BAB 15: KADANG JODOH ITU DI JEBAK

33K 2.6K 102
                                    

SELAMAT MEMBACA 

*** 

Kama sedang duduk sambil ngobrol bersama Bu Marni, ketika ponselnya dibatas meja berdering.

Melihat nama Sari yang menelpon, Kama langsung mengangkatnya. Tidak biasanya, adik sepupunya itu menelpon.

"Assalamu'alaikum." Salam Kama saat mengangkat panggilan Sari.

"Waalikumsalam. Mas Kama sedang dimana?" Tanya Sari langsung.

"Di kos. Kenapa Sar?"

"Pulang dulu bisa tidak?"

Kama menghela nafasnya dengan pelan.

"Kalau mau membicarakan masalah lamaran Sarah, tidak bisa." Jawab Kama langsung.

"Bude sakit Mas. Sejak pagi katanya kepalanya berat," Kama langsung berdiri dari duduknya. Pindah keluar agar lebih leluasa berbicara.

"Sakit apa? Orang kemarin masih ngomelin Mas kok." Ucap Kama lagi.

Bagaimana ibunya bisa tiba-tiba sakit, padahal dua hari yang lalu ibunya masih sehat bahkan masih mengomel saat telpon padanya.

"Sakit kepala katanya."

"Sudah di bawa kedokter?"

"Tidak mau. Tapi sudah di panggilkan Pak Bambang, sudah di periksa juga. Katanya tensinya tinggi."

"Terus kondisinya bagaimana sekarang?"

"Ya tidur, habis minum obat."

"Yasudah, nanti Mas pulang." Ucap Kama lalu menutup telponnya.

Dia kembali masuk kedalam rumah untuk mengambil barang-barang pentingnya. Dia akan langsung pulang malam itu juga untuk melihat kondisi ibunya.

Bu Marni yang melihat Kama terlihat buru-buru pun bertanya.

"Mau kemana Pak?"

"Pulang Bu, ibu saya sakit." Jawab Kama.

"Oalah, yasudah hati-hati nggih. Sudah malam, semoga ibunya lekas sembuh."

Kama hanya mengangguk, lalu segera pergi.

***
Keesokan harinya, Kama membawa makanan dan obat untuk ibunya kedalam kamar. Kama melihat ibunya yang sudah bangun itu tengah duduk bersandar di kepala ranjang.

"Sarapan dulu Bu, terus minum obat." Ucap Kama.

Sri yang melihat putranya, lalu bertanya.

"Kapan datang Le?" Tanya Sri pada Kama.

"Tadi malam jam 11," jawab Kama.

Dia mulai menyuapkan makan untuk ibunya. Dengan perlahan, Sri pun memakan sarapannya.

"Ibu ini mikir apa to, kok tensinya langsung naik. Mbok ya sudah, ndak usah di fikirkan yang sudah lewat itu. Di tenangkan fikirannya biar ndak sakit." Ucap Kama mulai berbicara pada Sri.

Ibunya itu tipe orang yang sedikit-sedikit di fikirkan. Dan akibatnya tensinya akan naik. Kalau sudah naik, kepalanya akan sakit.

Sri hanya mengangguk pelan sambil mengunyah makanannya.

"Ndak, Ibu ndak fikirkan apa-apa." Ucap Sri dengan pelan.

"Wong ndak fikirkan apa-apa kok, dari sehat jadi sakit begini." Ucap Kama sambil membuka obat-obatan yang harus di minum oleh ibunya.

"Aku sama Sarah itu memang tidak cocok Bu, kami sudah memutuskan untuk berteman saja. Kami selesai dengan baik-baik. Kalau Sarah mau di lamar laki-laki lain ya biar saja, aku juga sudah tau. Aku tidak papa Bu," Kama berusaha menjelaskan agar ibunya bisa kembali tenang tidak terus memikirkan tetang hubungannya dengan Sarah.

JURAGAN KOS  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang