BAB 18: MENCOBA MENJEBAK JODOH

36.3K 3.1K 199
                                    

SELAMAT MEMBACA 

*** 

"Saya juga butuh istri, kamu butuh suami. Bagaimana kalau menikah sama saya saja Mbak?"

Kila langsung menatap Kama dengan wajah bodohnya. Apa sekarang bapak kosnya itu yang justru kesurupan kenapa bisa bicara sengawur itu.

Dan tolong ulangi apa yang baru saja dia katakan.

Menikah dengannya, apa Kila tidak salah dengar.

"Bapak kesurupan ya? Jangan deh Pak, nanti nambah pekerjaan buat saja." Ucap Kila dengan takutnya. Dia menggeser sedikit duduknya lebih menjauh dari Kama.

Karena kalau tidak kesurupan, rasa-rasanya tidak mungkin bapak kosnya itu mengajak dia menikah.

Kama yang mendengar ucapan Kila hanya mendengus kesal, kenapa jadi dia di tuduh kesurupan. Dasar gadis aneh, batin Kama.

"Memangnya kamu punya pacar Mbak?" Kama justru bertanya pada Kila sama sekali tidak menanggapi ucapan ngawur Kila barusan.

Kila tentu saja langsung menggeleng dengan kuat.

"Punya masa lalu yang belum selesai?"

Lagi-lagi Kila menggeleng. Kama langsung menjentikkan tangannya. Seolah menemukan sesuatu yang menyenangkan. Namun, hal tersebut semakin membuat Kila merasa takut.

"Pak Kama kenapa?" Ucap Kila.

"Orang tidak punya pacar kok sok-sok an mau menikah."

Kama terlihat mengejek kearah Kila. Kila yangg melihat tersebut hanya membatin dengan kesal.

"Kalau punya saya juga tidak akan susah Pak, kalau punya juga saya sekarang tidak duduk disini dengan galau seperti ini." Kila menjawab dengan kesalnya.

"Yasudah menikah sama saya saja Mbak, kalau begitu. Kita sama-sama untung."

Kama berfikir kenapa tidak mencoba peruntungan. Kemarin saja ada sedikit peluang sama yang tidak lajang. Kalau sekarang dia mencoba peruntungan dengan yang lajang dan tidak sedang terjebak di masa lalu yang belum selesai bukankah peluangnya semakin besar.

"Menikah sama Bapak mana enak," jawab Kila dengan kekehannya. Entah sadar atau tidak apa yang dia ucapkan barusan.

Kama yang mendengar ucapan Kila tentu saja tidak terima. Dari mana gadis itu tau jika menikah dengannya tidak enak. Enak sekali mulutnya menuduh, harga diri Kama jadi merasa tersentil jika seperti itu.

"Dari mana kamu tau kalau tidak enak Mbak, memangnya kamu sudah pernah merasakan?" ucap Kama dengan kesalnya pada Kila.

Kila langsung sadar dengan apa yang dia katakan. Kila menutup mulutnya dengan rapat sambil menggeleng cepat.

"Maksud saya itu Pak, apa ya ehhh maaf Pak saya tidak maksud begitu," jawab Kila dengan gugupnya. Apa bapak kosnya itu tersinggung dengan ucapan tidak sengajanya. Padahal maksudnya bukan menjurus kesana.

Lama mereka terdiam, sama-sama hanyut dalam fikiran masing-masing. Kila yang malu pada Kama, dan Kama yang kesal pada Kila. Tidak ada yang membuka suara hingga beberapa saat. Sampai akhirnya, Kama menghela nafasnya dengan pelan.

"Menikah sama saya, kosmu gratis seumur hidup." Ucap Kama lagi.

Kila langsung menoleh, kenapa sekarang justru bapak kosnya itu yang terkesan memaksa.

"Tidak usah Pak, saya masih sanggup membayar kos saya sendiri." Tolak Kila dengan halus.

"Sanggup tapi sering telat. Tunggakanmu dua bulan yang lalu juga belum kamu kasih penuh lo Mbak," ucap Kama setengah mengejek pada Kila.

JURAGAN KOS  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang