BAB 36: BAIKAN

32.5K 2.7K 90
                                    

SELAMAT MEMBACA
***

Kila membuka pintu kamarnya dan melihat matahari yang sudah lumayan tinggi. Saat melihat jam, ternyata sudah pukul setengah 8 pagi pantas saja. Kila meregangkan otot-otot tubuhnya di depan kamar. Di sana kebetulan ada Ema yang juga baru keluar dari kamarnya.

"Baru bangun Mbak?" Sapa Ema pada Kila.

"Iya Em, mau kemana libur-libur kok sudah rapi?" Kila mengamati penampilan Ema yang sudah rapi dengan tas slempang di bahunya. Sepertinya gadis itu hendak pergi.

"Mau keluar Mbak sama teman," jawab Ema.

"Teman apa teman?" Goda Kila pada Ema. Gadis itu langsung tersenyum malu.

Tiba-tiba pintu kamar sebelah Kila terbuka, Intan keluar dari kamar dengan wajah mengantuknya.

"Kalian pagi-pagi kok, sudah ada di luar?" Tanya Intan sambil mengusap matanya tanda masih mengantuk. Sepertinya gadis itu juga baru bangun.

"Bangun Tan, lihat matahari sudah tinggi. Pagi dari mana," jawab Ema sambil menunjuk kearah langit.

Sontak Intan menatapnya, dan tersenyum malu.

"Sudah siang ya, ku fikir masih subuh." Jawab Intan pelan.

Kila dan Ema hanya menggeleng tak habis fikir dengan kelakuan Intan. Entah gadis itu ngelindur atau memang sedang melawak.

"Sudah sana kalau mau pergi nanti kesiangan," ucap Kila pada Ema.

Ema pun mengangguk, lalu pamit pada Kila dan Intan. Setelahnya gadis itu pergi.

Begitupun dengan Intan, Intan juga pamit untuk kembali kekamarnya entah mandi atau justru melanjutkan tidurnya.

Sekarang hanya tersisa Kila yang duduk santai di depan kamar kosnya. Hari libur seperti ini, entah apa yang ingin dia lakukan selain bersantai.

Kila menatap kearah rumah di sebelah kosnya. Sepi, seperti tidak berpenghuni. Padahal biasanya, jam segini Bu Marni sudah menyapu di depan.

Kila lalu mengambil ponsel di sakunya. Membuka aplikasi berkirim pesan miliknya. Tidak ada satupun pesan yang masuk.

Kila lalu teringat, jika dia masih memblokir nomor Kama. Kila pun melihatnya, berfikir sebentar apakah ingin di buka atau tidak blokirannya.

"Buka, jangan, buka, jangan, buka, jangan, jangan, jangan. Oke jangan," guman Kila pada dirinya sendiri. Setelah itu, dia kembali memasukkan ponselnya kedalam saku. Dia lalu masuk kekamar, ingin mandi agar lebih segar.

***
Tok...tok...tok...

Kila yang baru selesai mandi tengah menyisir rambutnya, langsung menoleh ketika mendengar suara pintu kamarnya di ketuk.

"Siapa?" Tanya Kila dari dalam kamar.

Namun, tidak ada jawaban. Justru ketukan pintu itu tidak berhenti.

Jika seperti itu, Kila sepertinya tau siapa pelakunya.

Kila langsung meletakkan sisirnya dan langsung membuka pintu. Saat pintu di buka, ternyata benar dugaannya.

Kama, laki-laki itu sudah berdiri di depan kamar kosnya sambil tersenyum.

"Sudah sarapan?" Tanya Kama pada Kila.

"Belum," jawab Kila singkat.

"Ibu ada didalam, diajak sarapan sama Ibu," ucap Kama sambil menunjuk kearah rumahnya.

Kila yang mendengar hal tersebut langsung bertanya.

"Ibu siapa?"

"Ibu mertuamu," jawab Kama langsung. Apa Kila tidak faham, ibu siapa yang di maksud kenapa masih bertanya.

JURAGAN KOS  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang