BAB 54: HANTU JELEK

38.2K 3.5K 218
                                    

SELAMAT MEMBACA
***
Kembali pada rutinitas biasanya, Kama menjemput Kila yang sedang bekerja. Kama duduk dengan santai sambil mengisap rokoknya. Menunggu Kila dengan sabar di depan toko tempat Kila bekerja. 

Tiba-tiba Kama merasakan tepukan di bahunya. Dan ternyata Kila lah yang datang.

"Lama ya?" Tanya Kila pada Kama.

"Lumayan, ayo pulang." Ucap Kama sambil berdiri dari duduknya.

"Kamu tidak bawakan aku es Mas?" Tanya Kila saat tidak melihat minuman apapun yang biasanya di bawakan Kama saat laki-laki itu menjemputnya.

"Tidak. Ayo beli dulu kalau mau es," ucap Kama sambil menarik pelan tangan Kila untuk pulang.

"Aku mau es boba, cilok mercon sama tahu walik ya Mas," pinta Kila pada Kama.

"Kamu sekarang lancar ya minta jajan. Dulu saya tawarin apa-apa jawabannya cuma tidak, kok sekarang malah minta." Kekeh Kama saat mendengar permintaan Kila.

Kila ikut tertawa pelan, dia semakin mengeratkan rangkulan tangannya di lengan Kama.

"Beda lah, dulu kan sungkan minta sama bapak kos. Kalau sekarang kan minta sama suami, jadi tidak papa." Jawab Kila.

"Jadi selama pacaran sama saya kemarin, kamu masih menganggap saya bapak kos Kil, bukan pacar?" Kama mendengus dengan kesal mendengar ucapan Kila.

"Ya memang bapak kos kok, mau di apakan lagi."

"Ahhh yasudah lah, terserah kamu saja." Ucap Kama pada akhirnya. Mereka berhenti di depan penjual es boba yang ingin di beli Kila. Tepat di sebelah penjual es boba itu ada penjual tahu walik dan cilok mercon. Selama Kila menunggu es boba nya, Kama pergi membelikan tahu walik di sebelahnya.

***
"Nduk sabtu pulang ya," ucap Sri dari panggilan telponnya. Malam ini Sri menghubungi Kila. Menanyakan kabar dari menantunya itu sekaligus memintanya pulang. 

"Insyaallah ya Bu. Ibu mau di bawakan apa kalau kami pulang?" Tanya Kila pada Sri.

"Ndak usah bawa apa-apa. Kalian pulang saja ibu sudah senang." Jawab Sri lagi.

Kama yang baru selesai sholat isya, langsung ikut bergabung bersama Kila mengobrol dengan ibunya.

"Cuma Kila yang disuruh pulang, anaknya sendiri tidak?" Tanya Kama pada ibunya itu. Karena sejak tadi dia dengarkan ibunya hanya meminta menantunya itu pulang. Sepertinya tidak memintanya pulang.

"Kamu tidak usah Le. Di sana saja, Kila pulang sendiri saja. Kasih ongkos buat naik bus," jawaban Sri langsung di sambut tawa oleh Kila namun lain dengan Kama. Kama justru memasang wajah kesalnya pada Sri.

"Punya mantu, sekarang sama anak sendiri lupa." Gerutu Kama pelan.

Kama langsung bangun dari duduknya dan mengambil jaket di gantungan. Mengenakannya dan bersiap ingin pergi.

"Mau kemana?" Tanya Kila pada Kama.

"Kewarung depan."

"Beli apa?"

"Rokok."

"Titip jajan."

"Uangnya mana?" Kama mengulurkan tangannya meminta uang pada Kila.

"Masa kamu cuma di titipin jajan sama istri sendiri, minta uang to Kam?" Ucap Sri dari seberang sana dengan geramnya. Apa semahal itu jajan, sampai uangnya saja harus minta. Memangnya Kama tidak punya uang sekedar membelikan jajan istrinya.

"Ya kalau namanya titip harus kasih uang Bu. Kalau minta di belikan, baru tidak kasih uang." Sahut Kama sambil berlalu pergi. Meninggalkan Kila yang masih asik ngobrol bersama mertuanya itu.

JURAGAN KOS  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang