BAB 14: JODOH TIDAK DAPAT, IKAN JUGA TIDAK DAPAT

35K 2.7K 80
                                    

SELAMAT MEMBACA 

*** 

Kama menyerahkan sebotol air mineral untuk Kila. Kila pun menerimanya dan meminumnya dengan pelan.

Setelah kejadian di angkringan tadi, Kama langsung mengajak Kila untuk pulang bersama karena tujuan mereka sama. Dan sebelum sampai di kos, Kama membelokkan mobilnya di sebuah minimarket untuk membeli minum.

Kini keduanya duduk di depan minimarket sambil menikmati minuman masing-masing.

Kama melirik Kila yang duduk di sebelahnya. Kila tidak tau, dia justru sibuk mengamati lalu lalang kendaraan di depannya.

"Kamu ngapain disana tadi Mbak?" tanya Kama membuka obrolan. Padahal dia juga tau jika gadis itu bekerja. Sudah beberapa saat Kama mengamati Kila di tempat kerjanya tadi sebelum terjadi adegan keributan.

Kila yang mendengar pertanyaan Kama hanya tertawa lirih.

"Kerja lah Pak, memangnya mau apa lagi." Jawab Kila santai.

"Pak Kama sendiri ngapain disana?" tanya Kila balik.

"Nongkrong sama teman-teman saya." Jawab Kama.

"Terimakasih ya Pak, sudah bantu saya tadi." Ucap Kila lagi. Dia sampai lupa belum berterimakasih pada bapak kosnya itu.

"Iya sama-sama. Lebih baik kamu tidak usah kerja di sana lagi Mbak, bahaya apalagi perempuan. Sampai tengah malam begini."

Kila langsung menggeleng pelan.

"Tidak papa Pak saya sudah biasa." Jawab Kila santai.

"Sudah biasa bagaimana, kamu sering di lecehkan seperti tadi. Tidak sehat tempat kerjamu itu Mbak berarti."

Kila lagi-lagi hanya tersenyum. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan tempat kerjanya tadi, yang salah itu orang-orang yang datang kesana. Pemilik angkringan tempatnya bekerja adalah sepasang suami istri yang sangat baik. Jadi Kila merasa sayang jika harus berhenti kerja disana. Juga, dia butuh uang.

"Sering juga tidak Pak, tapi hal seperti tadi bukan yang pertama. Bapak jangan menyalahkan tempat kerja saya dong, itu cuma angringan biasa kok. Bapak juga nongrong disana kan tadi?"

Kama menatap Kila dengan ragu, dia disana karena belum tau tempat apa itu tadi sebenarnya. Hanya saja teman-temannya bilang tempatnya ramai dan makanannya enak-enak jadi Kama penasaran untuk mencobanya.

"Yang salah itu orang-orang yang datang Pak. Bukan tempatnya, kadang mereka datang setengah mabuk seperti tadi, kadang bengong seperti orang kebanyakan fikiran kadang ada juga yang hanya diam berjam-jam tanpa memesan. Orang dengan berbagai masalah banyak yang datang sekedar menyegarkan fikiran, jadi sudah biasa saja."

Ucap Kila tanpa beban sedikitpun. Namun, lain halnya dengan Kama. Laki-laki menatap Kila dengan herannya. Bagaimana bisa Kila bersikap biasa saja setelah mengalami hal tidak mengenakkan seperti tadi. Kama yakin, jika hal tersebut terjadi pada gadis lain mereka akan langsung menangis meraung-rauang. Tapi coba lihat, gadis di hadapannya itu. Seperti tidak terjadi apa-apa.

"Bagaimana kalau semisal saya tidak datang tadi?" ucap Kama lagi.

Kila lalu menggeleng pelan lagi-lagi sambil tersenyum. Seolah-olah tidak akan ada yang terjadi. Semua tetap akan baik-baik saja.

"Ya tidak papa Pak, paling tadi saya pukul sekali lagi pakai nampan kepalanya biar sadar. Orang mabuk memang suka bikin masalah, biasa saja."

"Bagaimana kalau mereka marah dan menyakiti kamu Mbak. Kamu ini perempuan lo, bagaimana bisa bersikap sesantai ini."

JURAGAN KOS  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang