BAB 55: BROWNIES DARI HANTU JELEK

33.4K 3.1K 178
                                    

SELAMAT MEMBACA 

*** 

"Kila baju saya mana?"

Kila yang sedang bersiap untuk bekerja, hanya bisa menatap Kama dengan malas dari cermin. Sambil membetulkan kerudungnya, Kila hanya mendumel dengan pelan.

"Tolong ambilkan dulu baju ganti untuk saya Kila." Pinta Kama lagi dengan pelan pada Kila.

Kila yang sedang sibuk hanya bisa menatap Kama dengan kesal. Dia yang sedang sibuk, sedangkan Kama, laki-laki itu tengah duduk dengan santai di tepi ranjang sambil bermain game dari ponselnya. Dan demi tuhan, lemari pakaian mereka ada di sebelah ranjang tepat di depan Kama yang tengah duduk. Jadi sebenarnya hanya tinggal berdiri dan berjalan dua langkah kedepan, maka laki-laki itu sudah bisa mengambil bajunya sendiri.

"Atau kamu mau baju satu lemari ini saya hamburkan lagi seperti waktu itu?"

Kila langsung berjalan dengan cepat menuju lemari, jangan sampai otak idiot Kama benar-benar merealisasikan ancamannya.

"Saya tidak mau pakai baju warna merah," ucap Kama lagi saat melihat kaos yang Kila ambilkan berwarna merah.

"Jadi Mas Kama ganteng maunya pakai warna apa?" tanya Kila dengan sabar dan gemasnya. Ingin sekali dia memasukkan putra semata wayang mertuanya itu kedalam karung dan menghanyutkannya di Kali Progo karena setiap pagi selalu ada saja tingkahnya.

"Biru."

Kila mencarikan baju berwarna biru yang Kama inginkan.

"Pendek ya," ucap Kama lagi.

Kila langsung meletakkan kaos berwarna biru tua yang dia ambil dari lemari untuk Kama. Tanpa mengatakan apapun lagi, Kila langsung keluar dari kamarnya dengan pakaian rapi siap bekerja.

Sampai di teras, Kama ternyata sudah menyusulnya. Dia langsung menarik tangan Kila dan menggenggamnya dengan erat.

"Mau sarapan apa pagi ini?" Tanya Kama pada Kila.

"Tidak mau sarapan," jawab Kila langsung.

"Nanti sakit," sahut Kama dengan cepat.

"Kalau cuma tidak sarapan jadi sakit, aku sudah meninggal dari dulu-dulu lah Mas," kekeh Kila. Dia yang awalnya kesal, langsung berubah suasana hatinya ketika mendengar jawaban Kama.

"Untung masih sehat sampai sekarang, kalau kenapa-napa terus bagaimana sama saya," ucap Kama pelan sambil berjalan.

Saat sampai di gerbang, Kila melihat seseorang yang baru saja membuka gerbang.

"Selamat pagi Pak Kama, Mbak Kila." Sapanya dengan ramah.

Kama langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain. Jujur Kama lumayan risih dengan sikap anak kos barunya itu. Beberapa hari ini seperti mencari-cari alasan untuk bertemu dan bicara dengannya. Seolah mencari perhatian padanya. Kama cukup risih dengan sikapnya. Tidak seperti anak-anak kosnya yang lain.

"Pagi Siti. Baru pulang?" Jawab Kila ramah. Dia mengamati Siti yang sepertinya gadis itu baru pulang. Entah menginap di kos temannya atau dari mana karena pagi-pagi baru kembali ke kos.

"Iya Mbak. Mbak Kila mau kerja ya?" tanya Siti lagi dengan ramahnya.

"Iya ini," jawab Kila.

"Ayo Sayang, keburu siang." Kama menghentikan obrolan keduanya karena tidak suka berlama-lama berada disana.

Akhirnya setelah berpemitan, Kila keluar dari kos bersama dengan Kama. Menuju tempat kerjanya dengan berjalan kaki.

"Kusut begitu, mukanya pagi-pagi." Tegur Kila pada suaminya itu.

JURAGAN KOS  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang