BAB 50: KAMA INGIN PUNYA ANAK

36.6K 3.2K 135
                                    

SELAMAT MEMBACA
***
"Nduk, ibu mau pergi arisan dulu ya." Pamit Sri pada Kila.

"Arisan kemana Bu, di antar tidak. Tak panggilkan Mas Kama," jawab Kila yang baru saja membereskan piring-piring bekas makan siang mereka.

"Ndak usah, orang cuma dekat kok. Itu rumah cat hijau dekat perempatan. Dekat, banyak temannya." Jawab Sri lagi.

"Lha ini panas lo Bu, masa jalan kaki."

Kila melihat cuaca di luar yang sedang terik.

"Cuma dekat sini kok, sudah ya Ibu berangkat." Ucap Sri lalu pergi lewat pintu belakang. Karena dari luar sudah terdengar suara beberapa orang memanggil untuk pergi sama-sama.

Setelah Sri pergi, Kila langsung menyelesaikan urusan bersih-bersihnya. Lalu ingin bergabung bersama Kama untuk bersantai di ruang tengah.

"Ibu mana?" Tanya Kama saat melihat Kila datang sendiri.

"Arisan katanya. Itu tadi berangkat sama tetangga yang lain."

Kama hanya mengangguk, mengerti. Dia lalu kembali fokus kearah jendela yang terbuka menatap lahan kosong di sebelah rumahnya yang sekarang sedang di gunakan untuk menanam berbagai tanaman oleh ibunya.

"Kamu ingin tinggal disini atau di mana Kil?" Tanya Kama tiba-tiba.

Kila yang belum faham langsung menoleh. Apa maksud suaminya bertanya seperti itu.

"Terserah Mas Kama mau tinggal dimana. Aku sih ikut, memangnya kenapa?" Tanya Kila langsung.

"Siapa tau kamu maunya tinggal di Jogja kan?"

"Tidak juga. Kemarin di Jogja kan kerja Mas. Kalau sekarang sudah menikah, ya ikut suami. Kemana perginya ya ikut." Jelas Kila.

Kama yang mendengar itu lalu mengangguk mengerti.

"Kalau saya maunya tinggal didesa Kil. Saya keluar dari kerja tujuannya mau istirahat. Kamu keberatan tidak kalau kita tinggal didesa saja. Hidup lebih santai seperti ini."

Kila langsung menggeleng, hidup santai desa. Asalkan kebutuhan mereka tercukupi siapa yang tidak mau.

"Mas Kama tidak kerja lagi?"

Kama langsung menggeleng.

"Saya sudah kerja keras waktu muda sekarang maunya istirahat," kekeh Kama.

Kila langsung tertawa, apa secara tidak langsung Kama mengakui jika dia sudah tua. Kenapa kata-katanya seperti orang lansia yang ingin pensiun.

"Jadi sadar kalau sekarang sudah tua?" Goda Kila langsung di sahut gerutuan oleh Kama. Bukan seperti itu juga maksudnya.

"Saya bukannya sadar kalau sudah tua Kila. Saya hanya sadar kalau selama ini, saya banyak kehilangan waktu-waktu berharga saya untuk bekerja. Sekarang saya sudah menikah, maunya menikmati waktu-waktu santai saya bersama keluarga. Apalagi kalau nanti kita punya anak, saya mau setiap saat bisa melihat tumbuh kembang anak. Saya bisa bermain sama dia setiap saat. Tidak mau kehilangan momen-momen pertumbuhan anak-anak saya kedepannya." Kama menjelaskan panjang lebar pada Kila.

Kila lagi-lagi terkekeh mendengarnya. Sedetail itu Kama sudah menyusun masa depan. Apa kemarin pekerjaanya bebar-benar berat, sampai-sampai memutuskan berhenti begitu saja.

"Terus kebutuhan kita setiap harinya bagaimana?"

"Saya sudah hitung semuanya, hasil dari kos-kosan dan saham yang saya beli selama ini. Harusnya cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Asal kamu tidak tiba-tiba minta berlian setiap hari, Insyaallah cukup."

JURAGAN KOS  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang