BAB 6: PENDEKATAN

39.2K 2.7K 70
                                    

SELAMAT MEMBACA
***
Kila berkali-kali menguap dan mengusap matanya yang sedikit berair. Dia merasa sangat mengantuk, karena tidur yang kurang. Semalam dia baru pulang pukul tiga dini hari, lalu tidur sebentar jam setengah tujuh pergi bekerja lagi. Bagaimana tidak lelah, bahkan robot saja butuh istirahat untuk mengisi energi, tapi Kila lihatlah dia bahkan mulai merasa lebih hebat daripada robot.

"Semalam pulang jam berapa?" tanya Yana sambil mengulurkan sebotol kopi kemasan untuk Kila. Berharap dengan meminum kopi, bisa mengurangi kantuk gadis itu.

"Jam tiga," jawab Kila dengan lesunya.

"Lembur di angkringan?" tanya Yana lagi.

Kila hanya menggeleng, sudah tiga hari ini dia menambah pekerjaan yaitu menjaga tempat PS dari jam 12 malam sampai jam 3 subuh.

"Jaga tempat PS," jawab Kila lagi.

"Kamu nambah kerjaan?" Tanya Yana dengan tidak percayanya pada Kila.

Kila hanya mengangguk dengan pasrah.

"Aku butuh uang tambahan Yan. Sebentar lagi juga waktunya bayar kos, uangnya masih kurang. Lumayan jaga tempat PS, bayarannya." Jawab Kila lirih.

Yana tidak tau harus menanggapi apa, dia hanya menggeleng dengan prihatin.

"Sudah jangan melihat seperti itu, aku cuma kurang tidur bukannya mau mati." Kila bicara dengan kekehan pelannya. Berusaha menenangkan Yana yang menatapnya dengan khawatir.

"Kalau begini terus yang ada kamu masuk rumah sakit Kil," ucap Yana dengan khawatirnya. Dia berfikir sampai berapa lama tubuh Kila akan tahan di paksa bekerja sekeras ini. Bukankah manusia hidup itu punya ambang batas.

"Jangan dong, BPJS ku mati belum sempat kuurus lagi. Biaya rumah sakit mahal," lagi-lagi Kila masih bisa bercanda dalam kondisi tubuhnya yang lelah.

Yana langsung memeluk tubuh temannya itu, mengusap punggung Kila dengan pelan. Berusaha menyalurkan sedikit energi untuk Kila agar tetap kuat menahan segala coban hidupnya.

"Sabar ya Kil, aku yakin tuhan sudah menyiapkan hadiah terbaik di depan sana. Jalan perlahan, meski terseok-seok harus sampai finis dan jemput hadiahnya." Ucap Yana dengan bijak.

"Cobaan seberat ini tidak mungkin hanya kipas angin kan hadiahnya," sahut Kila langsung di hadiahi pukulan pelan oleh Yana bisa-bisanya gadis itu masih bergurau.

"Sudah jangan sedih-sedih lagi, semangat hari ini kan gajian." Ucap Kila mengingatkan Yana dengan hari ini. Yaitu tanggal gajian mereka.

Yana langsung sumringah, membayangkan apa yang ingin dia beli gajian ini.

Lain dengan Yana yang bingung untuk membelajakan gajinya, Kila justru bingung membagi uangnya agar cukup untuk memenuhi kebutuhannya.

***

Di tempat lain, lebih tepatnya dimana Kama sedang duduk bersama seorang gadis muda berkerudung biru. Seorang guru sekolah dasar di daerah rumahnya.

Anak gadis Bude Wati yang di kenalkan oleh ibunya tiga hari yang lalu, Sarah namanya.

Kama mengingat pertemuannya dengan Sarah, tiga hari yang lalu.

Flashback On

"Sarah sekarang usianya berapa?" tanya Kama langsung.

Sarah yang di tanya seperti itu merasa cukup heran. Tapi dia tetap menjawabnya dengan tenang.

"24 tahun Mas," jawab Sarah dengan jujur.

Gadis itu membetulkan letak kerudungnya berusaha menutupi rasa gugup yang melandanya.

"Sudah punya calon suami?" tanya Kama lagi.

JURAGAN KOS  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang