BAB 19: BUBUR DARI PACAR

35.5K 3.1K 153
                                    

SELAMAT MEMBACA
***

Kila keluar dari kamar kosnya dengan lesu. Matanya masih mengantuk, sangat-sangat mengatuk. Bahkan sesekali Kila masih menguap. Jika boleh, dia tidak ingin pergi kerja. Dia ingin tidur dan mengembalikan energinya hari ini. Tapi bagaimana lagi, dia harus kerja tidak bisa bolos. Bicara soal mengantuk, jangan tanya dia tidur jam berapa semalam. Dia baru tidur jam empat subuh.

Setelah negosiasi dengan Kama, yang berakhir di jam setengah dua dini hari Kila langsung masuk kekamarnya dengan niatan tidur.

Namun, saat kepalanya menyentuh bantal bukannya langsung tidur fikiran Kila justru kembali memikirkan apa yang telah terjadi. Semua kembali berputar di otak Kila layaknya sebuah film yang terus di ulang-ulang.

Kila seketika menyesali kesepakatan yang telah dia buat bersama Kama. Bahkan Kila sempat menuduh jika laki-laki menggunakan pelet untuk menjebaknya. Karena dia merasa terlalu patuh padanya semalam.

Dan apa sekarang statusnya, pacar Kama. Kila sama sekali masih tidak menyangka, kenapa bisa-bisanya dia setuju dengan ucapan Kama semalam. Kila mengacak kerudunganya dengan kesal, bisa tidak jika dia batalkan saja kesepakatan semalam. Kenapa dia merasa menyesal sekali.

"Ahhh sudah lah ..." Kila menendang kerikil dengan kesal.

Lalu melangkahnya kakinya menuju tempat kerja dengan malas. Bahkan bukan di angkat, saking malasnya Kila hanya menyeret kakinya. Di seret nanti juga lama-lama sampai batin Kila.

"Biar apa jalan seperti itu?" Ucap sebuah suara tiba-tiba di belakang Kila.

Kila yamg terkejut langsung menoleh, dan lagi-lagi Kama yang muncul. Didalam hati Kila menggerutu kenapa harus muncul lagi bapak kosnya itu. Kenapa laki-laki itu selalu muncul di sekitarnya di saat-saat seperti ini.

"Pak Kama dari mana?" Bukannya menjawab, Kila justru bertanya pada Kama. Berushaa menetralkan suaranya agar tidak ketara jika dia tengah kesal pada Kama.

Kama yang mendengar pertanyaan Kila hanya menatap gadis itu dalam diam. Apa masih tidak jelas dia dari mana.

Tanpa di tanya sekalipun, seharusnya Kila tau jika Kama baru pulang olahraga pagi. Karena laki-laki itu masih menggunakan celana trening dan kaos pendeknya. Tak lupa handuk kecil di lehernya.

"Ini untuk sarapan," ucap kama. Kama mengulurkan bungkusan yang sejak tadi dia bawa.

Sebenarnya Kama sudah mengikuti Kila sejak gadis itu keluar dari gerbang kosnya. Namun, Kama memilih diam dan tidak memanggilnya. Ingin melihat lebih dulu, dan ternyata dia melihat Kila yang berjalan dengan malas-malasan seperti hidup segan matipun tak mau. Bahkan sesekali menendang kerikil di depannya. Kama juga mendengar mulut Kila yang menggerutu entah apa yang tengah di gerutukan oleh gadis itu Kama sama sekali tidak tau.

"Ini apa?" Tanya Kila saat menerima bungkusan yang di berikan oleh Kama.

"Tadi saya pesannya bubur ayam tidak tau kalau nanti kamu buka jadi rudal."

Setelah itu tanpa mengatakan apapun lagi, Kama langsung balik badan dan pergi meninggalkan Kila. Kila yang melihat hal tersebut lagi-lagi di buat heran dengan kelakuan Kama. Kila manatap bungkusan yang katanya bubur ayam itu bergantian dengan Kama yang berjalan menjauh.

Ah sudahlah, Kila langsung melanjutkan niatannya untuk bekerja.

***
"Tumben sarapan?" Ucap Yana yang menghampiri Kila. Tidak biasanya dia melihat temannya itu sarapan seperti ini.

"Mau?" Kila menawarkam bubur yang dia makan pada Yana.

Yana pun mengangguk dan menyendokkan satu suap bubur untuknya. Yana mengangguk-anggukkan kepalanya sambil mengunyah buburnya.

JURAGAN KOS  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang