BAB 29: BERTEMU IBUNYA KAMA

32.1K 2.9K 96
                                    

SELAMAT MEMBACA 

*** 

Setelah kemarin Kama yang panas dingin maka hari ini adalah giliran Kila. Sejak pagi gadis itu sudah bangun karena merasa tidurnya yang tidak nyenyak. Dia selalu kepikiran dengan pertemuannya dengan ibunya Kama hari ini. Kila benar-benar gugup.

"Kil, nanti dari rumah Mas Kama kamu langsung balik Jogja?" Tanya Bude Yuli saat melihat Kila sudah siap-siap.

"Iya Bude. Soalnya besok sudah kerja." Jawab Kila.

"Ooo yasudah kalau begitu. Nanti kue di atas meja kamu bawa ya." Bude Yuli menunjuk bungkusan di atas meja pada Kila.

"Untuk siapa Bude?"

"Kok untuk siapa. Ya untuk ibunya Mas Kama. Kemarin dia datang bawa banyak barang, tidak mungkin to kalau kamu kesana tangan kosong." Ucap Bude Yuli lagi.

Kila hanya mengangguk, benar juga kenapa dia tidak kepikiran sampai kesana. Ini pasti saking gugupnya Kila sampai tidak memikirkan buah tangan untuk ibunya Kama. Untung budenya sudah menyiapkan, entah bagaimana wajah Kila jika sampai pergi kerumah Kama tanpa membawa apapun.

***
"Jalan sekarang?" Tanya Kama saat mereka sudah memasuki mobil.

Kila hanya mengangguk pelan. Kama yang melihat wajah tegang Kila hanya terkekeh pelan. Kemarin dia yang panas dingin sekarang giliran Kila. Kama benar-benar tertawa didalam hati. Satu sisi dia kasihan pada Kila namun sisi isengnya lebih besar. Dia tidak sabar melihat Kila bertemu ibunya.

"Kamu mau ketemu ibu saya kok seperti mau ketemu hantu begitu sih Kil," ucap Kama lagi.

"Pak Kama mana faham perasaan saya." Jawab Kila langsung.

"Pak terusssssss," cibir Kama langsung.

Lihat, bahkan Kila masih memanggilnya Pak. Kemarin sudah Mas kenapa sekarang kembali Pak lagi.

"Ibunya Mas Kama tidak galak kan. Aku takutttttttt," ucap Kila dengan wajah memelasnya pada Kama.

"Galak dia Kil. Rewel, apa-apa banyak tidak cocoknya. Judes lagi, saya anaknya saja tidak betah di rumah makanya suka di Jogja. Ya itu tidak betah sama ibu saya." Bukannya menenangkan Kama justru menakut-nakuti Kila dengan mengatakan jika ibunya galak.

Berdoa saja ibunya tidak mendengar fitnah kejinya, karena kalau sampai mendengar antara di keluarkan dari kartu keluarga atau di kutuk menjadi batu Kama tidak tau.

Kila semakin takut, jelas wajahnya semakin pucat. Membuat Kama menahan tawanya sekuat tenaga.

"Tapi waktu itu Mas bilang ibunya baik." Cicit Kila lirih.

"Ya gimana, biar kamu mau menikah sama saya." Jawab Kama santai.

"Aku turun disini deh kalau begitu. Ketemu ibunya Mas Kama besok-besok saja. Aku pulang dulu nyiapin mental lagi." Rengek Kila pada Kama. Meski terdengar konyol, tapi sungguh Kila ingin turun dan pulang. Sudah tidak peduli dengan pertemuannya dengan ibunya Kama. Dia benar-benar tidak siap.

"Jangan konyol ya Kila. Ibu saya sudah menunggu di rumah. Kok mau turun disini." Sahut Kama tidak terlalu memperdulikan ucapan Kila.

Akhirnya Kila hanya bisa diam. Terus saja menenangkan perasaanya. Berkali mengatakan jika semua akan lancar dan tidak akan terjadi apa-apa.

Sampai akhirnya mobil Kama berhenti di sebuah rumah sederhana berukuran sedang dengan pekarangannya yang luas.

Kama menoleh pada Kila melihat wajah panik gadis itu Kama sebenarnya tidak tega. Tapi Kama bingung dengan Kila, apa memang seperti itu semua perempuan. Kenapa harus panik seperti itu.

JURAGAN KOS  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang