BAB 2: PULANG

48.7K 3.2K 39
                                    

SELAMAT MEMBACA 

*** 

Kama turun dari taksi yang membawanya dari bandara. Memandangi bangunan kos miliknya yang bertuliskan "Kos Anthracite" di depannya.

Kalau kalian tau Anthracite atau dalam bahasa indonesia di sebut antrasit merupakan sebuah kelas batubara dengan kualitas terbaik. Kenapa dia menamai kos-kosan miliknya seperti itu, sebenarnya dia tidak memiliki alasan khusus.

Kos-kosan miliknya di bangun setelah dia terjun kedunia kerja. Pekerjaan pertamanya dulu adalah seorang geost bagian eksplorasi batubara. Jadi saat membangun kos-kosan pertamanya dulu, tiba-tiba saja Kama kepikiran dengan nama kelas batubara kualitas terbaik. Dan akhirnya saat dia membangun kos-kosnya yang lain dia menamai dengan mana yang sama.

"Pak Kama? Kok datang tiba-tiba?" Ucap Bu Marni langsung meletakkan sapunya saat melihat majikannya datang. Dia langsung membantu Kama membawa barang-barangnya dan masuk kedalam rumah.

"Sudah Bu, taruh situ saja." Ucap Kama sambil menunjuk ujung ruangan.

Setelah itu Bu Marni langsung pergi kedapur untuk membuatkan minum. Pasti pemilik kosnya itu merasa lelah karena dari perjalanan jauh.

"Di minum Pak," Bu Marni meletakkan segelas minuman dan beberapa toples camilan.

"Terimakasih Bu. Gimana kos-kosan selama saya tidak datang. Lama ya sepertinya saya tidak kesini, sampai lupa kapan terakhir kesini." Ucap Kama menanyakan kondisi kos-kosan miliknya yang sudah lama tidak dia kunjungi.

"Alhamdulillah aman Pak, semua lancar. Kamar mandi yang bulan lalu rusak juga sudah selesai di perbaiki semua." Bu Marni langsung melaporkan apapun yang berkaitan dengan kondisi kos yang dia jaga. Bahkan hal kecilpun selalu dia laporkan, termasuk para penghuni kos yang kadang suka nunggak bayar kos atau ada yang mambawa teman laki-laki masuk kekamar kos semua di laporkan pada Kama tanpa terkecuali.

"Itu yang suka nunggak apa masih ada disini, siapa namanya?" Tanya Kama lagi. Sekitar setahun ini ada satu penghuni kosnya yang suka sekali nunggak bayar kos.

"Kila Pak, Mbak Kila masih ngekos di sini." Jawab Bu Marni.

Kama hanya mengangguk faham. Dia lalu berdiri dari duduknya dan melihat bangunan di sebelah rumahnya. Bangunan dua lantai dengan banyak pintu disana.

Rumah yang saat ini dia tempati berada persis di sebelah kos-kosan miliknya. Masih satu pekarangan. Jadi penjaga kos bisa dengan leluasa mengontrol siapa saja yang datang ke kos miliknya.

"Ada yang aneh-aneh lagi tidak?" Tanya Kama lagi.

Ingatannya kembali pada kejadian sekitar empat bulan yang lalu saat salah seorang penghuni kosnya ada yang kedapatan membawa teman laki-lakinya menginap.

Setelah mendapat laporan tersebut. Kama langsung mengusirnya dan mengembalilan uang sewa yang baru di bayarkan. Lebih baik mengembalikan uangnya dari pada dia berurusan dengan penghuni yang sudah melanggar aturan. Kama benar-benar tidak akan memberi toleransi pada penghuni kos yang kedapatan membawa teman lawan jenisnya menginap.

"Tidak ada Pak. Penghuni yang sekarang baik-baik anaknya. Kebanyakan mahasiswa. Cuma beberapa yang karyawan. Mereka juga jarang di kos karena sibuk. Setiap malam saya kontrol kalau-kalau ada yang bawa teman menginap lagi. Sejauh ini masih aman."

Kama mengangguk faham.

"Kamar penuh Bu?" tanya Kama lagi. Karena ketika di perhatikan semua kamar tertutup dengan rapat.

"Penuh Pak, nomor 4 sama nomor 8 yang kosong itu sudah ada yang menempati sekarang. Jadi penuh," ucap Bu Marni lagi.

"Syukurlah kalau begitu."

JURAGAN KOS  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang