BAB 23: KABAR PERNIKAHAN SARAH

33.2K 2.7K 85
                                    

SELAMAT MEMBACA 

*** 

"Kok Kila nya tidak di ajak to Le?" tanya Sri langsung saat melihat putranya hanya pulang sendirian. Padahal sebelum jalan tadi, Sri sempat mengingatkan Kama untuk mengajak pacar barunya itu.

"Kasihan Bu, dia istirahat. Kerja terus, cuma libur kalau minggu. Nanti saja kapan-kapan kalau ada waktu lain tak bawa ketemu Ibu." Jawab Kama meminta pengertian ibunya.

Meski dengan tidak rela, Sri pun hanya mengangguk mengerti. Memahami kesibukan anak-anak muda sekarang yang terlalu sibuk dengan pekerjaannya.

"Padahal Ibu sudah masakan banyak makanan untuk Kila," guman Sri dengan kecewanya.

Kama hanya tersenyum, baru mendengar suaranya sekali apa iya Kila sudah berhasil menggeser posisi dirinya sebagai putra kesayangan ibunya itu. Kenapa seolah kedatangannya tidak terlalu di harapkan, justru Kila yang di tunggu-tunggu.

Apa maksud ibunya, dia juga memasak untuk Kila bukan untuknya.

"Jadi aku tidak boleh makan Bu?" tanya Kama.

"Ya kamu yang harus makan, kamu habiskan semua. Orang banyak kok, awas sampai tidak kamu habiskan." Ucap Sri dengan jengkelnya.

Kama hanya tertawa lalu berjalan masuk kedalam rumah, mengikuti ibunya.

Sampai di meja makan ternyata memang benar sudah ada banyak makanan tersaji, ibunya serius dengn ucapannya barusan.

Kama langsung mengeluarkan ponselnya dan mencari nomor Kila.

To: Kila (Anak Kos)

Send picture

Ibu sudah masakan makanan untuk kamu...

Send ...

Kama langsung menyimpan ponselnya setelah mengirimkan gambar masakan ibunya pada Kila.

Sri sibuk menyiapkan makanan untuk Kama. Seolah Kama tidak bisa mengambilnya sendiri.

Sari yang baru datang, langsung sumringah melihat banyaknya masakan. Tanpa di minta dia duduk ikut duduk di meja makan bersama Kama dan Sri.

"Acara apa ini Bude, kok tumben masak banyak?" tanya Sari pada Sri.

"Rencananya mau menyambut calon mantu, tapi malah tidak di ajak sama Mas mu ini." Jawab Sri.

Sari langsung menoleh pada Kama. Kama yang di toleh seperti itu hanya diam pura-pura tidak dengar. Dia fokus dengan makanannya.

"Mas kama punya pacar?" tanya Sari langsung pada Kama.

Dia cukup terkejut dengan berita yang baru di sampaikan oleh budenya jika sepupunya itu sudah punya pacar. Dapat dimana, namanya siapa, kapan jadiannya. Banyak pertanyaan singgah di fikiran Sari.

Kama hanya mengangguk, mengiyakan pertanyaan Sari.

Sari langsung sumringah, dia mendekatkan duduknya semakin merapat pada Kama. Banyak yang ingin dia tanyakan pada sepupunya itu. Bagaimana ceritanya bisa punya pacar, bukankah budenya beberapa hari yang lalu baru saja curhat sedih memikirkan putra semata wayangnya yang tak memiliki pacar sedangkan anak-anak kenalannya sudah tidak ada yang lajang lagi.

"Siapa Mas? Kok tidak di bawa kesini sih Mas, kenalan sama kami?" tanya Sari dengan tidak sabarannya.

"Sabar, orang baru seminggu kok sudah heboh seperti itu," jawab Kama dengan santainya.

"Anak mana Le?" Sri ikut bertanya.

Kama hanya menghela nafasnya dengan pelan, apa ibu dan sepupunya itu tidak bisa menunggu dia selesai makan untuk mengintrogasinya. Kenapa harus bertanya sekarang. Setidaknya tunggu sampai makannya selesai. Kalau memang sudah tidak sabar untuk bertanya, kenapa tidak tadi sebelum dia makan dan dia bisa makan setelah mereka puas bertanya.

JURAGAN KOS  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang