terbaring kaku dan sudah di tutupi oleh kain putih, dan sudah pasti itu adalah perempuan pujaan hati Yusuf.

Tiba-tiba dada nya terasa sesak, nafas laki-laki itu mulai tersengal-sengal. Semua orang yang ada disana panik. Azhar langsung mencarikan inhaler untuk putra nya.

Namun saat inhaler belum dapat di temukan tubuh Yusuf perlahan melemas dan laki-laki itu jatuh pingsan.

Flashback off.

Yusuf pun duduk di atas tempat tidurnya dengan Azhar dan Zainab berada di sisi kasur. Azhar merapikan rambut Yusuf yang terlihat berantakan.

"Nak, makan dulu ya?" Yusuf mengangguk kan kepalanya. Kemudian Zainab mulai menyuapi Yusuf dengan semangkuk bubur.

Zainab sesekali membelai tangan Yusuf. Tangan laki-laki itu sudah terasa dingin karena terlalu lama duduk di balkon. Matanya juga terlihat sembab, karena selalu menangis.

Namun baru saja dua suapan yang masuk Yusuf sudah menggelengkan kepalanya.

"Udah nda, Yusuf udah kenyang"

Melihat perilaku putranya, Azhar mulai mencoba untuk kembali memberikan nasehat kepada Yusuf. Azhar mengusap punggung Yusuf dan berkata.

"Nak, apakah kamu lupa bahwa Allah tidak suka terhadap seseorang yang berlarut dalam kesedihannya? Dan apakah kamu lupa bahwa semua ini adalah takdir Allah yang harus kamu terima?"

Yusuf hanya diam dan tertunduk saat mendengarkan pertanyaan ayahnya. Azhar pun melanjutkan perkataan nya.

"Yusuf, setiap yang bernyawa pasti akan kembali kepada pemiliknya. Baik itu Diba, ayah, bunda, kamu, bahkan seluruh makhluk di bumi akan kembali kepada pemiliknya nak. Dan satu lagi kamu harus bisa menerima ketetapan Allah, karena kita tidak ada yang tahu maksud dari ketentuan itu." Yusuf terlihat menitihkan air matanya.

"Dan ingat, kamu tidak boleh terlalu larut dalam kesedihan mu nak, ayo kita bangkit sayang. Mungkin Allah telah memberikan jalan yang lain yang lebih baik untuk hidup mu."

______________________________________

Ya Hayatirruh (Wahai Belahan Jiwaku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang