BAB 28: BERTEMU KELUARGA KILA

30.2K 2.7K 80
                                    

SELAMAT MEMBACA
***

Kila merasa cukup heran melihat barang yang Kama siapkan. Kila berfikir kenapa Kama menyiapkan sebanyak itu. Apakah itu akan di bawa untuk keluarganya atau di bawa untuk ibunya sendiri. 

"Untuk apa Pak barang-barang sebanyak itu?" Tanya Kila saat mereka sudah naik kedalam mobil dan bersiap untuk perjalanan menuju Sukoharjo tempat keluarga Kila tinggal.

Kama yang mendengar pertanyaan Kila langsung menatap protes pada gadis itu.

"Mas," koreksi Kama langsung.

Kila tersenyum malu, jangan salahkan dia. Salahkan saja otaknya yang kadang masih suka lupa itu.

"Iya, Mas. Itu kok bawa sebanyak itu, untuk apa?" tanya Kila mengulangi pertanyaanya.

"Saya kan calon mantu yang baik, harus punya wajah dong di hadapan calon mertua saya. Tidak mungkin datang dengan tangan kosong kan." Jawab Kama dengan santainya.

Kila hanya mengangguk, baiklah biarkan saja Kama melakukan apapun yang dia mau.

"Nanti tolong puji saya ya Kil kalau bude pakdemu tanya." Ucap Kama sambil menatap Kila dengan penuh harapnya.

Kila sedikit heran, memangnya Kama minta di puji bagaimana. Dan apakah itu penting.

"Memangnya kamu minta di puji bagaimana sih Mas?" tanya Kila dengan bingungnya. Jujur saja Kila bingung harus memuji Kama dari segi mana.

"Ya tidak bagaimana-bagaimana. Tapi kamu jangan menjelek-jelekkan saya ya nanti disana."

Kila langsung terkekeh pelan, apa dia bisa simpulkan jika Kama sadar sikapnya selama ini tidak cukup baik untuk di puji sampai-sampai Kama khawatir Kila akan menjelek-jelekannya.

"Saya kan selama ini baik sama Kamu Kil. Saya perhatian, saya loyal, saya setiap malam jemput kamu pulang kerja malah kadang saya tungguin kamu kerja." Ucap Kama lagi dengan Panjang lebar.

"Memangnya siapa yang nyuruh. Yang ada kamu itu sebenarnya gangguin aku kerja Mas."

"Itukan bentuk perhatian saya ke kamu Kila. Coba cari laki-laki di luar sana yang seperti saya pasti tidak ada." Ucapan Kama langsung di angguki setuju oleh Kila. 

"Memang tidak ada. Tidak ada laki-laki yang serewel kamu. Tidak ada laki-laki yang makan kangkung batangnya harus di belah. Makan sayap ujungnya harus di potong. Tidak ada laki-lagi minum teh di saring dua kali. Memang tidak ada. Cuma kamu yang paling-paling rewel di dunia ini." Jawab Kila dengan gemasnya.

"Kamu kok sekarang semakin berani sih Kil sama saya. Tidak takut lagi ya sama saya?" Ucap Kama dengan sedikit kesal pada Kila.

Kama merasa Kila semakin luwes mengomelinya. Lihatlah, gadis itu sudah  seperti tidak memiliki rasa takut lagi padanya. Bahkan Kila sudah berani terang-terangan melotot padanya. Apa maksudnya coba.

"Lihat nanti lah pokoknya." Kila terkekeh pelan, semakin membuat Kama cemas.

Kama mengulurkan tangannya pada Kila. Kila yang bingung hanya diam saja, tidak tau maksud Kama apa.

"Genggam tangan saya Kil, rasakan dingin pasti." Ucap Kama lagi.

Kila langsung menggenggam tangan Kama, dengan tertawa puas. Tadi malam Kama mengejeknya cemen karena tangannya yang dingin sekarang lihat laki-laki itu. Tangannya juga terasa dingin dan bekeringat. Apa Kama mulai panik sekarang.

"Cemen kamu Mas," cibir Kila langsung.

"Diam kamu Kil," gerutu Kama.

***
Perjalanan dari Jogja menuju rumah Bude Yuli memakan waktu kurang lebih 2 jam perjalanan. Sampai di rumah Bude Yuli ternyata sudah ada Pakde Sarno disana namun Bulik Yanti belum kelihatan.

JURAGAN KOS  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang